April 8, 2022

Film yang Lupa Dibahas dan Film yang Baru Ditonton


Film yang saya lupa bahas di postingan Long Time No Talk About Movies Part 1 dan Part 2 kemarin adalah film Luca yang rilis tahun 2021. Sedangkan film yang baru saya tonton awal bulan ini adalah Turning Red (terima kasih Lia dan Mas Bayu atas rekomendasinya~). Leggo~


Luca (2021)
Karena kemarin lupa dibahas dan nontonnya juga sudah lumayan lama, saya jadi nggak ingat jalan cerita film ini kayak gimana. *dipukul*

Sebentar, nonton ringkasannya di YouTube dulu. :|

...

Menurut saya, film ini termasuk kategori plat nomor kendaraan Jakarta alias B aja. Tema cerita yang diangkat tentang rasa ingin tahu seorang bocah, pertemanan, curang di perlombaan, dan tentang toleransi. Bagian yang lucu buat saya adalah ketika ayah dan ibu Luca menyirami anak-anak kecil di kota untuk menemukan anaknya. 😂

Identitas Luca sesungguhnya adalah monster laut. Dia muncul ke permukaan karena penasaran dengan dunia manusia. Namun, manusia di film itu sedang benci terhadap monster laut. Mereka akan memburu monster laut jika bertemu dengannya. Luca dan seorang teman sesama monster laut yang bernama Alberto, mati-matian menutupi identitasnya dan menghindari air semaksimal mungkin agar tidak berubah wujud.

Tbh saya jadi agak kurang nafsu makan sih waktu nonton film ini hehehehe. Mungkin karena faktor nggak suka mengkonsumsi segala jenis ikan, jadi kayak eneg rasanya melihat wujud monster laut di film ini. Nggak menjijikkan sebenarnya tapi yaaa gitu deh keanehan diri ini sedang kumat. :(


Turning Red (2022)
Film ini menceritakan seorang anak perempuan berusia 13 tahun bernama Meilin Lee yang bisa berubah menjadi seekor panda merah ketika terlalu emosional. Ternyata perubahan ini karena memang sudah jalan hidupnya. Setiap anak perempuan di keluarganya, secara turun temurun mewarisi perubahan ini. Hal ini berkaitan dengan sejarah nenek moyangnya zaman dahulu.
 
Keluarga Meilin adalah keluarga Chinese-Canadian yang tinggal di Toronto, Kanada. Meilin punya teman-teman satu geng yang bernama Miriam, Abby Park, dan Priya. Meilin termasuk anak yang sangat tertata hidupnya, nilai-nilai akademisnya sempurna dan jadwal kegiatannya selalu ia tepati. Keteraturan Meilin ini nggak luput dari peran sang ibu, yaitu Ming Lee. Ming Lee ini tipe-tipe tiger mom nggak sih, sedangkan ayah Meilin yang bernama Jin Lee adalah tipe-tipe ayah pendiam tapi supportive kepada anaknya.

Latar waktu film ini mengambil tahun 2002, jadi kehidupan di dalamnya termasuk kehidupan yang no smartphone. Betapa menyenangkannya bernostalgia ke masa itu, masa di mana orang-orang yang janjian ketemu bisa datang tepat waktu tanpa fafifu wasweswos chatting otewe berangkat padahal masih baru selesai mandi. 😂

Sebagian besar kegiatan masih dikerjakan secara analog, termasuk beli tiket konser!!! Yang ini saya nggak kebayang sama sekali sih, hebat ya remaja-remaja pada masa itu. Mereka antre dengan ribuan penggemar lain dan membayar secara tunai di loket pembelian tiket. :"
 
Eh...tapi Meilin nggak beli tiket ding. Dia terbang dari rumahnya dan mendarat tepat di dalam venue konser boyband kesayangannya. Amazing. 👏👏👏 MAU DONG PUNYA KEKUATAN KAYAK MEILIN BIAR BISA NONTON KONSER AYANG GRATIS. /g
 
Meilin ini ceritanya kabur dari ritual pengusiran arwah panda merah dalam dirinya. Dia sudah lelah diatur-atur oleh ibunya. Meilin ingin bebas menjadi dirinya sendiri. Ya intinya film ini ceritanya tentang pubertas Meilin dan hal-hal yang belum tuntas di masa lalu ibunya. In the end, pesan yang ingin disampaikan adalah manusia itu tidak sempurna and it's totally fine, memang begitu adanya.

Akhir-akhir ini saya nggak terlalu mau mikirin amanat sebuah film atau bacaan sih wkwkwk. Kayak maunya itu hanya menikmatinya saja dan tidak menghubung-hubungkannya dengan "masuk akal nggak ini di dunia nyata?". Karena setelah saya pikir-pikir, saya sudah terlalu sering bertindak seperti itu di masa-masa sebelum 2022. Jadi kayak...udah ya gan ane capek. Biarlah filmnya terkesan ajaib karena memang hal-hal ajaib hanya bisa terjadi di film. Kalau mau nonton yang terjadi di dunia nyata, tonton film dokumenter aja. Begitu. Ada yang sama? 😆
 
🏮🏮🏮
 
Sekian postingan untuk hari ini, terima kasih kepada yang sudah baca sampai habis. Kesimpulannya Turning Red lebih menghibur buat saya daripada Luca. Kamu sudah nonton yang mana?


*
 
 


 
 

8 comments :

  1. Turning Red lucuk yaaaa hahahahaha. Awalnya aku sama kayak kamu, Ndahh. Nggak mau sok-sokan ambil hikmah dari film, kadang-kadang kita emang pengen cari hiburan aja, ya nggak sih? Tapi pas mendekati ending, mau nggak mau aku jadi mikir juga LOL 🤣 sampe bahas ke suami, kita tuh manusia emang punya berbagai sisi ya, dan bebas banget kita mau nonjolin sisi yang mana. Mungkin kalo dari Meilin dia pengen keep si red pandanya karena itu yang bikin dia jadi remaja yang lebih fun, (ya nggak sih part 2).

    Btw, papanya Meilin mah bukan pendiem, itu suami nurut istri 🤣🤣🤣🤣

    Btw lagi, GIMANA CARANYA NONTON KONSER TANPA HARUS NGEWAR TIKET DAH??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa wkwk terus budaya Chinese-nya kental banget dilihatin Ci, aku langsung inget Ci Jane sama Lia. <3 HAHAHAHAHA iya sih jadi otomatis ambil hikmah juga, kayak yang aku tulis tuh "manusia nggak sempurna dan itu nggak apa-apa". xD Betul, selain itu juga Meilin kalau kataku lebih menjadi dirinya sendiri kalau masih ada sosok panda merah di dalam dirinya.

      WKWKWKWKWK takut istrinya ngamuk. GILS EMAKNYA MEILIN RAKSASA PANDA MERAH!T_T

      PERTANYAAN SEPANJANG MASA UNTUK FANS K-POP!!! Makanya kan bisa enak kalau bisa kayak Meilin gitu, sat set salto sana salto sini tau-tau masuk venue. :)

      Delete
  2. Pernah nonton Luca tapi nggak kelar mba haha, kalau Turning Red udah sering lihat di Disney Hotstar tapi belum tertarik nonton 🙈🙈.

    Terakhir aku nonton Raya deh, asyik juga filmnya. Kocaak hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasa aja emang Luca. Raya seruuu! Aku nonton dua kali sama ponakan hehehe, dia jadi suka banget sama Raya wkwk. Kalau lagi nganggur dan butuh hiburan coba tonton Turning Red mba Sov.

      Delete
  3. Sukaaa sama Turning Red.. aku kira pas pertama mereka pasang Iklan. Munculnya itu di Film Layar Lebar.. ehh ternyata di Disney Plus.. 😍😍 arrgghh suka bangett 😂..

    Aku langsung otw nonton pas pertama keluar. Ahaha Kocak.. demen sama si Abbynya.. lucu gtu tuh ekspresinya 🤩🤩😊😆😅

    Mba Endah udh nnton Encanto kan ya?

    Nggak tahu kenapa. Aku ngerasa kalau haluan film2 kartun Disney kaya berubah gtu tuhh.. skrang dia kaya lebih cenderung ke ttg isu2 perkelahian personal gtu.. iya nggk sih.. 😅😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahah untung di Disney plus ya mas Bay, jadi nggak usah capek-capek ke beskop. :p

      WKWKWKWK ABBY IS SO EXTRA! Bubbly gitu dia mana kecil sendiri. xD

      UDAH DONG AND I LOVE ENCANTO SO MUCH! Nontonnya juga habis diingetin sama mas Bayu. xD

      Betul, lebih flat malah dibanding yang dulu-dulu. Menyesuaikan zaman juga sepertinya.

      Delete
  4. Aku udah nonton keduanyaa dan setujuuuu! Turning Red lebih menghibur, while untuk Luca aku malah kaget waktu ending karena rasanya kayak “udah? Gini doang? Bagus sih, tapi kok kurang greget ya” 😂 mungkin karena durasinya yang singkat atau apa yaa, rasanya kurang greget aja.
    Kalau Turning Red sih aku suka banget! Bikin keinget masa-masa waktu sepantaran Meilin, lagi zaman-zamannya hidup cuma mikirin idol, crush sama teman aja, nggak seberat beban hidup sekarang *jadi curhat*. Lagunya sih aku sukaaaak banget! Sampai aku putar berkali-kali selama beberapa hari setelah nonton 😂
    Btw, sama, Kak~ aku sekarang ini juga nggak terlalu mikirin makna dibalik film atau buku yang aku baca gitu, rasanya udah lelah untuk diajak mikir sehari-hari. Nyari buku atau film buat dijadiin alat kabur dari realita(?) tapi sama kayak Ci Jane, habis nonton Turning Red nggak bisa nggak mikir soalnya issue yang diangkat terlalu relate sama kehidupan di Asian 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, kayak...yaudah "aku monster laut dan aku sekolah dengan manusia, dan manusia sekarang nggak takut sama aku" gitu Li. Ada film pendeknya juga btw, tentang temennya Luca yang siapa tuh namanya hmmm...lupa. :( Pokoknya yang laki.

      Bener bangettt! Aku kira Meilin tuh bakal dikasih konflik sama crush-nya, taunya enggak ya hahahaha. Film-film sekarang nggak terlalu fokus ke cinta-cintaannya. Eh...aku lupa lagunya *plak* otakku masih keisi sama Encanto. xD

      Huhuhu kita merasakan hal yang sama Li *peluk* dengan fokus menikmati film atau buku di hadapan kita, malah bisa lebih rileks dan tau-tau masuk aja gitu jalan ceritanya. <3

      WKWKWKKWK every Asian can relate with Turning Red. Aku jadi inget kamu sama Ci Jane kalau tokoh-tokohnya ngomongin budaya Chinese.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top