April 28, 2022

#JanexLiaRC: I Just Read 'Gadis Minimarket'


Just like the title, I just finished reading 'Gadis Minimarket'. Better late than never, right? 😁 

Novel 'Gadis Minimarket' bercerita tentang seorang wanita bernama Keiko Furukura yang bekerja sebagai pegawai minimarket selama bertahun-tahun. Dia mencintai minimarket yang membuatnya merasa normal seperti orang-orang yang ada di sekitarnya, bisa berinteraksi dengan sesama. Namun, dunia seolah belum puas menuntut Keiko untuk menjadi normal. Sementara Keiko sendiri tidak tahu "normal" itu seperti apa. Keiko terancam dipisahkan dari dunia minimarket yang dicintainya. 

Beberapa poin menarik dari novel ini, yaitu:
  1. Pekerjaan seorang pegawai minimarket itu beyond my imagination. Menata barang-barang di rak ternyata ada seninya. Harus memperhatikan status produk, jam sibuk pelanggan, dll. Sayaka Murata sangat detail menjelaskan soal penataan barang di novel ini karena dia sendiri pernah bekerja paruh waktu di minimarket. Selain itu, seorang pegawai minimarket juga harus peka terhadap lingkungan sekitar untuk memprediksi calon pelanggan dan produk apa yang akan laris di jam-jam sibuk. Tidak lupa ada juga target penjualan produk yang harus dipenuhi oleh pegawai minimarket.
  2. Kemampuan Keiko dalam mengamati orang-orang dan keadaan di sekelilingnya sungguh mengagumkan. Dia ini seorang pengamat yang andal. Kemampuannya tersebut muncul sejak ada yang mengatakan kepadanya agar menjadi normal. Pengamatan Keiko makin tajam ketika menjadi pegawai minimarket.
  3. Tokoh bernama Shiraha tuh nyebelin ya bun wkwk. Dia itu kayak nggak tahu berterima kasih ke Keiko. Kerjaanya tetap mengeluh tapi tidak bertindak untuk mengatasi apa yang dikeluhkannya, pendapat yang dia utarakan juga sering kontradiktif. Saya takjub lho dengan kesabaran Keiko menghadapi Shiraha ini, kok bisa dia nggak meledak-ledak emosi. Sebenarnya, menghadapi kenyebelinan semua tokoh yang ada juga Keiko nggak pernah marah yang gimana-gimana sih ya. Luar biasa.
  4. Saya merasa topik dan tokoh yang ada novel ini seperti sebuah miniatur kehidupan. Ada sisi polos Keiko yang nggak tahu harus berlaku seperti apa di masyarakat sehingga dia mengamati orang-orang yang tiap hari ia temui dan mengimitasi beberapa hal dari mereka (cara bicara, gaya berpakaian); sisi ekstrem Keiko ketika kanak-kanak yang agak bahaya dan perlu bimbingan sih jujur, terutama cara dia menghentikan perkelahian dengan memukul menggunakan sekop ke salah satu anak yang sedang berkelahi (tujuannya benar tapi caranya nggak baik); sisi bingung Keiko yang memang selalu dibombardir standar hidup orang lain; teman-teman Keiko yang menilai hidup orang lain berdasarkan standar mereka sendiri dan berprasangka sendiri tanpa mendengar yang bersangkutan (kadang sudah mendengar tapi tetap ngeyel); tuntutan hidup kepada manusia dewasa dari sesama manusia dewasa (kalau belum bekerja ditanya kapan bekerja, sudah bekerja ditanya kapan menikah, sudah bekerja dan menikah ditanya kapan punya anak, punya anak satu ditanya kapan nambah, ditanya lagi status pekerjaannya apa, seolah nggak habis-habis).
  5. Keiko yang sempat berhenti bekerja, ritme hidupnya menjadi sedikit kacau. Tidak tahu lagi jam, hari, dan tanggal. Tidak tahu harus melakukan apa di rumah. Mungkin itu kali ya yang dirasakan orang yang terbiasa kerja kemudian nggak kerja. Kakak ipar dan sahabat saya dulu juga begitu waktu awal-awal resign dari pekerjaan dan menjadi ibu rumah tangga. Mungkin itu juga yang dirasakan orang-orang ketika pensiun, makanya beberapa tetap bekerja sebagai wiraswasta? 

That's it, that's all. Thank you for stopping by and I'll see you on my next post. Bye!


P. S.
Sebenarnya ada satu buku bersampul kuning lagi yang pingin saya selesein baca, judulnya My Inner Sky yang ditulis oleh Mari Andrew. Bukunya full in English dan ternyata nggak bisa habis bulan ini. So pankapan aja saya tamatin bacanya kalau pas lagi senggang banget. 💃


*

4 comments :

  1. KAK ENDAH KEREN BEUTTT! Akhirnya bisa membaca dan ikutan RC dengan 3 buku kuning!! Keren!! Terima kasih udah ikutan ya, Kak 😍

    Pekerjaan di minimarket benar-benar beyond my imagination, too! Setelah baca buku ini, aku nggak sangka kalau sebegitunya kerja di minimarket padahal kelihatannya kayak remeh temeh, tapi buku ini benar-benar membuka mata banget sih! Dan entah kenapa, setelah baca buku ini, aku malah pengin coba kerja di minimarket 🤣.

    Shiraha ngeselin banget ya, Boend. Orang kayak gini enaknya dijeburin ke sumur aja deh kayaknya 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hohohoho makasih Li, makasih udah ngadain challenge ini. Challenge yang berguna banget untuk membabat tumpukan bukuku yang belum kebaca. <3

      Iya lho, kirain nata ya nata aja. Ternyata ada banyak pertimbangan di baliknya. Wkwkwk nanti kalau Kak Eno punya minimarket coba kerja di sana. HAAAH JADI KANGEN KAK ENO. T___T

      BANGET YA ALLAH kok ya ada orang kayak Shiraha gitu, udah salah eh dia nggak nyadar kalau salah sjhdsjfgsdkjfg.

      Delete
  2. Ini buku yg aku penasaran bangettttt tapi belum dapet2 sampe skr 🤣. Pengennya beli buku fisik soalnya. Tapi kadang mikirin tumpukan buku yg malah nambah Mulu, bukannya berkurang, kok ya mikir dua kali mau beli buku lain hahahahhaa.

    Kayaknya memang menarik ya mba, aku ttp masih kepengin punya dan baca buku ini sih 😅. Hrs ngebut dulu selesaikan tumpukan 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwk coba kalau luang dan tumpukan yang sekarang udah menipis, beli aja mba Fan. Tipis banget bukunya, kalau mba Fanny yang baca sih kayaknya sekali duduk selesai.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top