Sepertinya ini adalah karya sastra berbentuk novelet pertama yang saya baca. Novelet berjudul Madre ditulis oleh Dee Lestari, diterbitkan secara online oleh Bentang Pustaka dengan jumlah halaman v + 46 halaman, dan dapat dibaca secara gratis di aplikasi iPusnas. Cetakan yang ada di aplikasi tersebut adalah cetakan pertama, Juni 2015.
Madre menceritakan seorang lelaki bernama Tansen Wuisan yang mendapat warisan dari seorang laki-laki keturunan Tionghoa yang tidak dikenalnya semasa hidup. Laki-laki berdarah Tionghoa yang sudah wafat tersebut bernama Tan Sin Gie. Tansen mengaku tidak memiliki hubungan apa pun dengan Pak Tan. Dia juga merasa tidak memiliki gen Tionghoa tapi ada keturunan India sedikit.
Keraguan Tansen akan Pak Tan yang salah alamat tidak dihiraukan oleh Pak Hadi. Orang sepuh yang dipasrahi Pak Tan untuk menyerahkan warisannya kepada Tansen. Apa gerangan warisan tersebut? Jawabannya ada di dalam toko roti tua yang dulu dimiliki Pak Tan. Warisan ini ada hubungannya dengan judul noveletnya. Kehidupan Tansen tidak sama lagi setelah menerima warisan dari Pak Tan itu.
Ketika membaca tulisan Dee Lestari ini, saya merasakan kembali kesan yang pernah saya dapat ketika membaca karya-karya Laksmi Pamuntjak dan Okky Madasari, yaitu enak dan terasa lancar dibaca. Deskripsi latar tempat, suasana, adegan, dan perasaan tokoh dituliskan dengan jelas.
Novelet Madre mengandung cerita yang padat dari beberapa tema seperti slice of life, roti-rotian, hingga bisnis. Dee Lestari menceritakannya dengan alur yang cepat tapi tidak berbelit-belit. Karena bentuknya berupa novelet dengan halaman yang hanya empat puluhan, karya ini bisa dibaca dalam satu kali duduk.
Saya secara khusus menandai halaman yang menyebutkan beberapa jenis roti karena penasaran dengan bentuknya. Sebagai orang yang menyukai makan roti, jujur saya tidak tahu banyak tentang nama-nama jenis roti, hehehe. Dengan membaca novelet ini, ada pengetahuan baru lagi yang saya dapat. Jenis-jenis roti yang disebutkan di novelet ini adalah (catatan: visualisasi roti saya ambil dari website yang sudah saya sebutkan di masing-masing gambar, mohon koreksi jika tidak sesuai dengan yang ada di novelet):
Roti tawar putih
Roti gandum utuh
Roti kibbled
(yang merupakan gabungan dari bermacam-macam biji-bijian)
Roti rye
(menggunakan tepung rye yang kaya serat)
Focaccia
(yang bertaburkan dedaunan rempah)
Ciabatta
(roti "sendal" khas Italia)
Pita
(roti pipih khas Timur Tengah)
Baguette
(roti panjang yang renyah)
Roti buah yang dipadati kismis dan aneka berry kering
Roti jagung
(dibuat dengan cornmeal yang gurih)
Roti ricotta
(yang berkeju dan bermentega)
Semolina
(yang berselimut wijen)
Btw TMI, selama membaca Madre saya membayangkan gambaran fisik tokoh Tansen ini seperti Lakshya Sen dan tokoh Mei seperti Pearly Tan. Siapakah dua orang ini? Sen adalah seorang atlet bulutangkis dari India, sedangkan Pearly dari Malaysia, HAHAHA. Maklumin aja ya gaes karena selain suka membaca saya juga suka badminton. 😁
Kemudian penasaran apakah Madre ini pernah difilmkan atau tidak karena memang ceritanya bagus. Ternyata pernah. 😆 Aktor yang memerankan Tansen adalah...Vino G. Bastian. 😍 Sementara aktris yang memerankan Mei adalah Laura Basuki yang cantik jelita itu. 💛 Saya belum sempat nonton film Madre sih, mungkin lain kali kalau nemu filmnya di jalan yang tidak haram lol.
Terima kasih yang sudah membaca tulisan ini sampai selesai. See you on my next post!
*
wowwww 😱 ini kali pertama aku tahu ada Novelet. karya Dee Lestari pula... Gratis pula di Ipusnas.. ahaha 🥳 Langsung otw ini mahh.. wkwkwk. Terimakasih Mba Endah buat review singkatnya meskipun abis baca review ini efeknya jadi laper yess.. karena banyak gambar Roti yang menggodaa.. ahahah 😂
ReplyDeleteHahaha gaskan mas Bay! Wkwkwk sama-sama, terima kasih sudah mampir ke sini. Iyaaa aku pun pas baca dan cari-cari gambar rotinya jadi laper. xD Habis nulis review ini aku kemarin langsung makan. xD
DeleteMbaa kita samaan mba, aku juga suka banget ama badminton, pas baru liat fotonya Lakshya Sen, langsung mikir lah ini kan MS India hahah, Pearly Tan WD Malaysia partnernya Tinaah hihihi
ReplyDeleteAku dulu nonton filmnya Madre mba, sekitar 2013an, jaman aku baru2 merantau ke Jkt itu hahahha, tapi filmnya ga terlalu booming kayaknya.
Mba Metaaa jangan lupa hari ini BWC 2022 udah mulai!!! >.<
DeleteIya kayaknya nggak terlalu booming, nggak banyak yang ngomongin juga.