May 6, 2021

Review Buku 'Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang'

Halo buat kamu yang nggak punya waktu banyak untuk membaca, silakan dengerin versi tulisan ini di podcast BLOGPOD ya, link episode ini langsung aja klik: Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang🌸


Identitas Buku
Judul Buku: Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang
Penulis: Jeong Moon Jeong
Penerjemah: Iingliana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Ketiga, Maret 2020
ISBN: 978-602-06-2889-9
Jumlah Halaman: xvi + 206 hal.


Blurb
Dalam hidup, kita pasti akan berhadapan dengan orang-orang yang bersikap kelewat batas. Mereka menyakiti kita, mempermalukan kita, dan mengguncang kepercayaan diri kita. Hal-hal seperti itu sangat sulit diterima. Hubungan antarmanusia kerap membutuhkan terlalu banyak usaha. Kita ingin mengatakan apa yang sebenarnya kita rasakan, tetapi jika kita melakukannya karena takut orang lain salah paham dan takut dianggap egois. Apakah kita bisa memberitahu seseorang, tanpa merasa tidak enak hati, bahwa sikapnya sudah kelewat batas? Tentu saja bisa. Kita hanya perlu banyak berlatih untuk bersikap seperti di bawah ini:
  • Semua orang hidup dengan luka hati mereka sendiri
  • Tidak perlu menjawab semua pertanyaan
  • Memangnya kenapa kalau kita menjadi orang yang tidak berguna?
  • Tidak perlu memaksa diri agar diterima orang lain
  • Dunia akan terasa lebih baik jika kita tidak bersikap pasrah
  • Belajar menolak dengan tegas dan berkelas
  • Membiasakan diri tidak terpengaruh komentar negatif
  • Tidak sakit hati gara-gara kritik negatif
  • Ada baiknya bersikap sedikit gila
  • Menghadapi orang yang kelewat batas dengan senyum
  • Ada kalanya kita tidak perlu berusaha
  • Bersikap masa bodoh

Review
Mau curhat dulu, wkwk. Setelah mengklaim diri tidak pernah terkena reading slump di Desember tahun lalu melalui tulisan QnA about Books and Reading, nyatanya terserang sindrom itu juga di awal tahun ini. Semacam kena karma instan, cepet banget datangnya. πŸ˜‚

Tiga bulan rasanya nggak nafsu sama sekali lihat buku. Udah males duluan padahal sekadar ngelihat aja, belum menyentuh. Sempat menduga-duga kalau akar masalahnya adalah kebanyakan baca di tahun kemarin, overdosis. Yaudah saya turutin lah itu rasa nggak pingin baca, tentu sambil terus mikir "gimana nasib target baca setahun 12 buku???". πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Di bulan keempat, komik Hai, Miiko! volume 33 yang sudah dinanti-nantikan kehadirannya akhirnya datang juga. Yaudah langsung dibaca. Di pertengahan April, saya mulai merenung karena merasa ada yang tidak beres. Rasa malas baca terasa sudah bukan lagi di fase reading slump, tapi lebih ke rasa yang "ya emang lagi males aja", yang kalau diturutin pasti akan membuat diri ini jalan di tempat.

Akhirnya memberanikan diri baca buku Travel Young, dimulai dengan buku yang nggak terlalu tebal dan temanya ringan (karena buku-buku lainnya tebel banget terus temanya sejarah HAHAHAHAHA MAMPOS). Waktu mulai baca buku ini tuh bener-bener nggak ada ekspektasi untuk meruntuhkan reading slump yang sudah menjurus ke rasa malas berlebihan. Di luar dugaan...membaca buku Travel Young ternyata bisa mengembalikan semangat baca yang sedang meredup. Selesai baca Travel Young, lanjut baca Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang-nya Jeong Moon Jeong. Gini kali ya cara mengakhiri reading slump hehehe.

Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang dan hal-hal lain yang perlu diketahui untuk menghadapi orang yang kelewat batas, cukup panjang judulnya. Buku-buku self-help dari negeri ginseng memang kalau diamat-amati judulnya suka panjang sampai ada yang bisa membentuk satu kalimat utuh. Lalu sampulnya dibuat simpel dan minimalis. Budaya dan selera orang sana kayak gitu mungkin ya.

Selama membaca buku ini, saya merasa pas timing-nya: mendekati masa-masa ditanyai pertanyaan basa-basi khas kumpul keluarga~~~ Tahu kan pertanyaan apa yang saya maksud? πŸ˜‰ Walaupun ada jawaban yang secara terang-terangan bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan basa-basi tersebut di dalam buku ini, tapi kalau bagi saya sendiri malah jawaban di bab lain terasa lebih tepat diaplikasikan di budaya Indonesia.

Iya, di buku ini Jeong Moon Jeong menceritakan pengalamannya hidup sebagai wanita Korea Selatan yang rentan kena budaya misoginis dan patriarki. Budaya tersebut sedikit banyak mengikis kepercayaan dirinya ketika masih berusia dua puluhan tahun. Ketika dia sudah menginjak usia pertengahan tiga puluhan sekarang ini, dia ingin berbagi cerita tersebut agar pembacanya tidak perlu terkikis kepercayaan dirinya ketika menghadapi berbagai permasalahan hidup, mulai dari kencan dengan orang yang salah, pelecehan seksual di tempat kerjaπŸ™‚, mengatakan tidak ketika memang ingin berkata tidak, sampai bagaimana cara memperlakukan orang yang menganggap kita seperti sampah.

Sebagai orang yang merasa kepercayaan diri makin merosot sejak masuk dunia kerja, saya terbantu sekali dengan buku ini. Rasanya seperti menemukan sosok yang memberi solusi bagaimana harus bersikap. Solusi yang selama ini nggak saya dapatkan dari lingkungan sekitar. Mungkin solusi tersebut pernah diutarakan oleh orang-orang yang ada di sekitar saya tapi kami nggak sedang berada di frekuensi yang sama jadi lewat aja, idk. Yang pasti tulisan Jeong Moon Jeong sangat membantu

Dia membagi bukunya menjadi lima bab, dengan masing-masing bab ada subbab-subbab di dalamnya. Subbab-subbab ini dituliskan dengan ringkas, tidak bertele-tele, dan sebagian besar kurang dari lima halaman. Membacanya tuh rasanya kayak baca blognya Kak Eno (serius saya ngerasanya begini). Kak Eno kan nulisnya suka pendek-pendek dan menceritakan pengalaman pribadi yang ending-nya suka ada pesan yang bisa diambil gitu kan, nah buku ini tuh kayak gitu. Bedanya, bahasa di buku Jeong Moon Jeong ini formal (dan frontal di beberapa bagian). Terjemahannya enak dibaca jadi meskipun bahasa yang dipakai formal, kesannya nggak kaku.

Memang semua yang saya dapat dari buku 'Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang' ini tentu dalam bentuk teori, praktiknya bisa lain cerita. Nggak masalah sih karena saya tipenya harus pegang teori dulu sebelum terjun ke lapangan wkwkwk. Jeong Moon Jeong sendiri menulis begini dalam salah satu subbab bukunya, "Yang paling penting adalah kau tidak menyerah walaupun usahamu tidak langsung membuahkan hasil." Yak oke siap!

Kutipan favorit dari buku ini banyak banget, lihat bukunya sampai jadi begini:


πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Jadi inget sama buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat-nya Mark Manson. Ujung-ujung bukunya yang memuat kalimat-kalimat penting juga saya lipatin kayak gitu. πŸ™ˆ

Sebagai gambaran isinya seperti apa, saya tuliskan deh tiga kutipan paling favorit dari yang favorit-favorit tadi:

Walalupun keputusan yang kita ambil setelah mempertimbangkannya lama-lama tidaklah luar biasa, kita tidak boleh merendahkan diri. Kita juga tidak boleh merendahkan orang lain yang menentukan pilihan terkait hidup mereka sendiri. (hal. 43)

Waktu dan energi kita terbatas, jadi janganlah kita buang untuk hal-hal yang tidak berguna. Kita harus berusaha membuat diri kita sendiri bahagia hari ini. (hal. 193)

Jika dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang memperlakukan kita seperti tempat sampah, yang hanya akan menghubungi kita bila membutuhkan kita, sebaiknya kita tetap bersikap sopan, namun menjaga jarak sejauh mungkin. (hal. 202)

Semoga membantu dan sampai jumpa di review-review buku selanjutnya!


P.S.
Again, big thanks to Jane Reggievia❤️ This book is amazing! Pantesan Ci Jane sampai suka baca-baca ulang buku ini. 😁


*

22 comments :

  1. Wkwk kelihatannya itu 80% isi buku berisi kutipan yang Kak Endah suka 🀣, tapi memang bukunya sebagus itu! Aku juga suka sama bukunya dan pembahasannya sebenarnya berat tapi dikemas dengan ringan, jadi fun bacanya 😁. Betul kata Kakak, vibesnya sama seperti tulisan Kak Eno ya, jadi kangen baca tulisan Kak Eno 😒

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bangettt banyak yang ngena, makanya dikit-dikit aku lipet sama highlight pas baca, jadinya gitu dehπŸ˜‚

      Yes setuju Li, bahasannya berat masalah feminis, patriarki, ketidakadilan, kecemasan, dll tapi bahasanya ringan dan mudah dipahami.

      Huhuhu sama nih kangen sama Kak Eno juga😩

      Delete
  2. Itu di dog-eared semua halamannya?? wkwkwk

    Iya kan iya kan iya kan. Buku ini tuh emang pas banget sih dibaca sama pembaca Indonesia, soalnya budaya Asia di mana-mana mirip nggak sih. Suka nggak enakan, harus meladeni basa-basi yang bener-bener basi dan yang gampang baperan. Aku suka banget sama buku ini karena penyampaiannya lugas, nggak di sugarcoating samsek. Jadi langsung ngena di hati hahaha

    Senenggg ih dua buku yang kurekomen cocok di kamu, mudah-mudahan goal 12 buku tercapai ya πŸ˜†

    ReplyDelete
    Replies
    1. NGGA SEMUAAAAπŸ˜‚ beberapa aja TAPI BANYAKπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Yes bener banget Ci, budayanya nggak beda jauh jadi bisa relate dan ikutan kzl kadang bacanyaaaah HHHHHH. Tulisan yang to the point sama less sugar coating gini emang lebih mantap dibacanya, nyantolnya gampang~~~

      Yuhuuu maaci banyak CiπŸ₯° wkwkwkk MAKASIH DOANYA🀣 semoga tercapai aamiin🌸

      Delete
  3. Haii mbak.. Melihat reviewnya, nampaknya buku ini memang sangat related yaa dgn kebiasaan orang Indonesia. Suka ditanya ini itu, apalagi bentar lagi lebaran nih. Akj banyak pertanyaan yg membuat kita males, hahahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheheheh iya mas Dodo, karena budaya Korea sama Indonesia juga ada mirip-miripnya soal patriarki dan basa-basi. Nah anehnya di momen lebaran, si penanya kayak nggak sadar gitu kan kalau pertanyaan bikin males yang ditanyaπŸ˜…

      Delete
  4. Aku malah kepikiran, kalau balik ke semarang mesti menyediakan lebih banyak waktu utk baca buku. Yaa samapai bulan ini belum habisin buku apapun. Gegara ga bawa buku. Disini gada toko buku,..hiks. ketemu tempat ngopi yang menyediakan banyak buku, akhirnya baca bbrapa halaman saja dan merasa sangat senang. Anaknya ga biasa ebook jadi yaa beginilah πŸ€£πŸ˜‚

    Rasanya hal-hal yang kamu sebutkan diatas juga dipengaruhi oleh lingkungan. Kalau lingkungan yg terbiasa bebas mengeluarkan segala pendapat, rasanya kita akan terbiasa ngomong banyak hal. Bahkan bisa sampai berkeluh kesah..wkwkkwkk

    Lipatan bukunya banyak juga yaa πŸ˜‚πŸ˜‚
    Besok kalau di semarang, aku cari buku ini aah.
    Makasih untuk ulasana, tulisan yang bagus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa hari ini Mas Vay udah di Semarang?πŸ˜†πŸ˜† komen kapan, reply kapanπŸ˜‚πŸ˜‚

      Iya juga lingkungan juga berpengaruh, nah lingkunganku enggak gitu jadi kayak dapat bimbingan dari Jeong Moon Jeong😁

      Wkwkwkwk saking sukanya sama isinya jadi kayak dikit-dikit lipet, dikit-dikit lipet. Yeay ada calon pembaca yang terpengaruh lagi nih buat baca buku ini mwehehehe. Yup sama-sama makasih juga udah baca🌸

      Delete
  5. Ini kalau Lia lihat buku yg dilipat2 suka gatel pasti.. hahah 🀣🀣 ehh Lianya udah lihat ding.. haha😁

    I love this book as well Mba Endah.. buaguss banget.. Big Thanks to Mba Jane yang sudah merekomendasikan buku supernya ke kita ya..

    Sumpah, aku merasa beruntung bisa tahu buku ini. Tugasku adalah meneruskannya ke orang lain.. wkwk 🀣🀣

    Setidaknya setelah baca buku ini. Aku jadi lebih mantap buat nilai Value ke diri sendiri. Terutama ke orang2 yg sibuk ngurusin orang lain.. wkwk πŸ€£πŸ€£πŸ˜„

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hooo mas Bay juga udah pernah baca ini juga, bener banget Ci Jane emang racunnya mantapπŸ‘πŸ‘πŸ‘

      Sama mas Baaaay, makanya ini sampai aku tulis di sini, sampai aku highlight isinya, biar nggak lupa wkwk dan aku sebarin juga linknya di Twitter sama kapan hari aku submit rekomendasi ke milis berita biar banyak yang tau buku ini🀟

      Delete
  6. yaampun mbak aku suka banget 3 quote terakhhrinyaaaaa πŸ’• sangat mewakili keadaan jaman now hehe
    jadi tertarik untuk baca buku ini juga
    aku suka banget buku-buku self help kayak gini yang sering bikin kita lebih legowo dan sadar banyak hal-hal kecil

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes!!! Ayo mba Dea baca baca baca!!! Hahahaha maksa😜 banget sih, buku-buku self help begini bikin sadar sama hal-hal yang sebelumnya nggak aku sadari🌸

      Delete
  7. Dari judulnya saya tahu ini buku yg bagus. Wk! Udah mau komen itu aja soal bukunya 🀣 kalau bacanya entah kapan.

    Sisanya. Ngutamain diri sendiri dan keluarga itu yang paling terpenting. Apalagi kalau dibandingin sama tipe orang di quote ke 3. Haha. Kalau saya udah malas buat sopan ke mereka. Mending langsung tak juantuur itu pala. Wk! (Nggak ding, aslinya saya baik.. 😁)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk kalau udah ada waktu coba baca mas Andre, mas Bayu udah baca tuh, biar samaan kita semua wkwk maksa😜

      HAHAHAHAHHAHAHA iya deh percaya kalau mas Andre orang baik, mwihihi.

      Delete
  8. Selalu minder sama orang yang hobinya baca buku, karena pengetahuannya lebih luas. Makasih endah, karena menulis review, aku jadi bisa tau intisarinya tanpa harus baca.. hehe. Sumpah yah, enggak tau kenapa aku males banget baca buku, padahal waktu SD masih suka baca novel.

    Isinya bagus banget sih. Emang relate sama kehidupan sekarang. Kadang ada orang yang bertanya "kasar" kepada kita, tapi kita berusaha menjawab dengan baik karena takut menyakiti hati orang lain. Padahal kita sendiri sudah jadi korban pertama.

    Btw mengenai judul buku orang Korea yang panjang-panjang, aku jadi inget tv shownya TXT, waktu itu mereka syutingnya di perpustakaan. Salah satu gamenya, nyari buku dengan judul terpanjang, dan yang menang adalah yang berhasil menemukan judul buku paling panjang. wkwk. Berarti emang tipikal buku Korea gitu yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwkwk gapapa mba Dila, kalau udah muncul rasa pingin baca baru baca. Kalau dipaksain juga nanti nggak menghayati *lhah tadi di komen-komen sebelum ini malah maksa orang bacaπŸ˜œπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚*

      Huhuhu bener mbaaa, capek kalau jadi korban terus. Makanya buku ini kayak ngasih tau kalau kita harus pede dan nggak diem aja kalau "diinjak" orang lain.

      Gilaaa!!! Judul apa mba yang paling panjang? Wow emang budaya kayaknya sih.

      Delete
  9. Mau komen dulu ...
    Gemes banget liat kertasnya itu dilipat πŸ˜†

    Btw kayaknya aku fix mau beli bukunya, tapi mau cari yang preloved aja, sedang ada di kondisi apa yang ditulis oleh penulisnya. Thank you kak Endah buat reviewnya, seperti biasa ulasanmu selalu menarik! πŸ‘πŸ»πŸ˜

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahahaha kayak Lia ini mba Reka gemes sama buku yang dilipet-lipetπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Yohooo semoga dapat bukunya segera dan jatuh cinta juga sama buku ini kayak kita-kita *merangkul Ci Jane,Lia, dan Mas Bayu* πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Makasih kembali🌸🌸🌸🌸 makasih udah baca🌸🌸🌸

      Delete
  10. kita tidak boleh merendahkan diri, setuju sama kalimat ini
    ini beneran bikin racun nih, banyak banget list buku dari temen temen yang pengen kebeli hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup yup mari kita pede dengan diri sendiri!

      Ayo mba Ainun beli bukunya!!!

      Delete
  11. Ngomong2 reading slump, aku seringnya menghabiskan waktu panjaaaang ga baca buku. Tp jujur sebrnya aku juga bingung, apakah bener itu reading slump, atau memang lg males baca aja, atau lg ga sempet atau lg cape aka 🀣 Krna aku jg ga tau sbnrny defenisi reading slump sesungguhnya. Hehehe...

    'Baca buku ini kaya baca blog Mba Eno', eh kok aku malah jd kangen sama blog Mba eno yaa mbaa. 😭 Cerita2 ringan, tp selalu berhasil diselipkan pesan2 moral..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku taunya akhir tahun kemarin mba ThessaπŸ˜† terus bedainnya kalo aku menurut kata hati dan intuisi sih. PRET WKWKWKWKKW

      Iyesss bener, buku Jeong Moon Jeong ini vibesnya mirip postingan Kak Eno huhu semoga Kak Eno baik-baik saja di masa istirahatnya di dunia blog.❤

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top