March 18, 2019

Review Buku 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat'


Identitas Buku
Judul: Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis: Mark Manson
Alih Bahasa: F. Wicakso
Penerbit: Gramedia
Cetakan: IX, September 2018
Jumlah Halaman: viii + 248
ISBN: 978-602-452-698-6

Blurp:
Dalam buku pengembangan diri yang mewakili generasi ini, seorang blogger superstar menunjukkan pada kita bahwa kunci untuk menjadi orang yang lebih kuat, lebih bahagia adalah dengan mengerjakan segala tantangan dengan lebih baik dan berhenti memaksa diri untuk menjadi "positif" di setiap saat.

Selama beberapa tahun belakangan, Mark Manson--melalui blognya yang sangat populer--telah membantu mengoreksi harapan-harapan delusional kita, baik mengenai diri kita sendiri maupun dunia. Ia kini menuangkan buah pikirannya yang keren itu di dalam buku hebat ini.

Manson melontarkan argumen bahwa manusia tak sempurna dan terbatas. Begini tulisnya, "tidak semua orang bisa menjadi luar biasa--ada para pemenang dan pecundang di masyarakat, dan beberapa di antaranya tidak adil dan bukan akibat kesalahan Anda." Manson mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan diri dan menerimanya--baginya, inilah sumber kekuatan yang paling nyata. Tepat saat kita mampu mengakrabi ketakutan diri dan mengelak, dan mulai menghadapi kenyataan-kenyataan yang menyakitkan--saat itulah kita mulai menemukan keberanian dan kepercayaan diri yang selama ini kita cari dengan sekuat tenaga.

"Dalam hidup ini, kita hanya punya kepedulian dalam jumlah yang terbatas. Makanya, Anda harus bijaksana dalam menentukan kepedulian Anda." Manson menciptakan momen perbincangan yang serius dan mendalam, dibungkus dengan cerita-cerita yang menghibur dan "kekinian", serta humor yang cadas. Buku ini merupakan tamparan di wajah yang menyegarkan untuk kita semua, supaya kita bisa mulai menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, dan apa adanya.

Mark Manson adalah seorang blogger kenamaan dengan berjuta-juta pembaca. Ia tinggal di New York. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat adalah buku pertamanya.

Review:
Buku ini dikemas dengan sampul warna oranye, dengan tulisan judul bahasa Indonesia warna hitam dan judul asli dalam bahasa Inggris warna putih. Dengan paduan ini buku 'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat' relatif mudah ditemukan di rak-rak toko buku. Di sampulnya juga tertulis keterangan bahwa buku ini merupakan buku terlaris versi 'New York Times' dan 'Globe and Mail', dua media yang berbasis di Amerika Utara.

'Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat' bergenre self improvement dengan rating 17+. Buku ini sukses membuat saya jatuh cinta dengan isi di dalamnya. Bahkan beberapa halaman yang memuat kalimat atau paragraf yang memotivasi, sampai saya lipat dan saya highlight dengan highlighter biar kalau lagi down atau error bisa saya baca ulang dengan mudah agar pikiran kembali waras. Oh iya jangan salah paham dulu dengan rating 17+, nggak ada cerita tak senonoh di dalamnya kok. Ini lebih ditujukan ke cara berpikir saja, yang berusia 17 tahun ke atas dianggap dapat lebih bisa mencerna isi di dalam buku ini dengan bijak.


Beberapa hal penting yang saya dapat setelah membaca, yaitu:

  1. Bersikap bodo amat dengan baik dan benar adalah dengan memandang tanpa gentar tantangan yang paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.
  2. Fokus hanya untuk hal-hal yang penting dalam hidup seperti keluarga, teman-teman, ayunan tongkat golf (konotasi sih ini kayaknya, bisa diartikan sebagai hobi). Dengan fokus pada hal-hal penting maka pikiran akan terhindar dari memikirkan hal-hal yang tidak penting.
  3. Tidak denial dengan segala masalah kehidupan (termasuk kekurangan diri). Semakin menyangkalnya maka hidup semakin nggak tentram. Masalah yang ada harus dihadapi dan diselesaikan. Proses selama menghadapi dan menyelesaikan masalah ini perlu untuk dinikmati.
  4. Jangan jumawa dengan merasa diri istimewa. Merasa istimewa hanya akan menghentikan langkah untuk berjuang.
  5. Kegagalan membawa manusia kepada kesuksesan dengan belajar dari kesalahan. Seperti halnya masalah hidup dan kekurangan diri, kegagalan juga jangan disangkal.

Kisah kehidupan beberapa orang (baik itu yang terkenal atau tidak) juga disertakan Mark Manson di dalam buku ini. Kisah-kisah tersebut membuat saya mudah memahami maksud yang diutarakannya. Nggak jarang kisah-kisah ini bikin saya tercengang bahkan merinding takjub terkena plot twist. Bahasa terjemahannya tidak ada masalah, saya nggak menemui kesulitan waktu membaca.

Kalau sering merasa insecure, mudah panik, gampang stres, baperan, dan suka cemas, buku ini bisa jadi cocok buat kamu. Soalnya saya sendiri juga gitu, hehehehe. Kalimat yang paling saya favoritkan dari buku ini:
"Kematian Josh mengajari saya banyak hal, lebih dari yang pernah saya sadari sebelumnya. Ya, itu membantu saya untuk memanfaatkan hari-hari saya dengan sebaik-baiknya, untuk mengambil tanggung jawab atas pilihan-pilihan saya, dan untuk mengejar mimpi saya tanpa perlu merasa malu atau terkekang."


*

No comments :

Post a Comment

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top