March 26, 2019

Movies I've Watched this Month (with Categories)

Bulan ini ada beberapa film yang saya tonton. Dua di antaranya saya tulis di postingan tersendiri, yaitu sekuel Kung Fu Panda dan Confession of Murder. Sisanya saya rapel di sini berdasarkan kategori-kategori. Ada tiga kategori yang saya buat sendiri berdasarkan standar yang juga saya buat sendiri hehehe.


Kategori Bagus dan Recommended
Roman Holiday (1953)
Nonton film ini karena terpicu(?) hasil kuis dari website Zimbio yang ini. Hasil yang saya dapatkan ada hubungannya dengan film Audrey Hepburn yang berjudul 'Roman Holiday'.

Film ini berlatar tempat di Roma, Italia. Ceritanya Audrey Hepburn jadi putri raja bernama Princess Ann. Hidup di dalam istana dengan segala kewajiban negara yang melekat di dalam dirinya, membuat Princess Ann merasa seakan dipenjara di dalam sangkar emas. Dia ingin sejenak menghirup udara bebas merasakan suasana kota Roma sebagai orang biasa. Akhirnya dia melarikan diri di malam hari dan bertemu dengan seorang wartawan bernama Joe Bradley (diperankan oleh aktor Gregory Peck). Untungnya Joe Bradley ini seorang lelaki yang menghormati perempuan, jadi begitu bertemu dengan gadis cantik jelita ya nggak dianeh-anehin.

'Roman Holiday' sepenuhnya ditampilkan dalam bentuk film hitam putih. Makin berasa klasiknya. Walaupun begitu cerita romansa komedi di dalamnya nggak berkurang, tetap menghibur dan bikin gemes. Apalagi ini Audrey Hepburn ya kan yang cantiknya tak lekang oleh pergantian zaman. Misalnya beliau hidup di masa sekarang gitu ya tetap tergolong wanita cantik, cantiknya masuk di segala era. Terus saya jadi makin kagum sama Audrey Hepburn sejak membaca biografi singkatnya di artikel Titro.id yang ini.


Freedom Writers (2007)
Film yang didasarkan pada kisah nyata seorang guru dan murid-murid SMA-nya. Murid-murid ini memiliki masalah yang terbilang cukup rumit untuk ukuran remaja. Baik itu masalah keluarga, narkoba, rasisme, dan tindakan kriminal seperti pencurian dan pembunuhan.

Anak-anak ini dicap oleh sekolahnya sebagai anak-anak yang nggak punya masa depan dan hidupnya nggak bisa dibenerin. Seorang guru baru bernama Erin Gruwell bertekad untuk mengubah nasib anak-anak ini menjadi lebih baik karena setiap orang berhak untuk hidup dengan layak.

Perjuangan Erin tentu nggak mudah, anak-anak ini memang sungguh sangat sulit diatur. Erin harus berusaha keras dan memutar otak supaya anak-anak ini nggak melakukan tindakan tercela lagi. Erin ini tipikal guru yang sangat berdedikasi, dia nggak menyerah walaupun pihak sekolah nggak terlalu mendukung usahanya. Selain urusan pekerjaan, Erin juga harus berperan seorang istri.

Nonton film ini wajib sampai akhir karena ada epilog yang menjelaskan bagaimana kisah hidup mereka selepas SMA. Saya sampai merinding nontonnya, salut banget sama Erin Gruwell.


Minions (2015)
Nonton film ini rasanya kayak tarik-tarikan gitu perasaan saya. Satu sisi merasa penasaran dengan endingnya, di sisi lain saya merasa geblek ngapain nonton makhluk-makhluk kuning yang ngomongnya nggak jelas ini hahahaha.

Film ini menceritakan sejarah hidup minion dari zaman mereka masih berwujud makhluk bersel tunggal sampai "berevolusi" menjadi minion yang kita lihat sekarang. Minion ini walaupun bertubuh imut dan berpenampilan super lucu ternyata sadis juga. Mereka hanya mengabdi kepada makhluk-makhluk berjiwa jahat. Saya baru tau lho kalau 'Minions' ini adalah prekuel dari sekuel 'Despicable Me'.


Brother of the Year (2018)
Thailand memang jagonya bikin film komedi dengan aktor dan aktris bertampang rupawan. Ceritanya ada dua bersaudara Chut dan Jane. Chut ini kakak laki-laki, sedangkan Jane adalah adik perempuannya. Keduanya merupakan keturunan campuran ibu lokal dan bapak bule. Tapi yang mahir bahasa Inggris hanya Jane hahahaha.

Jane anaknya pinter banget, berprestasi sampai dapat beasiswa ke Jepang. Sedangkan Chut nggak sepandai adiknya. Selain nggak terlalu unggul di bidang akademik, Chut juga anaknya kemprus alias jorok jadi Jane sampai frustrasi bebersih rumahnya.

Walaupun terkesan agak slengekan gitu Chut sangat protektif ke adiknya, nggak sembarang cowok bisa pacaran sama Jane. Sikap Chut yang seperti itu dianggap mengganggu sama Jane waktu dia pacaran sama rekan kerjanya yang bernama Moji.

Selain jago bikin film kocak dengan pemeran yang ganteng dan cantik, Thailand juga jagonya membalik keadaan ini menjadi sebuah kondisi yang bikin penontonnya nangis-nangis. Kurang ajar emang.


Shoplifters (2018)
Film ini menggambarkan sebuah keluarga yang hidup miskin di Jepang. Saking miskinnya mereka sampai mengutil barang-barang di toko untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Walaupun sangat miskin, mereka punya hati nurani sebagai manusia di segi kehidupan yang lain. Mereka nggak pernah memperlakukan anak kecil dengan kasar dan nggak pernah melakukan sexual harrasment terhadap sesama penghuni rumah. Selama nonton film ini saya nangis bukan karena sedih melihat mereka miskin, tapi terharu dengan jiwa kemanusiaan yang masih ada walau keadaan mereka miris.


Kategori Biasa Saja
Breakfast at Tiffany's (1961)
Film Audrey Hepburn lagi, yang ini nggak lagi hitam putih tapi sudah berwarna. Dari sekian banyak film yang dibintangi beliau, saya pilih 'Breakfast at Tiffany's' karena mengandung nama Tiffany yang sudah pasti nyambungnya ke Tiffany SNSD HAHAHAHAHAHA. Secetek itu pertimbangannya.

Genre film ini adalah comedy, drama, dan romance. Well...saya nggak bisa nyambung sama komedinya. Audrey di film ini berperan sebagai Holy Golightly, seorang sosialita di Manhattan yang hobi pesta. Kesan yang saya tangkap dari film ini, Holy adalah seorang wanita penghibur yang mencari uang dari para pria kaya raya. Penggambarannya nggak vulgar sama sekali tapi mengarahkan pikiran saya untuk berpikir seperti itu.

Holy punya trauma masa lalu yang dia tutup-tutupi dengan keglamoran hidupnya. Dia juga kayaknya tipe perempuan yang nggak mau terikat dengan komitmen. Holy ingin hidup bebas tanpa terkekang dengan ikatan.


The Good Dinosaur (2015)
Buat saya film ini cukup unik dengan menampilkan dinosaurus herbivora yang punya "peliharaan" berwujud manusia. Konsepnya dibalik, manusia bukan makhluk dominan. Terus juga ada geng T-Rex baik hati yang pekerjaannya menggembala bison.

Ceritanya sederhana tentang pencarian jalan pulang usai tersesat karena dihadang badai. Selama mencari jalan pulang ini, dinosaurus bernama Arlo menemukan keberanian dan jati diri yang sesungguhnya.


The Nutcrackers and the Four Realms (2018)
Dulu saya sangat menanti-nantikan film ini karena salah satu artis K-Pop favorit saya pakai kostum Nutcracker waktu pesta Halloween tahun lalu hehehehe. Saya kira efek CGI film ini akan "semedok" film 'Alice in Wonderland', ternyata enggak. Masih okelah editannya ya. *sok*

Perjalanan Clara menuju "dunia lain" ini mirip dengan cara yang ada di film 'Narnia'. Nggak lewat lemari baju sih, tapi lewat lorong yang ada benang penuntunnya. Di dunia fantasi ini Clara menjadi seorang putri karena ternyata ibunya lah yang telah membangun kerajaan di dunia tersebut. Ibunya sudah meninggal. Jalan cerita di film ini penuh plot twist.


Kategori "WHAT THE..."
Sweeney Todd: The Demon Barber of Fleet Street (2007)
Awal nonton film ini saya biasa-biasa aja cuma mikir "oh oke genre-nya musikal", agak-agak dark karena memang Tim Burton jadi salah satu orang yang terlibat dalam produksinya, dan berasa nonton Harry Potter karena tokoh-tokohnya banyak yang main di film ini juga hahaha. Lama-lama gileeeee syok berat saya. Buat yang nggak kuat adegan gore penyembelihan dan kanibalisme jangan nonton film ini. Hiburanku di film ini hanyalah Jamie Campbell Bower seorang.


Sekian dulu untuk hari ini. Salah dua film yang ada di postingan ini adalah rekomendasi dari Jane from the Blog. ♡♡♡


*

2 comments :

  1. HAHAHA lupa kasih reminder kalo Sweeney Todd itu memang agak gore, aku pun merem kok di adegan itu, nggak kuat. Mana habis itu rada eneg kan makan daging x_x cuma aktingnya Johnny Depp dan Helena Bonham Carter juarak sih, emang favoritnya Tim Burton ya.

    Iya kan Freedom Writers bagus banget, sangat sangat menginspirasi.

    Good Dinosaurs aku suka lho, agak-agak emosional bahkan endingnya, hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. samaaa aku nggak nafsu makan sampai berhari hari habis nonton itu huhuhu, iya mereka langganannya tim burton

      banget ci jane wow durasi dua jam nggak kerasa saking sukanya sama film freedom writers

      hahahaha iya sih emosional di beberapa aspek, aku pun merasakan tapi habis film selesai udah deh buyar xD

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top