Kegiatan di Libur Lebaran 1444 H

Hai hai!!! Apa kabar? Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat fisik, mental, dan finansial, serta bahagia. Amin. Selamat hari raya Idulfitri untuk teman-teman yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin semuanya. ♡

Libur Lebaran kemarin ngapain aja? Kalau saya melakukan beberapa kegiatan yang ada di postingan ini. Selamat membaca!

Nonton Film di Bioskop

Cerita dimulai dengan kegiatan di H-1 Lebaran, yaitu nonton film di bioskop bersama dengan ponakan. Kami nonton dua film: The Super Mario Bros Movie dan Buya Hamka. Nontonnya ambil jam yang berdekatan alias maraton biar nggak wasting time.

Kalau masa kecilmu dulu diwarnai dengan bermain gim Nintendo Super Mario, watching The Super Mario Bros Movie hits different. Kamu bisa dengan mudah tersedot ke ingatan masa lalu ketika pertama kali film dimulai karena cuplikan dan lagu gim Super Mario jadul ditayangkan besa-besar di layar. 😭

Tidak hanya itu, ada juga gim jadul Donkey Kong yang muncul di arcade game di kafe tempat Mario dan Luigi berkunjung. SUMPAH ITU SAYA REFLEKS TUNJUK LAYAR WKWKWKWKWK. Pingin tanya ke semua penonton yang sebaya di situ dengan pertanyaan: KALIAN INGET GAK SAMA GIM ITU??? Freak. 😂

Keseluruhan film The Super Mario Bros Movie memanjakan mata dan telinga saya banget sih karena akhirnya bisa melihat versi 3D dari gim yang pernah saya mainkan ketika masih SD. :") Mulai dari tokoh-tokoh utamanya, kastil, batu bata, koin, pipa yang ada tumbuhan bergiginya, ikan terbang, tong kayu, sampai dengan cumi-cumi, semuanya menyenangkan untuk dilihat. ♡ OST-nya juga gitu, YA AMPUUUN SAMPE IKUTAN NIRUIN SUARANYA SAKING HAPAL BANGET. 😭

Btw saya baru sadar kalau selama ini salah sebut nama kura-kura raksasa antagonis di Super Mario. Saya kira namanya Cooper, ternyata Bowser. WKWKWKWKWK. Semua kura-kura kecil anak buahnya Bowser namanya Coopa. Sementara anak buah yang warnanya cokelat namanya Boopa. Selama ini nggak pernah tahu kalau namanya Boopa karena saya nyebutnya selalu Kuman, WKWKWKWKWK. Maaf ya, Boopa. 😆

Cerita di film The Super Mario Bros Movie bukan lagi tentang Mario yang menyelamatkan Princess Peach layaknya di gim, tapi menyelamatkan Luigi dengan bantuan tuan putri tangguh tersebut. Luigi tersesat di kastil Bowser dan disandera bersama dengan rakyat kerajaan Penguin.

Bowser tuh definisi dari buruk rupa dan buruk akhlak. 🙁 Nonton Bowser yang ambis banget mengejar Peach sampai menghalalkan segala cara, saya jadi langsung ingat dengan kalimat yang sering dilontarkan oleh masyarakat sosmed masa kini ketika ada perempuan yang dikejar-kejar laki-laki: kaLaU nGgAk mAu yA tiNgGaL nOLaK aJa.

Kenyataannya ya tidak semudah cocotmu itu. Peach sudah menolak dengan tegas, nyatanya apa? Ya tetap dikejar-kejar oleh Bowser untuk diajak nikah, hzzz. Tentu tidak semua laki-laki seperti Bowser ya, hanya laki-laki yang tidak berakhlak saja. Maka dari itu, dimohon kepada laki-laki yang seperti Bowser untuk muhasabah diri. Terima kasih.

Selain fenomena pemaksaan kehendak, fenomena sosial masa kini lain yang diangkat di film The Super Mario Bros Movie adalah keyakinan Mario dan Luigi terhadap diri sendiri untuk tetap berpegang teguh pada pilihan yang sudah dipilih berdasarkan pertimbangan terbaik. Banyak orang di sekitar mereka berdua yang meremehkan pilihan hidup sebagai tukang ledeng. Mario dan Luigi ingin memiliki usaha sendiri tapi society (bahkan keluarga mereka sendiri) tidak terlalu mendukung. Namun, mereka berdua tetap keep going sebagai bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Hal lain dari film ini yang menarik perhatian saya di film The Super Mario Bros Movie adalah ayah dari Donkey Kong (DK). Penampilan ayah DK mengingatkan saya ke King Louie di film kartun The Jungle Book tahun 1967. Agak-agak nyentrik dan sinting gitu.

Lanjut ke film kedua: Buya Hamka. Ternyata film ini adalah volume pertama, masih ada lanjutannya nanti. 🙂 Di poster filmnya nggak ditulis kalau filmnya bakalan bersambung. 🙂 Jadi, mau nggak mau waktu bagian keduanya nanti tayang saya harus nonton biar nggak nanggung.

Jalan cerita di Buya Hamka vol. 1 menurut saya datar, sepertinya bagian kedua akan lebih seru jika melihat dari cuplikannya. Film bagian pertama ini menceritakan Buya Hamka ketika masih tinggal di Makassar yang kemudian pindah ke Padang (cmiiw). Hal-hal menarik dari film ini untuk saya adalah Buya Hamka yang sudah membuka jendela ketika subuh tiba, beliau sangat berpegang teguh kepada agama jadi tiap tindakannya selalu dijalani dengan menyebut asma Allah, dan passion beliau terhadap dunia tulis menulis baik itu menulis berita maupun novel sangat tinggi. Gila sih produktif banget.

Buya Hamka diperankan oleh Vino G. Bastian, istrinya diperankan oleh Laudya Chintya Bella. Tokoh Bung Karno diperankan oleh Anjasmara. Wah begitu melihat Anjasmara saya langsung teringat dengan sinetron Tersanjung pada masa lalu, WKWKWKWKWK.

Bagi saya, film vol. 1 ini masih belum menjawab adegan yang ada di pembukaan film. Adegan tersebut menampilkan Buya Hamka yang dikunjungi oleh istri dan anak-anaknya di tempat pengasingannya. Alasan mengapa beliau diasingkan masih belum terungkap. Saya tidak pernah membaca biografi Buya Hamka atau mendengar kisahnya secara lengkap, jadi sepertinya film vol. 2-nya akan saya tonton agar tidak penasaran.

Bersepeda

Kegiatan setelah hari-H Lebaran yang saya lakukan dengan istikomah (selama 3 hari, LOL) adalah bersepeda. Kegiatan ini lagi-lagi saya lakukan bersama dengan ponakan-ponakan. Di dekat rumah mereka ada jalan di tengah persawahan yang cukup luas dan panjang, bahkan sampai tembus ke desa sebelah. Kami setiap pagi bersepeda di sana.

Di suatu pagi kami hanya bersepeda berdua saja. Rute yang kami ambil bisa lebih panjang karena ponakan yang paling kecil nggak ikut. Jalan yang kami lewati ditumbuhi semak-semak yang cukup rimbun semata kaki.

Ketika melewati suatu petak, saya mendengar ada gemerisik di semak-semak. Saya yakin itu suara ular yang lagi menghindar karena ada manusia lewat. Yaudah kan santai aja karena saya pikir ularnya sudah menyingkir dari tengah jalan. Taunya tsaaay...ban depan saya ngelindes ularnya. 🙂🙂🙂

Gatau deh yang saya lindes tuh kepalanya apa bagian tubuhnya yang lain. Yang pasti si ular sempat mengibas-ngibas ban depan sepeda yang saya kendarai sebelum akhirnya loncat ke sawah di sebelah kanan. 😭 Alhamdulillah kaki saya nggak dipatok, mana pas momen dia ngibas-ngibas ban itu posisi kaki saya lagi di pedal bawah. 😭 Nggak pake sepatu lagi. 😭

Setelah pulang, saya ceritain lah pengalaman mendebarkan itu ke bapak dan nenek saya. Takut banget soalnya, konon kalau melindas ular dan ularnya nggak mati, dia bakal nyariin karena dendam. Untung saja itu hanya hoaks anak-anak 90-an.

Hal pertama yang bapak dan nenek tanyakan adalah warna ular dan ukurannya. Saya bilang kayak belut dan diameternya sepisang hijau. Nenek saya menduga kalau itu ular kayu. Sementara Bapak saya memberi informasi kalau ular warna hitam biasanya kobra. Mendengar nama kobra disebut jantung rasanya dag dig duerrr daia. Masa iya saya habis ngelindes kobra???

Dengan kekuatan Googling, saya mulai browsing bagaimana wujud ular kayu. Gambar-gambar yang ada di internet berbeda dengan wujud ular yang ada di ingatan saya. Jangan-jangan...

Saya mulai mengetik ular kobra...

Foto-foto yang disajikan Google SAMA PERSIS DENGAN ULAR YANG TADI SAYA LINDES. 😭 YAUDAHLAH FIX ULAR KOBRA DEWASA. 😭😭😭 Lalu saya baca keterangannya, salah satu habitat ular kobra memang di SEMAK-SEMAK SAWAH. 🙂🙂🙂

Besoknya saya balik lagi ke tempat kejadian perkara dan mengamati sambil bersepeda pelan-pelan dan super waspada. Ternyata di jalan tersebut ada lubang yang kemungkinan rumah ularnya. 🙃 HADUH HADUH HADUH. 🙃🙃🙃 Dahlah saya dan ularnya di hari-H kejadian memang sedang beruntung. Saya nggak dipatok, si ular nggak mati terlindas. Alhamdulillah. :")

Motret Bunga Liar

Hari Sabtu kemarin di long weekend ini, saya ikut orang tua jalan-jalan ke sawah karena malam kemarinnya nggak bisa tidur sampai hampir subuh, HEHEHEHE. Daripada kepala pusing di rumah, mending saya buat jalan-jalan menhirup udara segar. Di sepanjang pematang sawah, saya motoin bunga-bunga liar yang tumbuh di sisi kanan dan kiri. ♡

Berwisata ke Kebun Binatang Surabaya

Wisata tahun ini ceritanya sambil menyelam minum air. Setelah mengantar anak kamar sebelah kembali ke perantauan, kami sekeluarga mampir ke Kebun Binatang Surabaya. Kayaknya ini kali kedua saya ke sana deh. Pengalaman pertama saya nggak inget soalnya masih kecil.

Kebun Binatang Surabaya ini di atas ekspektasi saya, hehehehe. Saya kira di dalamnya panas dan tidak menarik. Ternyata banyak pepohonan sehingga udaranya lebih sejuk. Taman-tamannya juga cukup terawat dan cukup bersih.

Kekurangannya masih ada sebagian orang yang meninggalkan sampah sembarangan, masih ada beberapa orang yang merokok di berbagai tempat, masih ada orang-orang yang memberi makan ke beberapa satwa padahal sudah ada larangan, dan koleksi satwa serta wahana permainannya tidak selengkap di Taman Safari Prigen. Bisa dimaklumi sih karena tiket masuk Taman Safari Prigen per orang memang sekitar sepuluh kali lipatnya tiket masuk Kebun Binatang Surabaya.

Namun, secara keseluruhan saya pada akhirnya bisa menikmati berwisata di Kebun Binatang Surabaya. Dari yang bad mood dan nggak terlalu excited ketika masuk, sampai menjadi semangat merekam-rekam video untuk bahan pendukung tulisan di blog dan juga naik perahu bebek. 😆

🦆🦆🦆

Aslinya tulisan ini mau saya upload di tanggal 30 April supaya tiap bulan ada postingannya. Tapi kemarin sepulang dari Surabaya langsung tepar wkwkwkwk. 

Oh iya, besok hampir semua pekerja dan pelajar sudah mulai kembali aktif bekerja, sekolah, dan kuliah ya. Semangat untuk kita semua!

Sampai jumpa di postingan selanjutnya~

*