May 4, 2023

What I Like and Dislike from Aroma Karsa


Akhirnya dapat kesempatan juga membaca novel karya Dee Lestari. Selama ini saya hanya pernah membaca novelet dan kumpulan cerita sang Ibu Suri. Novel Aroma Karsa yang saya baca diterbitkan oleh Bentang Pustaka dengan jumlah halaman 710 halaman.

Aroma Karsa adalah novel dengan tema mitologi Jawa, drama percintaan, dan ambisi dalam dunia bisnis. Novel ini menceritakan tentang seorang pebisnis wanita sukses dari Indonesia bernama Raras Prayagung yang hendak mencari keberadaan bunga bernama Puspa Karsa. Konon siapa pun yang berhasil mendapatkan bunga ini, dia akan dapat mengendalikan dan menguasai orang lain sesuai dengan keinginannya.

Dengan kekuatan sedahsyat itu, Puspa Karsa tentunya bukan sembarang bunga. Keberadaannya sulit diendus oleh manusia biasa. Oleh karena itu, Raras menjadikan seorang pemuda bernama Jati Wesi sebagai anak buahnya dalam ekspedisinya memburu sang bunga. Jati Wesi tinggal di TPA Bantar Gebang sedari bayi, dia mempunyai indera penciuman yang sangat tajam, jauh lebih tajam daripada manusia pada umumnya.

Deskripsi dan penjelasan tentang kemampuan Jati Wesi dan bagaimana kehidupannya di TPA Bantar Gebang diceritakan dengan sangat menarik. Saya lebih excited membaca kisah Jati Wesi daripada masa kecil Raras Prayagung. Oh iya, Raras ini ternyata sudah cukup sepuh. Awalnya saya kira Raras sepantaran dengan Jati Wesi, ternyata anaknya Raras lah yang sepantaran dengannya. Anak Raras tersebut bernama Suma.

Suma juga mempunyai kemampuan penciuman seperti Jati Wesi. Namun, karena diasuh oleh keluarga konglomerat, Suma menjadi tidak setangguh Jati Wesi. Suma malah membenci Jati Wesi dan dia selalu menceritakan ketidaksukaannya tersebut kepada pacarnya. Pacarnya lama-lama jengah juga dengan perilaku Suma yang seperti itu.

Kisah cinta Suma inilah yang menjadi salah satu aspek yang tidak saya sukai dari novel ini. Penjelasan saya setelah kalimat ini akan mengandung spoiler. Jadi, yang tidak suka dengan bocoran cerita silakan close tab segera.

Dari dulu saya tidak pernah suka dengan tema percintaan yang mengusung cerita seseorang meleng ke orang lain dari kekasihnya. Di Aroma Karsa ini Suma lama-lama jatuh cinta dengan Jati Wesi yang awalnya dia hina karena asal-usulnya. Padahal status Suma adalah pacar seseorang. Selingkuh gak sih namanya? Belum putus tapi sudah menjalin hubungan dengan orang lain. Jati Wesi juga begitu, sudah tahu Suma punya pacar malah mau-mau saja.

Ketika membaca keseluruhan cerita cinta Suma dan Jati Wesi ini saya malah teringat ke beberapa drakor yang mengangkat tema serupa. Salah satunya The Heirs, cerita cintanya tentang seorang siswa SMA kaya raya yang jatuh cinta kepada siswi SMA miskin anak pembantunya. Bedanya di Aroma Karsa jenis kelaminnya dibalik, yang kaya yang perempuan.

Walaupun sudah drop habis-habisan dengan tema percintaannya, novel ini tetap saya baca sampai bab terakhir. Kepiawaian Dee Lestari dalam menyusun kalimat-kalimat dengan pilihan kata yang sangat cantik dan indah membuat saya tahan membacanya. Ditambah lagi dengan ukuran tulisan yang cukup besar dan bab yang pendek-pendek, membuat beban membaca novel dengan 700-an halaman terasa ringan.

Penggambaran Gunung Lawu yang biasanya mistis dan seram pun tidak tampak di novel ini. Sebagai seorang penakut, tentu saja hal ini adalah sebuah keuntungan bagi saya, HEHEHEHE. Dunia lain di Gunung Lawu tampak asri dan indah dalam imajinasi saya. Sebetulnya saya penasaran dengan visualisasi dunia tersebut jika novel ini diangkat menjadi film atau serial. Demi melihat dunia lain Gunung Lawu itu, sepertinya saya akan kuat menahan kisah cinta yang klise dari para tokoh-tokoh utamanya. Semoga.

*

14 comments :

  1. tosss mba! satu2nya yang aku kurang suka itu justru kisah cinta Jati dan Sukma, sisanya mah bagus banget. emang alasannya aneh kali ya kok bisa benci sama tokoh cuma karena mereka berpaling gitu, tapi justru aku malah kayak udah males deh akhirnya untuk baca kisah cintanya padahal kisah aslinya bagus banget... cukup disayangkan sih emang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul! Seandainya kisah cintanya nggak dibuat seperti itu kayaknya aku akan seperti beberapa orang yang mengharapkan buku ini ada sekuelnya.

      Delete
  2. Tak kirain tadi suma itu cowok mbk, ternyata cewek ya. Ya gitu emang kalau benci lama-lama bisa jadi suka😅
    Kalau novel fantasy gini bagusnya emang romance nya dikit ya. Jadi bisa lebih fokus ke cerita pencarian bunganya, bukan romance nya. Eh tapi emang mbk dee lestari udah terkenal novelnya bagus-bagus ya...
    Dulu saya pernah baca yang judulnya petir mbk. Bagus banget, dan lucu juga sampai ketawa ngakak saya😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwwk cewek mba. Tema dari benci jadi suka sebenernya baik-baik aja buat aku asal nggak ada perselingkuhan di dalamnya. xD Sayangnya romance di buku ini ada bumbu selingkuhnya dan cerita antara romance dengan adventurenya kayak fifty-fifty. :(

      Betul karya Dee Lestari memang bagus-bagus, terutama pilihan katanya itu bener-bener indah. Petir ini salah satu bagian dari seri Supernova gak sih mba? Belum pernah baca yang itu. :(

      Delete
  3. Beberapa karya Dee Lestari yang pernah kubaca baru Supernova, Filosofi Kopi, sama Perahu Kertas. Dari segi penggunaan bahasa, Supernova yg bikin paling mikir dan Perahu Kertas yang buatku berasa baca metropop. Untuk Aroma Karsa sendiri kira-kira lebih mendekati mana kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku belum pernah baca Supernova dan Perahu Kertas, mba Hicha, WKWKWKWK. Aroma Karsa ini nggak bikin mikir sih, mungkin setipe dengan beberapa cerita yang ada di Filosofi Kopi.

      Delete
    2. Mjb Kak Hicha dan Kak Endah, berhubung aku udah baca buku-buku yang Kak Hicha sebut, menurutku dari segi penggunaan bahasa semua mirip-mirip. Kalau Aroma Karsa sih nggak seberat Supernova tapi writing stylenya khas Dee banget :) Sebenernya ceritanya kompleks tapi bahasanya ringan, jadi nggak kerasa berat. CMIIW.

      Delete
    3. Hooo okeoke, thank you Li informasinya <3

      Delete
  4. Setuju!! aku juga mengiranya kisah cinta di novel ini terlalu berlebihan dan alurnya terlalu dibuat-buat. Aku malah fokus sama apa yang tercium di hidung jati. Fokus ke cerita pencarian puspa karsa dan asal usul Jati yang tidak terduga. Imajinasiku juga terbang terbang tentang rupa cantik dan penampilan dari para perempuan yang diceritakan di novel ini...hiihihi

    Kalau baca-baca di sosmed, gunung lawu memang terkenal dengan mistisnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kisah cintanya agak sinetron, perubahan Jati dari yang gembel lalu menjadi seperti tuan muda juga kayak kecepetan. Tapi karena asal-usulnya seperti itu mungkin berpengaruh juga ya, wkwkwkwk, orang dari sono mungkin lebih sakti jadinya bisa beradaptasi dengan cepat. xD

      Betuuul, kisah penciuman Jati itu lebih menarik. Apalagi waktu Suma membaca buku catatan Jati yang nggak boleh dibaca siapapun itu. Merinding tapi juga seru.

      Hahahaha Suma tuh cantiknya gimana ya aslinya dalam bayangan Dee Lestari. Di adegan terakhir itu aku bayanginnya dia kayak Anastasia Steel waktu pesta topeng di pelelangan. xD

      Nah ituuu, kalau dengar Gunung Lawu tuh aku langsung ingetnya ke Pasar Setan. :) Untungnya di buku ini nggak seram penggambaran alam ghaibnya.

      Delete
  5. Novel bertema cinta menang asyik untuk dibaca ya, Mbak Endah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tergantung ceritanya kayak apa sih bu Nur, kalau tentang perselingkuhan ya ogah😅

      Delete
  6. AKHIRNYAAA TAYANG JUGA REVIEW AROMA KARSANYAA!! Duh, aku telat banget sih baru komen sekarang 😂. Terus aku merasa insensitive juga karena pas baca, aku nggak ngeh kalau hubungan Jati dan Sukma tuh hubungan terlarang 😂. Soalnya aku nggak terlalu fokus ke sana, lebih fokus ke plot utamanya pas baca. Dan aku baru ngeh kalau mereka selingkuh waktu baca review Kak Tika dan Kak Endah 😭. Padahal adegan romansanya sebenernya nggak gitu penting sih ya 😂. Tetep aja lebih seru plot utamanya, apalagi pas mereka udah di hutan Gunung Lawu. Penggambarannya seru banget! Dan endingnya.. bikin pengin baca Aroma Karsa 2 tapi Dee Lestari masih belum kepikiran buat nerusin katanya 😭.
    Aku kagum sih dengan Dee, seniat itu belajar tentang wewangian sampai ambil kelas bikin perfume di Paris lho, Kak! Makanya penjelasan wewangiannya bisa detil banget. Bikin hidung kita ikut kebayang baunya kan pas baca 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. WKWKWKWKWK bagus Li, mending yang kayak kamu gitu fokus ke plot ceritanya. Kalo ngeh ke hubungan terlarangnya kayak aku gini jadi ilfil duluan. :") Iya yang di Gunung Lawunya seru banget, apalagi kalo udah nampilin tokoh yang namanya Iwan, greget banget soalnya dia cerewet wkwkwkwk. Terus plot twist ternyata yaaa antagonisnya, wow mind blowing bagiku yang baru membaca novel tebal Dee Lestari.

      Wehhh sampai ke Paris??? Pantesan kalau deskripsiin bau-bauan tuh kayak detail dan pembacanya bisa kebayang gitu gimana baunya. Semoga Ibu Suri tergerak hatinya untuk membuat sekuel keduanya ya Li, biar yang nungguin nggak penasaran lagi dengan kelanjutan cerita Jati Wesi ini.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top