Buku Attitude is Everything terbit dalam bahasa Inggris pada tahun 2012. Buku karya Jeff Keller yang aku baca adalah versi terjemahan bahasa Indonesia (penerjemahnya Femmy Syahrani), diterbitkan oleh Renebook, cetakan kelima November 2023. Buku dengan jumlah halaman 240 halaman ini mempunyai tagline yang menarik, yaitu Sikap Adalah Segalanya Hidupmu Bakal Sukses Kalau Mentalmu Beres.
Biasanya aku nggak tahan berlama-lama membaca buku di mobil. Tapi untuk buku yang satu ini aku betah-betahin deh ya baca di dalam mobil soalnya punya Bu Bos, wkwkwkwk. Sungkan juga kalau mau pinjem dan dibawa pulang berhari-hari๐
And my effort is worth it. Buku ini berhasil membuat aku melihat ke arah yang lebih positif. Aku anaknya cenderung tersedot dan menyerap energi negatif dari sekitar. Jadi, buku ini bermanfaat banget untuk kembali menarikku ke arah yang lebih positif yang mana itu bagus banget karena aku lebih nyaman ketika berada di lingkungan yang positif.
Aku sekarang nggak mau terlalu peduli dengan tren toxic positivity. Capek kalau ngikutin tren terus. Aku lebih memilih untuk mendengarkan diriku nyamannya di mana. Dan ternyata aku lebih nyaman ketika melihat atau membaca hal-hal yang positif. Semangat itu nular.
Pelajaran pertama yang aku dapat dari Attitude is Everything ini udah gong banget: "Jangan melumuri jendela mental yang sudah kotor." Kita harus mengambil kendali dan membuat "film" sendiri karena jika tidak, maka kita akan terus memutar ulang film lama. Kalau film lamanya bermanfaat sih nggak masalah, tapi kalau nggak? Mau terkungkung terus dengan pikiran sendiri? Nggak mau๐ฉ
Membuat film sendiri itu yang seperti apa sih? Jeff Keller mendefinisikannya dengan menggunakan kekuatan pikiran yang luar biasa untuk memvisualisasikan jalan menuju kesuksesan yang lebih besar. "Oke, aku bisa mengerjakan ini. Kalau enggak, aku akan bisa cari jalan lain," gitu kalau aku nangkepnya.
Pelajaran kedua: "Orang yang tidak berkomitmen akan menyerah ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginannya." Ketika sudah memilih tujuan yang ingin kita capai, langkah selanjutnya adalah membuat komitmen untuk melakukan usaha, bergerak maju, dan memanfaatkan peluang yang datang demi mencapai tujuan tersebut. Kemudian kita harus menindaklanjuti komitmen tersebut dengan gigih. Lalu, kata Jeff Keller, bersiaplah meraih kesuksesan!
And remember what Seneca had said: Jalan menuju puncak kejayaan tidak pernah mulus.
:)
Jadi, apabila kita mengalami masalah atau kegagalan, maka tidak perlu berkecil hati atau menyerah. Kita tidak boleh membiarkan masalah mengotori jendela sikap mental kita selamanya. Kita harus membersikan jendela kusam itu supaya ketika semua telah reda, kita dapat melihat lebih jernih daripada sebelumnya.
Napoleon Hill pernah berkata, "Setiap kesulitan membawa benih manfaat yang setara atau lebih besar." Kita harus memetik pelajaran dari pengalaman pahit yang kita alami dan kembali fokus untuk terus maju dan berkembang. Di saat krisis, kita disarankan untuk berusaha selalu optimis dan berpikiran terbuka. Mengapa? Karena sikap-sikap tersebut menungkinkan kita menemukan manfaat dalam kesulitan.
Jeff Keller menuliskan supaya kita memandang rintangan yang sedang kita hadapi saat ini sebagai rintangan yang "hampir tidak merepotkan", bukan sebagai rintangan yang tidak terkalahkan. Langkah kecil awal yang bisa dilakukan adalah dengan self-talk (dialog internal) positif sesering mungkin (sama dengan afirmasi positif terhadap diri sendiri, makin sering makin baik). Jika khawatir terdengar orang lain, bisa dilakukan di dalam hati. Yang penting kita mendengar input positif tersebut berulang-ulang sampai berakar di pikiran bawah sadar kita.
Pelajaran ketiga: "Jangan membahas target Anda dengan orang yang negatif." Mereka hanya akan mendebat dan menyebutkan segala macam alasan kita tidak akan berhasil. Tidak ada gunanya mendengarkan itu. Orang-orang negatif ini, sering kali, adalah orang yang tidak berbuat apa-apa (atau hanya berbuat sedikit) dalam hidup mereka sendiri. Mereka tidak memiliki target atau impian (dan juga tidak ingin orang lain berhasil).
:)
Namun dalam beberapa kasus, ada manfaat yang dapat dipetik dengan memberi tahu orang lain tentang target kita. Kita harus memastikan berbicara dengan orang yang sangat positif dan mendukung penuh upaya kita. Orang tersebut harus orang yang akan sungguh-sungguh gembira jika kita mencapai target dan bersedia melakukan apa pun untuk membantu kita.
Pelajaran keempat: "Kita mendapatkan apa yang menurut pikiran kita akan dapatkan." Kita sendiri yang harus memilih untuk berbicara dengan cara apa yang akan menggerakkan kita menuju hidup yang kita inginkan (hidup bahagia, misalkan). Kita harus menggunakan kata-kata yang konsisten dengan jalan yang ingin kita tempuh (kata-katanya harus yang menyemangati diri sendiri). Lalu, mengambil tindakan yang sejalan dengan itu. Dan, kata Jeff Keller, "Lihatlah diri Anda mulai bergerak ke masa depan yang cerah itu."
Ketika ada yang bertanya kabar kita dan kita menjawabnya dengan "baik" atau "hebat", tubuh akan mulai menyesuaikan dengan bahasa optimis tersebut. Postur badan menjadi lebih tegak. Orang lain akan tertarik pada energi dan semangat hidup kita. Hubungan bisnis dan pribadi kita membaik.
Apakah semua masalah hidup kita akan lenyap dengan ajaib setelahnya? Tidak, dong. Namun, kita sudah memulai prinsip yang sangat penting, yaitu kita akan menjadi sesuai dengan yang kita pikirkan.
"Hari mendung tidak mampu menyaingi sikap yang secerah matahari."- William Arthur Ward -
Terus kalau kita lelah beneran gimana? Buku ini nggak mengecilkan rasa lelah kita. Rasa lelah itu nyata. Yang perlu kita identifikasi adalah lelah itu lebih berupa lelah mental atau lelah fisik.
Jika lebih berupa lelah mental, ini berkaitan dengan apa yang kita pilih sebagai fokus. Kita dapat berkonsentrasi pada merasa lelah. Itu salah satu pilihan. Sebaliknya, kita juga bisa memilih untuk mengingat berkah berlimpah dalam hidup kita dan merasa sangat beruntung dan berenergi.
Sering kali perasaan kita itu subjektif. Jika kita memberi tahu diri bahwa kita lelah, kita akan merasa lelah. Jika kita memberi tahu diri kita bahwa kita hebat, kita akan merasa berenergi.
Kalau tetap lelah mental bagaimana? Coba untuk mencari pertolongan ke profesional dan mulai untuk menggerakkan tubuh dengan exercise. Kita bisa mencari tahu apa manfaat exercise untuk fisik dan pikiran. Aku rekomendasikan dari channel Dunia Ade Rai karena aku menyimak video-video beliau. Selamat mencoba!
Pelajaran kelima: Mengeluh merugikan kita dalam tiga cara, yaitu (1) tidak ada yang ingin mendengar keluhan kita, (2) mengeluh memperkuat rasa nyeri dan sakit itu, dan (3) mengeluh tidak akan menghasilkan apa pun dan membuang waktu.
"Masalah itu ibarat bayi, akan tumbuh besar jika dipelihara."- Lady Holland -
"Rahasia kebahagiaan adalah menghitung berkah yang diperoleh, sementara orang lain menghitung masalah mereka."- William Penn -
Jeff Keller menuliskan bahwa kita bisa belajar dari Eddie Rickenbacker. Dia pernah terombang-ambing di rakit penyelamatan selama dua puluh satu hari. Tersesat tanpa harapan di Samudera Pasifik. Setelah selamat dari musibah itu, Rickenbacker berkata, "Jika kita punya air bersih sebanyak yang ingin diminum dan makanan sebanyak yang ingin dimakan, kita tidak selayaknya mengeluh tentang apa pun."
"Renungkan berkah Anda saat ini, yang berlimpah bagi setiap orang; bukan kemalangan masa lalu Anda, yang selalu ada dalam hidup semua orang."- Charles Dickens -
Pelajaran keenam: Dua kategori orang, yaitu (1) Orang bergizi: orang yang positif dan suportif, bahagia dan optimis, membuat lingkungan menjadi lebih baik dan nyaman; (2) Orang beracun (toxic): memikirkan hal-hal negatif, menyedot energi positif, lingkungan terasa suram
Otak manusia cenderung berkutat dengan hal yang berulang. Sayangnya, otak nggak dapat memilah pesan mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan untuk kita. Jika kita cukup sering mendengar sesuatu, kita cenderung mempercayainya (dan bahkan sampai bertindak berdasarkan yang kita dengar itu). Seperti halnya lagu yang kita dengar berulang bisa membuat kita ingat kepada lagu itu, pikiran yang berulang tentang kesuksesan pun akan membuat kita berpikir tentang sukses.
Next, tentang pertemanan.
"Teman akan memperluas pandangan atau bahkan mencekik impian."- Anonim -
Bukannya kita sebaiknya berusaha menolong teman-teman yang negatif dan tidak meninggalkan mereka?
:)
Based on my experience, my answer is "Nope. Thanks." *lari sejauh-jauhnya*
Jeff Keller punya jawaban yang lebih halus: kamu bebas melakukan apa pun yang menurutmu baik, dan setiap situasi harus dihadapi sesuai dengan faktanya masing-masing. Jeff Keller sering mendapati dalam sebagian besar kasus, bergaul dengan teman negatif tidak bisa menolong mereka (dan tidak menolongmu juga!).
Nah kan apa w bilang.
:)
Lebih jauh, Jeff Keller menuliskan bahwa justru semua orang ikut terperosok karena sebagian besar orang negatif tidak ingin berubah. Mereka hanya ingin orang lain mendengar kisah sedih mereka.
True.
:)
Jika kamu sangat ingin bergaul dengan teman negatif, Jeff Keller menyarankan untuk bertanya ke dirimu sendiri kenapa kamu memilih bergaul dengan orang-orang negatif. Ini Jeff Keller yang nulis: "Secara sadar atau tidak sadar Anda mungkin memilih untuk menghambat diri untuk tidak mewujudkan sosok terbaik yang mampu Anda capai."
So, the choice is yours.
Pelajaran ketujuh: Maju sekalipun takut. Tidak ada yang namanya "kegagalan", hanya ada hasil yang tingkat keberhasilannya berbeda-beda.
Pesan dari Jeff Keller, yaitu kita anggap diri kita sebagai pemenang saat kita mengambil langkah dan melakukan hal yang ditakuti. Maka kita sudah menjadi pemenang saat terjun ke arena dan berpartisipasi, apa pun hasilnya.
Jeff Keller memberi contoh takut berbicara di depan umum. This is my fear lmao. Walaupun kita takut, kita terus menghadapi rasa takut itu dan tetap melakukannya maka kita sudah menjadi pemenang begitu berdiri dan berbicara di depan pemirsa.
Nggak penting lutut kita gemetar atau suara bergetar, yang penting kita sudah menghadapi rasa takut dan menerima tantangan. Kita layak mendapat ucapan selamat๐คฃ Kemungkinan hasilnya adaah rasa percaya diri meningkat dan merasa bersemangat (OMG THIS IS TRUE!).
Saat berbicara di depan umum untuk pertama kalinya, tentu kita nggak akan dielu-elukan sebagai pembicara terhebat di dunia. Nggak apa-apa banget, kan. Kita terima aja karena kita nggak bisa berharap menjadi pembicara ulung pada presentasi pertama.
In the end, kabur dari rasa takut adalah strategi yang berujung pada kekalahan. Strategi ini hanya menimbulkan rasa frustrasi dan tidak bahagia. Jeff Keller sudah mengalaminya sendiri. Takut pada beberapa hal itu tidak ada salahnya. Orang sukses pun merasa takut. Bedanya, orang sukses bertindak dan maju meski takut. Jeff Keller mengakui bahwa hal itu tidak selalu mudah tapi kita selalu merasa lebih menyukai diri sendiri jika kita menguasai rasa takut itu.
Mencoba hal baru mungkin terasa nggak nyaman, bahkan mungkin menakutkan. Supaya keterampilan baru menjadi berkembang dan target yang bermakna tercapai, kita harus berkomitmen untuk melakukan hal yang diperlukan untuk mencapainya, walaupun jika itu berarti menelan komentar negatif atau tersungkur sesekali.
Orang sukses mampu menjadikan "kegagalan" sebagai batu loncatan menuju kesuksesan. Walaupun mungkin nggak terlalu menikmati "kegagalan" itu, mereka mengakui bahwa itu perlu dalam jalan menuju kemenangan. Bagaimanapun juga, menguasai suatu keterampilan baru memerlukan waktu, upaya, disiplin, serta kemauan untuk terus maju menempuh kesulitan apa pun yang muncul.
Tiap sasaran baru disertai dengan banyak kegagalan baru. Kita sendiri yang perlu menentukan apakah akan memperlakukan kekecewaan terhadap suatu kegagalan sebagai sebuah kemunduran dan tantangan sementara yang harus diatasi, atau sebagai rintangan yang tidak terkalahkan. Jika kita bertekad untuk belajar dari tiap kegagalan dan terus berfokus pada target yang ingin dicapai, kegagalan itu akan mengantarkan kita ke kesuksesan.
Kegagalan tidak berarti kita sudah sampai ke ujung jalan dan kesuksesan tidak lagi mungkin diraih. Kesuksesan hanya mustahil diraih pada saat kita menyerah. Menyerah berarti berhenti. Sedangkan upaya terus-menerus dengan komitmen dan ketekunan dapat berubah menjadi kesuksesan.
Pelajaran kedelapan: Manfaat berjejaring.
Manfaat berjejaring dalam bisnis adalah membantu memecahkan masalah, meningkatkan peluang kerja, memberi informasi dan ide yang berharga, membantu menemukan orang yang kompeten, dan menghasilkan klien atau peluang bisnis baru. Manfaat berjejaring untuk pribadi adalah memperluas hubungan sosial, membantu kita berteman dengan beragam orang, memberi informasi yang berharga, dan memungkinkan untuk memperbaiki kualitas spiritual dan fisik.
Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan keefektifan berjejaring?
Jeff Keller menuliskan enam belas teknik yang menurutnya efektif. Enam belas teknik tersebut disusun dalam empat kategori terpisah, tetapi berkaitan, yaitu (1) sikap dan tindakan; (2) rujukan; (3) komunikasi; dan (4) tindak lanjut.
Sikap dan Tindakan
1. Menampakkan sikap pemenang.
Jika kita positif dan antusias, orang pasti ingin melewatkan waktu bersama kita. Mereka ingin membantu kita. Jika kita suram dan negatif, orang akan menghindar, dan pasti ragu-ragu merujuk kita kepada teman dan rekan kerja.
2. Berpartisipasi aktif dalam kelompok dan organisasi.
Kita harus menunjukkan bahwa kita bersedia memberi waktu dan tenaga untuk berkontribusi kepada kelompok itu (tidak sekadar membayar iuran, mencantumkan nama dan direktori, dan menghadiri rapat). Kita dapat mengajukan diri menjadi panitia atau menjabat sebagai pengurus. Anggota lain akan menghormati kita saat melihat kita bekerja nyata. Mereka juga akan tahu tentang keterampilan bergaul, watak, nilai-nilai, dan sikap kita.
3. Membantu orang lain dalam jejaring kita.
Kita harus selalu berpikir, "Apa yang dapat dilakukan untuk membantu orang lain?" dan bukan "Apa untungnya bagi saya?" Jika kita terkesan seperti orang yang haus bantuan atau hanya ingin mengambil daripada memberi, tidak akan ada orang yang ingin membantu kita. Jika kita rela merepotkan diri untuk membantu orang lain, hal-hal baik akan mengalir kembali kepada kita. Cara membantu orang dalam jejaring bisa dimulai dengan merujuk prospek bisnis atau calon pelanggan. Selain itu, kita bisa meneruskan artikel atau informasi (yang menarik bagi orang tertentu) ke orang tersebut.
Hasil didapatkan bukan oleh yang mengejarnya, tetapi oleh yang banyak memberi.- Eugene Benge -
Rujukan
4. Jika kita merujuk seseorang, pastikan orang itu menyebut nama kita sebagai perujuk. Kita harus eksplisit.
Misalkan kita akan merujuk Joko kepada desainer grafis kita, Yeni. Kita bisa berkata kepada Joko, "Coba hubungi Yeni. Bilang saja Anda mendapat namanya dari saya." Dalam situasi tertentu, bahkan kita dapat menelepon Yeni dan memberitahunya bahwa Joko akan menghubunginya. Lalu, saat kita bertemu atau berbicara lagi dengan Yeni, jangan lupa menanyakan apakah Joko jadi meneleponnya dan bagaimana hasilnya. Kita tegaskan dalam benak Yeni bahwa kita memikirkan kepentingannya dan membantunya menumbuhkan bisnis.
5. Kita harus selektif.
Kita tidak dianjurkan merujuk semua orang yang kita kenal. Kita harus menghargai waktu orang dalam jejaring kita. Merujuk orang yang tidak memenuhi syarat akan memberi kesan buruk tentang kita sendiri. Kita tanyakan pada diri sendiri, apakah suatu rujukan benar-benar akan bermanfaat bagi mitra jaringan kita. Kita harus ingat bahwa yang penting adalah kualitas (bukan kuantitas) rujukan yang kita berikan.
Komunikasi
6. Menjadi pendengar yang baik.
Saat bercakap-cakap, kita lebih baik fokus untuk membuat orang merasa nyaman berbicara. Kita menyimak mereka bercerita tentang karier dan minatnya. Maka, kita akan dipandang sebagai orang yang peduli, perhatian dan cerdas. Kita pun akhirnya akan mendapat giliran untuk berbicara tentang diri sendiri. Tidak ada yang ingin membantu orang yang berbicara panjang-lebar tentang dirinya dan bisnisnya tetapi tidak pernah bertanya tentang lawan bicaranya sedikit pun.
7. Menelepon orang sekali-sekali, semata-mata karena kita peduli.
Menghubungi sekali-sekali sekadar untuk menanyakan kabar dan memberi dukungan dan semangat, tidak ada salahnya karena seperti itulah kita ingin diperlakukan.
"Anda dapat meraih sukses terbaik dan tercepat dengan membantu orang lain meraih sukses."- Napoleon Hill -
8. Memanfaatkan peluang sehari-hari untuk berkenalan dengan orang baru.
Kita dapat berkenalan dengan orang hebat di mana saja--di klub kesehatan atau saat mengantre di toko swalayan. Kita tidak pernah tahu benih mana yang akan bertunas menjadi hubungan yang berharga.
9. Memperlakukan setiap orang sebagai orang penting--tidak hanya orang yang "berpengaruh". Jangan sombong.
Kenalan baru kita (baik dia bos besar atau bukan) mungkin saja memiliki teman atau kerabat yang dapat memanfaatkan produk atau jasa kita. Jadi, saat bercakap-cakap dengan seseorang di rapat atau pesta, kita beri mereka perhatian penuh. Jangan menjadi jenis orang yang mengalihkan pandangan untuk mencari "orang yang lebih penting" untuk diajak bicara dengan cara tiba-tiba meninggalkan orang yang sedang kita ajak berbincang-bincang duluan. Kita harus memperlakukan setiap orang yang kita temui secara terhormat dan bermartabat.
10. Berusaha berkenalan dengan orang baru di rapat dan seminar.
Sebaiknya jangan duduk bersama kelompok yang selalu sama di setiap pertemuan. Meskipun menyenangkan rasanya mengobrol beberapa lama dengan teman-teman yang sudah dikenal di pertemuan. Kita akan meraup manfaat lebih besar jika berupaya untuk berkenalan dengan wajah baru.
11. Mendorong diri untuk keluar dari zona nyaman.
Jika ingin memperkenalkan diri kepada seseorang, lakukanlah! Sekalipun kita merasa gugup, kita dapat memaksa diri untuk maju dan berkenalan. Kita akan merasa nyaman seiring waktu.
12. Meminta apa yang kita inginkan.
Dengan membantu orang lain terlebih dahulu, kita sendiri kini berhak meminta bantuan. Jangan malu. Asalkan kita sudah berusaha sebaik-baiknya membantu orang lain di jejaring kita, mereka pasti senang membalas bantuan kita.
Tindak Lanjut
13. Segera mengirim surat setelah berkenalan dengan seseorang.
Misalkan kita menghadiri acara makan malam dan bertemu dengan orang baru. Kita dapat mengirim surat singkat secepatnya, menjelaskan bahwa kita senang berkenalan dan bercakap-cakap dengannya. Kita dapat melampirkan materi dan atau informasi yang mungkin menarik bagi orang tersebut, misalnya nama majalah industri dan kartu langganan. Lalu, kita dapat menanyakan apakah ada yang dapat kita lakukan untuk membantunya. Pastikan kita mengirim surat itu dalam 48 jam setelah pertemuan pertama, agar diterima selagi kita masih segar dalam ingatannya.
14. Memuji presentasi atau artikel yang bagus.
Jika kita mendengar presentasi menarik atau membaca artikel bagus, kita dapat mengirim surat kepada pembicara atau penulisnya dan menyampaikan bahwa kita menyukai dan memetik pelajaran dari pesannya. Hanya satu di antara seratus orang yang akan meluangkan waktu melakukan ini--jadilah orang itu! Pembicara dan penulis biasanya telah mengembangkan jejaring luas yang meliputi beragam industri--jejaring yang dapat kita manfaatkan.
15. SELALU mengirim surat terima kasih atau menghubungi untuk mengungkapkan apresiasi saat kita mendapat rujukan atau materi tertulis yang bermanfaat.
"Ikuti saran ini hanya jika Anda ingin mendapat lebih banyak rujukan dan informasi bermanfaat. Jika Anda tidak berterima kasih kepada orang itu, kecil kemungkinan dia ingin membantu Anda lagi."
16. Mengirim kartu dan pesan berisi ucapan selamat.
Jika ada orang di jejaring kita naik pangkat, mendapat penghargaan, atau merayakan peristiwa lain (misalnya pernikahan atau kelahiran anak), kita dapat mengirim pesan pendek untuk mengucapkan selamat. Semua orang senang diakui, tetapi sangat sedikit orang menyisihkan waktu untuk melakukannya. Memberi perhatian seperti ini akan membuat kita menonjol. Menyampaikan ucapan atau tanda belasungkawa saat anggota keluarga meninggal juga merupakan perbuatan yang pantas.
Pelajaran kesembilan: Membangun Jejaring
Saran berjejaring yang ditawarkan di buku 'Attitude is Everything' ini barulah puncak gunung es. Kita dapat memikirkan sendiri beberapa ide lain dengan cara mengunjungi perpustakaan atau toko buku dan mencari banyak buku bagus tentang berjejaring. Bisa juga dengan memperhatikan apa yang dilakukan orang lain dan menyesuaikanya dengan diri kita.
Jejaring dibangun perlahan-lahan seiring waktu dan bahwa hasil yang signifikan biasanya tidak langsung muncul. Saran dari Jeff Keller, bersabarlah! Bangun landasan hubungan yang mantap. Teruslah memperluas dan memperkuatnya. Kita harus mencurahkan banyak upaya sebelum mulai menuai imbalan yang besar.
Satu hal terakhir dari Jeff Keller: memiliki keterampilan berjejaring yang baik, kita juga perlu menjadi orang yang unggul di bidang kita. Maka, senantiasalah belajar dan meningkatkan diri di bidang kita.
๐ค๐ค๐ค
Akhirnya selesai juga review tentang buku iniii. Bacanya di akhir Februari 2024, ulasannya baru beres di Desember 2025. ๐๐๐ Rasanya gimana? LEGA BANGET! ๐ Bisa dengan nyaman baca review buku 'Attitude is Everything' punya sendiri sewaktu-waktu deh, hehehe. Kamu udah pernah baca buku ini juga belum?
*

No comments :
Post a Comment
Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.