Setelah sekian lama menunda untuk beli komik Hai, Miiko! Volume 37, akhirnya pertengahan November kemarin aku beli dan baca komiknya ketika sudah sampai di rumah. Kesan yang aku dapat dari membaca komik volume 37 ini aku tuliskan poin per poin di postingan ini. Selamat membaca!
- Aku baru sadar Mari-chan hanya dipanggil Mari setelah baca beberapa halaman (kalau nggak salah ingat di cerita 'Merapikan Rambut Itu Repot!!'). Semoga tahun depan terjemahannya dibalikin jadi Mari-chan lagi. Aku nggak terlalu paham dengan kesan yang ditimbulkan dari panggilan -kun dan -chan di Jepang. Aku hanya merasa Mari lebih imut jika dipanggil Mari-chan.
- Panggilan Tappei-kun itu jadi berjarak kah? Tapi sepertinya Tappei lebih suka kalau Miiko memanggilnya Tappei-kun. Again, aku nggak paham dengan kesan yang ditimbulkan dari panggilan -kun. Aku menemukan video Cara Memanggil Nama Orang Jepang ini dan menemukan penjelasan bahwa: jika seseorang sudah mulai dekat maka manggilnya bisa pakai nama pemberian + kun, kalau udah deket banget manggilnya bisa pakai nama pemberian saja. Nah, bukannya harusnya Tappei lebih senang jika dipanggil Tappei saja tanpa tambahan -kun oleh Miiko? Karena artinya itu udah deket banget. Atau ada penjelasan lain tentang panggilan -kun ini?
- Ternyata aku lebih suka Tappei rambut berdiri daripada rambut panjang. 😅
- Apakah Yoshida akan dipasangkan dengan Mari-chan? Ini masih abu-abu sih soalnya Mari-chan kadang kelihatan bukan suka ke gebetan kalau berinteraksi dengan Yoshida, tapi lebih ke mencari atau mendapatkan inspirasi untuk komiknya. But who knows. Haruna sudah nggak pernah muncul. Apakah akan diarahkan ke hubungan Mari-chan dan Yoshida, lalu ada Kak Shingyoji yang menjadi bumbu persaingan di antara mereka?
- Miiko mulai merasakan bahwa masa-masa SD lebih enak daripada SMP, HAHAHAHA. Welcome to the club! Kalo keponakan SD-ku bilang bosen sekolah atau pingin cepet-cepet gede, aku hampir selalu bilang untuk nikmati dulu masa-masa sekolah karena itu adalah masa-masa kejayaan karena tugas belum sebanyak ketika sudah bekerja dan belum mikirin cari uang. 🙂🙃🙂🙃
- Ketika kita tumbuh dewasa, melihat tempat-tempat ketika masih kecil jadi kelihatan sempit dan kecil padahal dulunya terkesan lapang dan luas.
- Di bubble chat ketika Miiko, Tappei, Mari-chan, dan Yoshida pesan bakpau tu bubble chat-nya ketuker nggak sih di antara mereka?
- Oh iya, aku sebenarnya kurang suka dengan bubble chat yang isinya titik-titik saja. Itu aslinya di bahasa Jepang titik-titik juga kah? Btw, jadi makin nggak ada bubble chat yang bilang bodoh ya sekarang. 😅
- Aku pangling banget lihat Mari-chan rambutnya dicatok. Aku kira siapa kok ceplas-ceplos banget ke Miiko. Ternyata Mari-chan. 🤣 Btw waktu SMP dulu aku minder dengan rambut keritingku karena pada waktu itu yang jadi tren adalah rambut lurus. Aku pernah dicatok oleh sepupuku dan memang jadi bagus tapi kemudian balik keriting lagi. 😅 Aku dulu berharap dilahirkan dengan rambut lurus. 😆 Lama-lama bomat yang penting punya rambut. Rambut keritingku dulu pernah dicantolin bolpen oleh seorang teman. 🙂 Oh iya, pake catokan tuh panas huhuhu. Suatu hari Mari-chan nggak catokan lagi. terus dia girang banget mukanya waktu tau Miiko nggak catokan juga. 😆 Semacam sama-sama senang karena ada teman yang sama-sama nggak dandan. 🤣
- Tentang Tappei dan Miiko yang sama-sama nggak segera menyatakan perasaan, aku no comment soalnya nanti kalo komen isinya julid. 😌 Yang maju pesat malah Miho dan Yoshiki. 😌 Miho beruntung banget soalnya Yoshiki kayaknya cinta berat ke dia. Miho sendiri orangnya lugas, dan kesannya ingin punya pacar yang juga lugas. Iya bilang iya, enggak bilang enggak. 👏👏👏
Ada yang sudah baca Hai, Miiko! Volume 37 juga? How's your pov? Please let me know in the comment section below. See you on my next post! Bye~
*
No comments :
Post a Comment
Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.