December 26, 2022

Mencatat yang Terlewat (Edisi Film)


Halo! Setelah beberapa bulan nggak ngomongin film, di penghujung tahun 2022 ini saya mau nulis tentang film lagi. Ada enam film yang sudah selesai saya tonton. Nontonnya ada yang udah dari lama banget tapi lupa diposting dan ada yang beberapa hari lalu baru selesai nonton. Cekidot~

Yuni (2021)
Nonton film ini udah dari jauh sebelum pemeran utamanya kena skandal. Untung aja dulu langsung saya tonton pas ada di platform streaming. Kalau enggak, wah...nasibnya kayak film Penyalin Cahaya. Belum saya tonton, eh...keduluan kena kasus.

Anyway, garis besar film Yuni adalah tentang nasib perempuan di dalam dunia yang patriarki. Tokoh-tokoh di dalamnya menggambarkan para perempuan yang mungkin dapat kita temui di sekitar kita. Saya sendiri merasa seperti kembali ke masa-masa sekolah, di mana beberapa teman sekelas banyak yang dinikahkan begitu lulus SD, SMP, atau SMA. 

Yuni, tokoh utama di film ini, adalah seorang siswi SMA berprestasi yang masih bingung menentukan masa depannya. Namun, dia punya keinginan untuk melanjutkan kuliah. Ketika ada dua orang laki-laki yang melamarnya, dia menolak. Sampai sini saya jadi ingat cerita seorang teman dari Mojokerto. Waktu itu dia bercerita bahwa melamar langsung seorang gadis walaupun tidak pernah kenal sebelumnya adalah hal yang normal di tempat tinggalnya. Saya waktu itu beneran kaget karena di tempat tinggal saya tidak pernah ada yang seperti itu (at least teman-teman seangkatan saya). Dan ternyata di daerah Banten sana juga ada yang seperti itu. 

Keluarga Yuni sendiri memberikan kebebasan padanya untuk memilih jalan hidup. Yang ribut dengan penolakan Yuni justru tetangga kanan kirinya, mereka masih berpandangan pada mitos yang mengatakan kalau ada perempuan yang menolak lamaran dua kali maka dia akan sulit mendapatkan jodoh. Tapi Yuni tetap berpegang teguh pada pendiriannya. 

Karakter Yuni ini betul-betul seperti remaja SMA pada umumnya. Remaja yang lugu sekaligus ingin tahu dan mencoba hal-hal baru. Saya merasa penggambaran tokoh dan latar tempat di film ini terlalu nyata. πŸ˜† Tembok gedung sekolah Yuni detail sekali dengan coretan-coretan khas pelajar. Pakaian-pakaian Yuni dan teman-temannya juga seperti tidak ditata oleh stylish. Seragam putih mereka sudah pada bulak guys, persis seperti seragam kami-kami waktu SMA. πŸ˜‚ 

Yuni sangat mencintai warna ungu. Benda-benda yang dia miliki semuanya berwarna ungu, mulai dari jepit rambut, kaus, tembok kamar, tas, botol minum, sampai sepeda motor. Kecintaannya terhadap warna ungu kadang membuatnya masuk ruang guru karena Yuni kedapatan mengambil barang milik temannya yang berwarna ungu. 

Di dalam ruang guru ini, ada seorang ibu guru yang selalu membantunya untuk meraih beasiswa perguruan tinggi. Namun, ganjalan datang dari bapak kepala sekolah dan bapak guru Bahasa Indonesia. Kepala sekolah Yuni tidak memberikan kemudahan bagi siswi-siswinya untuk melanjutkan pendidikan karena mindset-nya masih berkutat di "ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, toh pada akhirnya nasibnya ada di dapur, sumur, dan kasur". 

Sedangkan guru Bahasa Indonesia Yuni menggunakan kuasanya sebagai laki-laki untuk menekan Yuni. Pada awalnya guru ini baik, tapi ketika Yuni memergoki suatu tindakannya di kamar-pas sebuah toko pakaian di pasar tradisional, bapak guru tersebut berubah sikap. Nilai-nilai Bahasa Indonesia Yuni menjadi tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan beasiswa. Yuni juga dilamar oleh guru tersebut agar tutup mulut, tapi si guru menggunakan dalih "untuk kebaikan hidup bersama". 

Ketika Yuni mengatakan pilihannya kepada ibunya, ibunya hanya bertanya "kamu yakin?" kepada Yuni. Orangtua Yuni tidak lulus SD dan bekerja di Jakarta. Mereka pulang ke Banten di saat-saat tertentu. 

Ibu guru yang membantu Yuni pada akhirnya keluar dari sekolah untuk melanjutkan pendidikan. Ketika Yuni memohon beliau untuk tinggal, ibu guru tersebut mengatakan bahwa dia harus pergi. Mungkin dengan mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, di masa depan sang ibu guru bisa menduduki posisi sebagai pihak yang lebih berkuasa mengatur kebijakan lembaga pendidikan, sehingga dapat memperjuangkan murid perempuan agar setara dengan murid laki-laki. 

Oh iya, syarat beasiswa yang ditawarkan untuk siswa-siswa di sekolah Yuni salah satunya mewajibkan murid perempuan untuk tes keperawanan. Hal ini dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas, katanya. Tapi kenapa hanya dibebankan kepada perempuan? Kenapa tidak ada syarat tes keperjakaan? Karena tes keperjakaan mustahil? Padahal tes keperawanan dengan memeriksa selaput dara utuh atau tidak juga tidak bisa menjamin seorang perempuan pernah berhubungan seks atau belum. Tidak utuhnya selaput dara tidak hanya disebabkan oleh penetrasi penis, ada hal non seksual juga yang bisa menyebabkannya. 

Keperawanan seorang perempuan juga menentukan besarnya uang yang diberikan oleh keluarga laki-laki peminang perempuan tersebut. Ketika malam pertama dilakukan dan perempuan kedapatan masih perawan, maka uang bisa dilipatduakan. But again, nggak ada yang bisa menjamin si laki-lakinya masih perjaka atau tidak. Tidak adil kalau ada keluarga laki-laki yang mengharapkan menantunya masih perawan tapi anak laki-lakinya tidak dituntut pula untuk menjaga diri sebelum menikah. 

Seorang teman sebaya Yuni sudah ada yang menikah dan melahirkan seorang anak. Teman Yuni ini tinggal di rumah untuk mengasuh anak, bersama dengan dua kakak perempuannya yang juga mengasuh anak-anak mereka. Ketika Yuni bertanya tentang pengalaman seksual, temannya itu bilang kalau malam pertamanya sakit dan dia menahannya. Sebab kalau tidak, dia takut suaminya akan marah. Ketika melahirkan, dia juga bercerita kalau vaginanya harus dijahit kembali karena jahitan pertamanya lepas. Bayangin, teman Yuni itu bahkan belum kepala dua usianya. Seorang temannya lagi terpaksa menikah dini karena alasan ekonomi keluarga. 😭 

Yuni juga berteman dengan seorang teteh-teteh pemilik salon kecantikan di pasar tradisional. Namanya Suci. Suci pernah menikah ketika lulus SMP. Pernikahannya berakhir karena Suci dianggap tidak bisa memberikan anak. Suci sempat keguguran beberapa kali. Menurut tenaga medis tempat dia periksa, hal itu karena kandungannya masih belum siap. Barangkali karena malu tidak bisa membuat istrinya hamil, mantan suami Suci yang juga masih belum dewasa, kerap memukuli Suci untuk melampiaskan rasa malunya. Suci dan orang-orang di sekitarnya tidak begitu paham dengan pendidikan seksual. 

Begitulah sekelumit tentang film Yuni. Dialog di film ini seluruhnya dituturkan dalam bahasa Banten(?). Saya awalnya berpikir bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Tengah yang daerahnya mepet-mepet Jawa Barat. Soalnya kosakatanya banyak yang mirip dengan bahasa Jawa yang saya mengerti artinya. Eh, ternyata daerah Banten (cmiiw tepatnya daerah mana). πŸ˜‚ Padahal sudah ada petunjuk eksplisit plat nomor kendaraan Yuni. πŸ˜…


Free Guy (2021)
Nonton film ini karena filmnya masuk nominasi Oscar. Sebenarnya ada beberapa film lain yang juga masuk, tapi ketika saya lihat trailer-nya kok not my cup of tea. Hanya Free Guy ini yang kelihatannya seru dan nggak serius-serius amat. Ternyata bener, saya terhibur banget nontonnya. 

Ceritanya ada seorang pria pegawai bank bernama Guy yang hidup di dalam sebuah game bernama Free City. Guy diperankan oleh Ryan Reynolds yang tampan dan cute at the same time itu. 😍 Mana badannya tinggi dan posturnya tegap lagi, huhu. Gimana coba perasaan Blake Lively yang tiap bangun pagi ketemunya om Reynolds. 😭 *SALAH FOKUS* 

Anyway, Guy ini setiap hari melakukan hal yang sama, bertemu dengan orang itu-itu aja, dan default-nya harus tiarap ketika ada perampokan bank yang terjadi hampir setiap hari. Sampai suatu ketika, ia melihat seorang wanita yang menarik perhatiannya. Guy mengikuti wanita tersebut kemana pun si wanita pergi, tujuannya satu: mengajaknya mengobrol. 

Wanita yang dikejar Guy ini bernama MolotovGirl, yang di dunia nyata bernama Milly. Milly adalah seorang creator game online bersama dengan seorang temannya bernama Keys. Milly merasa bos tempat Keys bekerja telah mencuri kode milik mereka untuk mengembangkan game Free City. Bos tempat Keys bekerja bernama N1. N1 ini tipe bos yang sok asik, nyebelin, tapi uangnya banyak. 

Milly bersikeras untuk mengambil kodenya kembali dengan bermain di Free City walaupun Keys awalnya sangsi. Lama-lama Keys membantu kawannya itu agar mereka mendapatkan keadilan. Guy, si pria di dalam game, juga membantu Milly untuk masuk ke ruangan yang berisi kode-kode miliknya. 

Tokoh-tokoh yang bermain di dalam game, satu per satu ditampilkan sosoknya di dunia nyata. Hanya Guy saja yang tidak, hal ini membuat saya penasaran dan menebak-nebak siapa Guy sebenarnya. Tebakan saya ternyata meleset jauh, hahahaha. Jati diri Guy diungkapkan seiring dengan berjalannya durasi film. 

Dialog-dialog yang dituturkan di film ini sangat berkaitan erat dengan teknologi game online masa kini. Di film ini ada juga cameo dari Pokimane, seorang game streamer berdarah Maroko asal Amerika Serikat (atau Kanada?). YouTuber dan game streamer lainnya juga ada, tapi saya nggak tau apakah mereka seperti Pokimane atau tidak (maksudnya yang di dunia nyata memang profesinya berkaitan dengan game online atau tidak). 

Buat kamu yang bukan penggemar game online, jangan khawatir. Saya juga bukan, tapi masih sangat bisa menikmati film bergenre action dan komedi ini. Nontonnya nggak kerasa tahu-tahu habis. Kalau sudah begini artinya apa? Yup, artinya film ini bagus menurut saya. 😁


Hocus Pocus 2 (2022)
Sebagai orang yang sudah pernah nonton Hocus Pocus yang dirilis tahun 1993, saya merasa wajib untuk nonton Hocus Pocus 2 yang dirilis tahun 2022. Penasaran, jalan ceritanya akan dibawa ke mana. 

Hocus Pocus 2 tentunya punya setting tempat yang lebih bagus dan lebih natural daripada film pertamanya. Di Hocus Pocus 2 diceritakan bagaimana Sanderson Sisters sampai bisa menjadi penyihir. Akting aktris cilik yang memerankan Winnie Sanderson bagus banget. Mirip sekali dengan Winnie versi dewasa. 

Ternyata Sanderson Sisters punya masa kecil yang kelam. Mereka bertiga sudah tidak punya orang tua. Winnie dipaksa menikahi seorang laki-laki yang tidak dia cintai. Winnie memberontak namun pemberontakannya itu menyebabkan pemuka agama di Salem murka. 

Sanderson Sisters lari masuk ke dalam hutan terlarang supaya tidak ditangkap oleh warga Salem. Di hutan itulah mereka bertemu dengan seorang penyihir, mendapatkan buku sihir, and the rest is history. Untuk ulasan singkat tentang Hocus Pocus pertama bisa dibaca di postingan ini

Ide cerita Hocus Pocus 2 masih sama saja dengan film pertamanya, yaitu tentang Sanderson Sisters yang bangkit lagi setelah ada yang menyalakan lilin hitam. Bedanya dengan film pertama, yang menyalakan lilin hitam di film kedua ini ditipu oleh temannya sendiri. Jadi dia nggak tau kalau itu adalah lilin hitam untuk memanggil Sanderson Sisters. 

Sanderson Sisters yang bangkit dari kematian, tetap memburu jiwa anak-anak dan remaja untuk membuat mereka kembali muda. Sanderson Sisters tidak mau mengulangi kegagalan di tahun 1993. Maka dari itu mereka menebar teror di kota Salem di malam Halloween. Bagi yang penakut, tenang saja karena film ini diproduksi oleh Disney maka filmnya nggak seram. 

Anak-anak di tahun 2022 udah nggak terlalu takut dengan penyihir, hahaha. Mereka santai aja gitu dan malah sempat menipu Sanderson Sisters dengan teknologi skin care masa kini. πŸ˜‚ Film ini banyak menampilkan gegar budayanya Sanderson Sisters. Tokoh-tokoh utamanya juga udah anak-anak masa sekarang (yang saya yakin di dunia nyata, mereka ini kelahiran tahun 2000-an). Dialog-dialognya juga banyak menyinggung tentang kultur saat ini. Tentu saja tidak ketinggalan menampilkan berbagai macam gender dan orientasi seksual. 

Back to Sanderson Sisters. Walaupun tujuan mereka masih sama dengan di film tahun 1993, tapi ada unsur baru yang ditambahkan yaitu...Winnie yang membuka bab tentang ritual kekuatan super tapi berbahaya. Kekuatan tersebut akan mengorbankan apa yang menurutnya berharga. Cukup heart warming. Ending-nya sepertinya akan ada sekuel baru. But for me, it is enough in Hocus Pocus 2.


Disenchanted (2022)
Kalau dulu saya nonton Enchanted rasanya bahagia, nonton Disenchanted kok agak sebel ya, hahaha. Sebel karena lihat princess yang ngomong ala film Disney Princess di dunia nyata kok ternyata annoying untuk zaman sekarang. πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Review super singkat tentang Enchanted bisa dibaca di postingan ini

Disenchanted menceritakan tentang si Princess yang ingin pindah ke suatu kota kecil karena sudah tidak terlalu attached dengan kota New York. Dia ingin menemukan hidup yang happily ever after di kota kecil ala dongeng. 

Sang Princess dan suaminya beserta dua anaknya (satunya remaja dan satunya lagi masih bayi) akhirnya pindah ke kota kecil tersebut. Agak cekcok ya bun Princess dengan anak remajanya. Sementara papa si remaja kayaknya juga gak bahagia-bahagia amat tapi dia menahan diri untuk tidak emosi.

Tanpa mereka duga, ada kunjungan dari Prince dan istirnya dari negeri dongeng. If you want to know who they are, ceritanya ada di film Enchanted. Prince dan istrinya ini memberikan hadiah tongkat ajaib dan perkamen yang bisa menjadi petunjuk penggunaannya. 

Suatu malam, Princess yang sedih karena anak remajanya judes terus karena dipaksa pindah, berharap hidupnya menjadi hidup seperti dongeng. Keturutan lah esok paginya. Namun, hidup bak dongeng ternyata tidak seindah yang ia kira.  Film ini menggabungkan beberapa ide pokok dongeng-dongeng Disney seperti Cinderella, Sleeping Beauty, dan lain-lain. 


Gara-Gara Warisan (2022)
Dari posternya, saya kira film ini full komedi. Ternyata...bikin banjir air mata! Nggak sepanjang film nangis-nangis sih, masih seimbang lah antara komedi dan sedih-sedihnya. Tapi tetep aja kalau udah kena tema ortu meninggal tuh nggak bisa nggak nangis. :(

Ceritanya ada satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Tiga orang anak ini namanya Adam, Laras, dan Dicky. Sang ayah sangat menyayangi Dicky, sampai-sampai tidak sadar kalau sering mengabaikan keinginan anak pertama dan keduanya. Kenapa sang ayah bisa sampai segitunya ke anak bungsunya? Tonton saja filmnya langsung kalau penasaran.

Singkat cerita, anak-anaknya sudah dewasa dan tinggal terpisah-pisah. Sang ayah telah menikah lagi karena ibu kandung dari tiga anaknya tersebut sudah meninggal. Adam, anak tertua, sudah memiliki keluarga sendiri. Dia bekerja sebagai karyawan kontrak di sebuah perusahaan telekomunikasi sebagai customer service. Istrinya bernama Rini yang tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga dan merawat anak semata wayang mereka. Rini diperankan oleh Hesty Purwadinata. Ya ampuuun sumpah karakternya lawak banget. Mba Hesty memang gak ada lawan! πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Laras, anak kedua, bekerja di sebuah yayasan pengurus panti jompo. Dia sudah memiliki kekasih yang bernama Benny (diperankan oleh Ernest Prakarsa). Sedangkan adik Adam dan Laras, Dicky, masih berkuliah dan...menjadi pecandu narkoba. Dicky berpacaran dengan seorang cewek bernama Vega.

Ayah mereka bertiga menderita sakit yang mengharuskan dirinya mengundang tiga anaknya untuk pulang guna menentukan siapa yang pantas menjadi penerusnya mengurusi vila keluarga. Perkumpulan keluarga inilah yang akhirnya membuka luka lama Adam dan Laras. Beberapa kali mereka meledak marah kepada Dicky.

Sepanjang nonton, saya berusaha keras berada di posisi sebagai penonton saja. Tidak ikut-ikutan emosi para tokoh di dalamnya. Dengan bersikap seperti itu, saya jadi nggak mikir-mikir amat nontonnya dan nggak jadi judgemental. πŸ™ Saya menikmati sekali nonton film Gara-Gara Warisan. Komedinya itu lho dapet banget dan bisa menjadi penawar adegan-adegan yang bikin nangis-nangis.


Avatar: The Way of Water (2022)
Setelah tiga belas tahun berlalu akhirnya sekuel film Avatar rilis juga. Avatar di sini maksudnya bukan The Legend of Aang ya, tapi bangsa Na'vi yang sekujur tubuhnya berwarna biru. Film pertamanya rilis di tahun 2009 dan mencetak rekor penonton terbanyak di dunia pada masa itu. Review singkat saya tentang film Avatar pertama bisa dibaca di postingan ini.

Jake Sully yang sudah tiga belas tahun tinggal di Pandora dan bertubuh bangsa Na'vi, telah memiliki empat orang anak. Tiga di antaranya adalah anak kandungnya bersama istrinya, Neytiri. Tiga anak tersebut bernama Neteyam, Lo'ak, dan Tuk. Sedangkan anak angkat mereka bernama Kiri.

Hidup Jake Sully menjadi tidak tenteram di hutan Pandora setelah Kolonel Miles Quaritch memburunya karena dianggap pengkhianat. Nonton film ini memang harus nonton film pertamanya dulu sih biar nyambung. Durasi film kedua ini 3 jam 12 menit, jadi kalau nggak nyambung tuh sayang banget.

Back to the story. Jake Sully akhirnya pindah dari hutan ke lautan. Dia dan keluarganya meminta izin untuk bergabung dengan bangsa batu karang yang tinggal di lautan. Secara fisik, reef people lebih besar daripada forest people. Ekor mereka juga berbeda. Jake Sully sekeluarga harus belajar dari nol lagi karena keahlian mereka sebagai bangsa hutan tidak berguna sama sekali di lautan.

Anak-anak Jake Sully, terutama Lo'ak, sering bertengkar dengan anak-anak reef people karena...yaaa biasalah anak remaja kan suka olok-olokan kalau ada yang berbeda dari mereka. Lo'ak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak ketua suku. Cewek yang membuat Lo'ak jatuh cinta bernama Reya. Reya ini lebih dewasa sikapnya daripada saudara-saudara laki-lakinya.

Visual film ini benar-benar membuat terpukau. BUAGUS BANGET!!! Apalagi saya memang suka dengan pemandangan bawah laut yang indah. Wah bener-bener dimanjakan rasanya pas nonton. Adegan berantemnya juga seru. Wah...memang manusia-manusia di film ini ceritanya sama aja dengan film sebelumnya, pingin menjajah Pandora. :)))

Sepertinya Avatar masih akan dibuatkan sekuel lagi karena ending film kedua ini menyisakan pertanyaan yang masih belum terjawab, yaitu siapa ayah Kiri dan bagaimana nasib Kolonel Miles Quaritch selanjutnya. Sah-sah aja sih kalau mau ada film ketiga, tapi plis plis plis plis durasinya jangan tiga jam lagiii. Susah buat nyari waktu nonton yang pas. πŸ˜…

Oh iya, himbauan untuk calon penonton yang akan nonton film ini: kalau dirasa kamu bakalan bosan di dalam bioskop dan akhirnya main hape, TOLONG KERJASAMANYA UNTUK MENURUNKAN KECERAHAN LAYAH HAPENYA. πŸ˜‘ Hadeuh udah mau 2023 masih ada aja yang annoying di bioskop.

Iya ini curhat.

Jadi ceritanya saya nonton di kursi paling pinggir dekat aisle. Nah, cewek di sebelah saya layar hapenya terang banget astagaaa. Awalnya saya kira dengan saya ngangkat tangan ke pinggir mata buat nutupin pandangan dari layar hapenya, dia bakalan sungkan dan nurunin tingkat kecerahannya. Ternyata saya salah duga, Saudara~~~ Layar hape si embak tetep terang benderang seperti masa depanku dan kamu. Lama-lama kan capek ya tangan nutupin samping mata, yaudah sekalian aja w nyender ke kursi dia biar tangan hamba juga nyender ke pegangan kursi beliau. Males mau negur soalnya saya nggak mau kehilangan momen nonton visual Avatar: The Way of Water yang sangat outstanding itu. 🀩

Kamu udah nonton Avatar: The Way of Water juga belum?

πŸ‘©πŸŒ†πŸ‘»πŸ‘ΈπŸ’°πŸ³

Well...cukup sekian untuk hari ini. Kalau mau cerita tentang tontonan apa yang kamu tonton akhir-akhir ini boleh share di kolom komentar. Siapa tau saya kena racun film kamu. Wkwkwk.

Selamat hari Senin, semoga Seninmu menyenangkan, dan sampai jumpa di postingan selanjutnya!


*

2 comments :

  1. Semua belom ada yg pernah saya tonton mbk,yg terakhir Avatar juga belom sempet,karena kebayang 3 jam duduk dan ruangan ber AC,kebetulan baru mendingan dri flu,walaupun ngebet tetep aja takut mengganggu orang"di ruangan😁terakhir nonton film kayaknya Dilan part 2 deh..lama bangeeet

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau udah sehat dan masih berminat tonton aja mba yang Avatar 2 itu. Tapi sebelumnya tonton Avatar 1 dulu biar lebih greget. Wkwkwk Dilan 2 berapa lama? aku gak ngikutin soalnya.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top