#JanexLiaRC: All is Fair in Love and Game

Sebagai mbak-mbak non-fiksi, bulan ini saya mau nyantai dikit. Kalau dipikir-dipikir dari awal tahun kemarin, walaupun sudah mencanangkan untuk membaca buku fiksi, sepertinya fiksi-fiksi yang saya pilih kebanyakan masih agak berat temanya (kalau nggak politik ya sejarah). Maka dari itu bulan ini beneran pingin baca buku fiksi yang ringan-ringan aja.

Pilihan saya jatuh ke novel berjudul All is Fair in Love and Game karya Adhita Purwitasari. Buku ini sudah lama pingin saya baca sejak penulisnya melakukan promosi di tahun 2019. Namun, karena pada tahun segitu saya lagi getol-getolnya baca buku non-fiksi, jadinya novel ini nggak sempat kebaca. And finally this year is its time.

Rasanya nggak salah pilih tuh gini ya, di saat kepala lagi berat eh dapat bacaan yang menyenangkan. I'm so happy. Sepanjang baca buku ini, saya gumush sendiri dengan dua tokoh utamanya. >.<

Novelnya tentang apa sih? Jadi, All is Fair in Love and Game ini bercerita tentang dua orang manusia yang dijodohkan dan sama-sama bekerja di bidang game. Namanya Anita dan Rimba.

Anita orangnya keras kepala dan berpendirian kuat. Dia ingin membuktikan bahwa dia diterima bekerja di perusahaan Rimba karena memang berkompeten. Bukan karena ibu-ibu mereka adalah teman masa kecil. Anita malah selalu menjaga jarak dan menghindari Rimba karena perjodohan yang dilakukan oleh ibu-ibu mereka.

Di sisi lain, Rimba anaknya nurut apa kata ibunya dan memang tertarik dengan Anita. Modus-modus yang dipakai Rimba untuk bisa jalan berdua dengan Anita ini lho yang bikin saya senyum-senyum sendiri kayak orang apaan, wkwkwk. Man did it smoothly. 😏

Saat ketegangan di antara mereka sedikit mengendur, ada aja yang bikin berantakan. Entah itu kedatangan tokoh lain yang menyukai salah satu dari mereka atau yang paling parah ya surat panggilan KPK yang melibatkan perusahaan milik Rimba. Ibu Anita jadi mulai mikir-mikir lagi tentang perjodohan anaknya.

Alur cerita All is Fair in Love and Game ini tergolong cepat. Dalam jangka waktu satu tahun udah banyak banget yang terjadi. Awalnya saya mikir ini kecepetan, tapi kemudian nyadar karena startup emang bisanya cepet banget kan cara jalan kerjaannya.

Sepanjang baca novel ini saya bayanginnya kayak anime masaaa. 😂😂😂 *akibat ngikutin komik Spy x Family yang lagi on going* Jadi, kadang-kadang tuh Rimba kebayang kayak Loid Forger, sementara Anita kayak Yor tapi kepribadian dinginnya lebih ke Fiona Frost. 😆

 

Terus ngakak-ngakak sendiri ketika ada adegan Rimba nenangin Anita yang lagi grogi mau presentasi proyek game baru ke rekan Rimba. Rimba bilangnya dia selalu disuruh mamanya baca Alfatihah dan berserah diri setelah mengerahkan usaha terbaik. Apa yang sudah ditakdirkan untuk kamu, akan jadi milikmu. Sebaliknya, apa yang tidak ditakdirkan untukmu ya tidak akan jadi milikmu. W KEBAYANG LOID FORGER BACA ALFATIHAH. 😭

Novel ini mengandung nilai-nilai hidup yang bagus. Selain nasihat ibunya Rimba tadi, ada juga nasihat dari ayahnya Anita. Ayah Anita menanamkan prinsip kepada anak perempuannya untuk tidak menunggu pria yang mapan, tapi anaknya didorong untuk berusaha menjadi mapan agar yang datang nanti adalah pria yang sepadan.💛

Selesai membaca novel ini saya langsung kirim pesan ke penulisnya bilang makasih udah ngasih romance macam hubungan Anita dan Rimba. And guess what? SHE GAVE ME ONE COPY OF HER BOOK. 😭 Setelah itu kami ngobrol secara langsung tentang buku dan penerbitan. Ya ampun seneng banget akhirnya nemu rekan kerja yang sama-sama hobi baca buku. 😊

 

Sekalian minta ditandatanganin penulisnya. 😝

Thank you, mba Dhita. Sukses terus dengan karya-karya selanjutnya! 💛

 

*