February 25, 2019

Review Buku 'The Naked Traveler 8 - The Farewell'


Identitas Buku:
Judul: The Naked Traveler 8
Penulis: Trinity
Penerbit: B First (PT Bentang Pustaka)
Jumlah Halaman: vi + 250 hlm.
Cetakan: Pertama, Januari 2019
ISBN: 978-602-426-106-1

Blurp:
Dalam edisi terakhir seri "The Naked Traveler" ini, kita melihat perjalanan panjang Trinity menuliskan rekaman perjalanannya menggenapi kunjungan ke-88 negara di dunia.


Trinity menumpahkan hal-hal seru yang bikin senang, kesal, geli, haru, sedih, dan nagih--semua lagi-lagi menularkan virus untuk traveling. Dari perjalanan menyaksika pesona Iceland yang overrated, menikmati megahnya alam Afghanistan dari perbatasan saat road trip di Asia Tengah, merasakan atmosfer Islam di Iran, menderitanya menjadi difabel traveler, hingga mencoba peruntungan kencan di Eropa.

Simak juga curhatan pembaca setia yang hidupnya berubah setelah membaca seri "The Naked Traveler". Kali ini, dua di antaranya menambah keseruan buku ini dengan berkontribusi menuliskan pengalaman mereka dalam bab #TNTeffect.

"The Naked Traveler" is over, but its spirit is immortalized right here, in print, forever.

Review:
Memang saya bukan pengikut seri 'The Naked Traveler' (TNT) dari awal terbit bukunya 12 tahun yang lalu. Saya baru mengikuti tahun 2015. Tahun segitu pun bukunya sudah sampai di seri keenam, 'The Naked Traveler 1 Year Round-the-World Trip--Part 2' (TNTrtw Part 2). Tapi virus traveling Trinity langsung masuk ke sanubari hahaha. Sejak membaca buku seri TNT saya jadi lebih berani untuk traveling sendiri, lebih haus jalan-jalan lagi untuk melihat dunia yang lebih luas agar wawasan bertambah. Sebenarnya nggak hanya wawasan bertambah yang saya dapat dari traveling, tingkat toleransi terhadap perbedaan pun ikut meningkat. Orang-orang intoleran mending perbanyak jalan-jalan aja deh daripada ngerusuh, biar tau kalau manusia itu beragam bentuk dan pemikirannya.


Suatu hari, seperti biasa saya buka blog untuk melihat update para blogger yang saya ikuti. Ada sebuah tulisan berjudul 'Curhat Seorang Penulis' dari Trinity. Wah saya langsung excited membaca.......dan berakhir dengan patah hati. Kenapa? Trinity mengumumkan melalui tulisan tersebut bahwa seri TNT akan diakhiri di seri kedelapan ini. Beneran patah hati banget karena Trinity masih menjadi satu-satunya penulis traveling yang saya jadikan panutan karena cerita perjalanannya selalu seru, lucu, ngenes, dan berbobot. Tulisannya sampai saya baca dua kali siapa tau salah baca kan ternyata enggak huhu. Untungnya Trinity hanya mengakhiri seri TNT, bukan berhenti menulis blog. Cerita jalan-jalannya tetap akan diunggah di blog naked-traveler.com.

Seperti seri-seri sebelumnya, tulisan-tulisan yang sudah ada di blog Trinity dimasukkan ke dalam seri kedelapan ini. Tentunya ada beberapa tulisan yang nggak ditulis di blog tapi diikutsertakan di dalam buku. Contohnya pengalaman dua orang pembaca TNT yang hidupnya berubah karena tertular virus traveling Trinity, dan tips packing minimalis ala Trinity. Tips ini ditujukan untuk traveler pemula dengan gaya liburan backpacking. Dari tulisan ini saya akhirnya tau rahasia Trinity yang kalau liburan sampai berminggu-minggu bawanya cuma satu ransel! Layak untuk ditiru.

Selain tips packing, Trinity pun memberi tips bagaimana untuk tetap bisa tidur nyenyak di penerbangan yang memakan waktu berjam-jam dan pentingnya punya asuransi perjalanan.

Trinity juga membuat perbandingan gaya traveling dulu dan sekarang, sebelum ada internet vs. setelah ada internet. Sebagai anak yang gedenya ada di jaman internet, saya nggak bisa bayangin gimana ribetnya liburan jauh dan berhari-hari waktu belum ada internet. Beneran beda banget dan wow sekali jaman sekarang traveling sungguh sangat mudah. We're so lucky. Kadar manja dan malas googling tempat liburan berasa surut setelah baca bab yang bahas hal ini.

Bisa dibilang cerita-cerita yang ada di TNT 8 ini banyak yang tidak biasa. Seperti Iceland alias Islandia yang ternyata b aja, Trinity jalan-jalan dalam keadaan difabel, dan pulau Anambas di Indonesia yang belum banyak dijamah orang sehingga pemandangannya masih super indah. Ada bukti foto-foto dokumentasinya kok di dalam bukunya (berwarna lagi), don't worry.

Cerita selain dari Islandia dan Indonesia datang dari negara Iran, Yordania, Taiwan, Italia, Vietnam, Maldives alias Maladewa, Oman, dan negara-negara Asia Tengah yang tan-tanan itu. Maksudnya Kazakhstan, Uzbekistan, dkk. Trinity yang non-muslim merasakan ketidakbahayaan di negara Iran dan Yordania yang notabene ada di Timur Tengah dan banyak umat muslimnya. Kedua negara tersebut toleran dengan perbedaan. Ayo gaes masa di Indonesia yang lebih beragam ini malah nggak bertoleransi. Hidup ini akan lebih indah jika saling menghormati antar umat beragama.

Keramahan Islam juga dirasakan Trinity di Asia Tengah, bahkan supir road trip-nya membawa Trinity ke restoran yang menyediakan bir tapi beliau nggak ikut minum. Waktu minum bir, tidak ada yang memandang dengan pandangan menghakimi ke Trinity. Kata Trinity di hal. 121, "Yang bikin saya salut, meski Islam mayoritas di Asia Tengah, mereka tidak pernah judgemental kepada "pendosa"". Masuk akal bukan? Karena apa? Ya karena manusia ini nggak bisa menjamin manusia lain akan masuk surga atau neraka nantinya. :)))

Cerita yang paling saya favoritkan di seri kedelapan ini ada dua, judulnya 'I Survived Public Toilets in Central Asia!' dan tulisan opini Trinity yang judulnya 'Touristy?'. Toilet di Asia Tengah yang difoto sama Trinity di buku ini bentuknya bilik-bilik dengan dinding rendah, jadi kita bisa lihat wajah tetangga yang lagi "nongkrong" di sebelah wkwkwk. Haduh...kocak sekaligus jijik di saat yang bersamaan hahahaha. Kalau yang opini tentang tempat touristy vs. non-touristy ini membahas tentang atas dasar apa suatu tempat dilabeli kata itu, kenapa harus ribet ada mainstream dan anti-mainstream.

Sampul buku TNT 8 warnanya beda dengan seri-seri sebelumnya yang cerah ceria macam kuning, pink, biru, dan hijau. Sampul kali ini warnanya hitam legam dengan tulisan angka 8 yang terdiri dari bermacam-macam ilustrasi tentang traveling (sendal jepit, pohon kelapa, balon udara, pesawat, ransel, dll). Warnanya campuran oranye dan perak. Sampul ini paling favorit sih soalnya langsung kontras gitu perbedaannya sama yang sebelum-sebelumnya. Saya langsung jatuh cinta waktu Bentang Pustaka ngetwit desain sampul ini. Ilustrasi yang ada di dalamnya juga lucu-lucu, ilustratornya sama dengan ilustrator di seri ketujuh (Upiet).



*

No comments :

Post a Comment

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top