Identitas Buku
Judul: The Naked Traveler Anthology: Horror
Penulis: Trinity, dkk
Penerbit: B first
Cetakan: I, September 2015
Jumlah halaman: 192
Saya melihat cermin....DUG! Seketika itu jantung saya mau copot!
Di belakang saya ada seorang wanita sedang duduk di sofa! Dia duduk sambil kepalanya menunduk, tertutup rambutnya yang panjang! Saya langsung teringat film hantu Sadako yang pernah saya tonton. Oh, no!
***
Temukan sensasi baru menyimak kisah perjalanan ke-10 traveler dengan latar belakang yang beragam ini. Dalam pengalaman mereka, masing-masing terselip bonus kenangan tidak mau diingat-ingat lagi. Dari bermalam di sebuah kota mati di Jepang, merasakan hawa janggal dan suara-suara parau memanggil kala mendaki gunung api di Kepulauan Banda Neira, sampai pengalaman spiritual bertemu peramal misterius yang bikin merinding di Edinburgh, Skotlandia.
Siap-siap buka mata, telinga, dan indra lainnya terhadap segala penampakan yang mungkin muncul dalam perjalanan.
Eh, ada apa itu di belakangmu?
Review
Traveling nggak selalu identik dengan kesenangan dan keindahan, pasti ada beberapa pengalaman tidak mengenakkan yang terjadi. Salah satunya pengalaman bertemu dengan makhluk-makhluk astral. Pengalaman inilah yang berusaha diceritakan kepada pembaca oleh Trinity dan 9 traveler lainnya.
Setelah baca buku ini saya jadi tau kalo "mereka" seolah gak mengenal tempat untuk menunjukkan eksistensinya. Mau itu di tempat ramai, di siang hari, ataupun di luar negeri sekelas Eropa. Tapi mau diapain juga, "mereka" yang dari Asia (JEPANG!!!) (INDONESIAAA!!!!!!!) masih yang paling serem sih daripada "mereka" yang dari Eropa, menurut saya.
Dikemas dengan bahasa yang mencekam, setiap cerita bisa bikin bulu kuduk berdiri. Nggak heran Trinity menyebut kalo menulis kejadian horor yang dialami waktu traveling bagaikan koreng yang sudah kering tapi terpaksa dikorek lagi sampai berdarah. Serem banget memang kejadian di Nagano huhuhu. T_____T (sama cerita yang judulnya Gedebug! by Ariy, NJIRRR)
Ilustrasi-ilustrasi dengan paduan warna hitam dan merah-marun di dalam buku ini pun makin mendukung kehororannya. Suram sih, tapi ya itu kan yang dicari dari buku bergenre horor? Buat para penakut jangan takut, saya juga penakut kok tapi saya berani baca buku ini (dengan catatan bacanya di siang hari pas di rumah banyak orang lol). Hati-hati aja tiga malam berikutnya susah tidur dan mimpi serem terus.
Rate
4/5
4/5
*
Wah,,makasih ya atas Reviewnya...
ReplyDeletesama-sama :)
Delete