Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerita dan prosa yang ditulis oleh Dee Lestari dalam rentang satu dekade dari tahun 1995 sampai 2005. Filosofi Kopi diterbitkan oleh Bentang Pustaka dengan jumlah halaman xiv + 142. Buku yang saya baca adalah cetakan Pertama, Januari 2012.
Filosofi Kopi terdiri dari delapan belas karya cerita dan prosa. Jika saya tidak salah mengkategorikannya maka ada sembilan cerita dan sembilan prosa. Sembilan cerita tersebut masing-masing berjudul Filosofi Kopi, Mencari Herman, Surat yang Tak Pernah Sampai, Selagi Kau Lelap, Sikat Gigi, Sepotong Kue Kuning, Lara Lana, Buddha Bar, dan Rico de Coro. Sedangkan judul-judul prosanya adalah Salju Gurun, Kunci Hati, Jembatan Zaman, Kuda Liar, Diam, Cuaca, Lilin Merah, Spasi, dan Cetak Biru.
Tema utama dari buku ini adalah cinta, baik itu cinta kepada orang lain, diri sendiri, maupun jenis mahkluk hidup lain. Dee Lestari menuliskannya dengan bahasa yang indah dan relatif tidak rumit. Prosa-prosa yang ditulisnya membuat saya berhenti sebentar untuk merenungkan maknanya sebelum beranjak ke cerita selanjutnya. Beberapa cerita yang ada di buku ini sempat membuat saya ber-HAH??-HAH?! ria karena tidak menyangka dengan jalan cerita dan tokohnya. Ada plot twist yang diletakkan dengan rapi sehingga imajinasi sebelumnya luluh lantak in a good way.
Cerita dan prosa yang saya favoritkan adalah Rico de Coro dan Spasi. Rico de Coro ini sudut pandangnya diambil dari seekor hewan yang jatuh cinta kepada manusia. Cerita yang satu ini tuh masuk banget di saya. Rasanya seperti nonton film animasi Pixar ketika membacanya. Makhluk hidup selain manusia yang dipersonifikasikan sepertinya memang cocok untuk saya. I really enjoy this kind of story more than all human characters story. Rico de Coro menjadi penutup yang sangat bagus untuk buku kumpulan cerita dan prosa ini.
*
Favoritku juga Rico de Coro! POV yang menarik banget karena biasanya kita agak sulit berempati dengan binatang yang 1 itu wkwk, aku jadi ngebayangin sudut pandang kalau jadi kecoak gimana 😂
ReplyDeleteSebenarnya suka juga dengan cerpen Filosofi Kopi, tapi Rico de Coro lebih berkesan wkwk.
HAHAHAHAHA BENER LIII. Ini aku bayanginnya pas baca dulu kayak film A Bug's Life campur dengan Bee Movie. 😆 Betuuul, untung Rico de Coro ditaruh di akhir, jadinya lega banget pas selesai baca semua karena penutupnya bagus banget.
DeleteBuku pertama yang membuatku mengenal dee lestari. Yaa walaupun aku bukan fansnya, tapi aku suka dengan beberapa bukunya. Salah satunya aroma karsa.
ReplyDeleteCoba baca Madre juga mas Vay, enak nyeritain roti. 😋 Apa jangan-jangan udah baca? 😆 Eh aku udah selesai baca Aroma Karsa awal April kemarin, cuman belum aku review aja soalnya belum sempet. 🙈
DeleteBaru baca cerpen yg pertama di kumcer ini dan endingnya nganu bangettt. BTW udah nonton filmnya juga kah?
ReplyDeleteWkwkwkwk belum mba Vina, masih belum ada dorongan untuk nonton filmnya. xD
Delete