Dua Garis Biru (2019): "Kamu Pikir Gampang Jadi Orangtua?"

Akhirnyaaa nonton juga film ini setelah sekian lama. Dulu itu ada seorang teman yang ngirim trailer 'Dua Garis Biru' tapi diedit jadi Suho EXO sama Irene Red Velvet wkwkwk. Kemudian ketus duluan dengan nyeletuk "apaan nih pasti meromantisasi anak sekolah hamil di luar nikah". Well...slap me now.

Film ini rame banget dibicarakan kan waktu jam tayangnya masih ada. Ragu banget sumpah buat ke bioskop karena ego terlalu tinggi udah ngata-ngatain duluan eh...kok malah mau nonton hahahaha. Jadinya cuma baca-baca review dari blog thefreakyteppy dan annisast.

Ngebantu banget sih tulisan dari kak Teppy dan kak Icha itu. Selama nonton jadi merhatiin apa yang pernah mereka bahas di blog, kayak latar tempat yang semuanya nggak beda jauh dari kenyataan di lapangan, keluarga Bima dan Dara yang digambarkan dengan pas dan tidak lebay kelas sosialnya, sampai dengan tembok kamar mandi Dara yang rada cemong wkwk. Ada satu hal yang mereka nggak tulis dan bikin hati saya makin remuk pas nonton: hal yang dialami Dara tepat setelah selesai melahirkan.

Well...hati saya emang udah remuk sih sejak scene UKS. Sepanjang nonton tuh rasanya sendu banget huhu. Adegan kecil Bima dan Dara yang lovey dovey nggak menolong sama sekali, malah bikin mellow sambil mikir "ya Allah dek jalan kalian berdua masih panjang banget lho😭 percayalah cinta-cintaan di SMA itu nggak ada apa-apanya dengan deg-degan bertemu dengan orang-orang baru di bangku kuliah😭".

Yang saya tangkap dari film ini ya, yang namanya hamil di luar nikah pas masih SMA tuh nggak bikin bahagia berbagai pihak. Malah bikin pusing orangtuanya huhu. Yaiyalah masih piyik itu Dara sama Bima, belum ngerti susahnya cari uang buat diri sendiri, lah...malah punya bayi. 😭

Belum lagi cara mendidik anak nantinya, yang kalau nggak belajar dulu misal dari buku gitu kan bisa aja jadi orangtua yang nggak ngerti teori parenting yang baik dan benar huhu. Tetep aja jadinya nggak mutus rantai "kesalahan asuh" dari generasi sebelumnya. Kan...mikirnya jadi jauh banget nih otak hhh.

Terus waktu Dara dijenguk sama teman-teman sekolahnya dan diajak belanja-belanja di mall, astagaaa...sedih saya tuh lihat dia kayak nyesel kenapa harus hamil jadi gabisa pilih baju lucu-lucu sebagaimana remaja seumurannya. Tapi beneran sih Zara akting jadi Dara ini lucu banget, mana imut suaranya huweee. Ya tipe-tipe teman sekelas yang bakal dilirik banyak cowok yang suka cewek-cewek cute sih dia.

Lulu Tobing yang jadi mama Dara dan Cut Mini yang jadi ibu Bima...applause untuk beliau berdua. Akting dan dialog-dialognya bikin mata berkaca-kaca. Mother's love is endless.

Film ini memang seharusnya ditonton sebanyak mungkin orang, apalagi yang masih sekolah SMP dan SMA (ratingnya berapa sih lupa wkwk). Para orangtua juga harus banget nonton film ini sambil membimbing anak-anaknya tentang sex education sedini mungkin. Errr...dan agar lebih bisa menjalin komunikasi dengan putra-putrinya. Wow nggak salah sih mama Dara marah-marah sambil bilang "Kamu pikir gampang jadi orang tua? Saya aja gagal". 😭😭😭

Kalau ada yang berpikir "ah lebay ah filmnya ngegambarinnya, temen aku ada yang kayak gitu tapi nggak gitu-gitu amat", no kid that movie is not lebay. Hal yang dialami Dara bisa aja terjadi di dunia nyata karena memang tubuh remaja masih belum siap untuk hamil dan melahirkan. Jangan sampai jadi the next Dara and Bima, udah gitu aja deh ya gampangnya. Contoh aja gimana semangat Dara untuk mewujudkan mimpinya kuliah di Korea (sesuaikan dengan mimpi kalian masing-masing).

Mau bahas yang nyerempet-nyerempet kelas sosial tapi kayaknya nggak deh, terlalu complicated hahaha. Baca aja tulisannya kak Icha di link yang ada di paragraf kedua postingan ini.

Oh iya saya nontonnya di website Iflix. 😉

Sampai jumpa!

*