June 14, 2022

#JanexLiaRC: Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Masyarakat Tradisional?


Identitas Buku
Judul: The World until Yesterday (Dunia Hingga Kemarin)
Penulis: Jared Diamond
Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Cetakan: Kedua, Juli 2017
Penerjemah: Damaning Tyas Wulandari Palar
Jumlah halaman: x + 604 hlm.
ISBN: 978-979-91-0875-3

 
Blurb
Dunia modern yang kita alami sekarang baru berlangsung sebentar dalam sejarah manusia. Sebelumnya, selama jutaan tahun, manusia hidup dalam "dunia kemarin" yang kini masih tersisa di masyarakat-masyarakat tradisional. Setelah membahas bangkitnya peradaban dalam Guns, Germs & Steel, lalu runtuhnya peradaban dalam Collapse, Jared Diamond mengajak kita menjelajahi kehidupan masyarakat masa lalu dan tradisional guna mencari pelajaran untuk masa depan. Contoh-contoh yang ditampilkan antara lain masyarakat !Kung Afrika, Indian Amerika, Aborigin Australia, serta berbagai suku Papua yang diakrabi Jared Diamond dalam penelitian lapangannya selama puluhan tahun di sana.

Masyarakat tradisional dan cara hidupnya merupakan ribuan percobaan alami yang dilakukan untuk menjawab berbagai permasalahan manusia. Meski masyarakat modern punya keunggulan seperti harapan hidup lebih panjang dan berkurangnya kekerasan, hasil percobaan-percobaan alami itu bisa menawarkan cara lebih baik untuk membesarkan anak, berpikir jernih tentang bahaya, menghindari penyakit modern, dan lain lain.

The World until Yesterday memberikan gambaran mengenai seperti apa masyarakat manusia sebelum kita semua memasuki zaman modern, masa lalu yang nyaris hilang namun masih terasa bahkan dalam peradaban masa kini. Perbedaan antara dunia hari ini dan dunia kemarin membuat kita lebih menghargai peradaban modern, sekaligus menunjukkan lagi cara-cara bijak yang ditemukan masyarakat tradisional namun telah kita lupakan.


Review
Buku ini terdiri dari enam bagian, yaitu Pembukaan: Di Bandara; Bagian Satu: Membangun Latar dengan Membagi Ruang; Bagian Dua: Damai dan Perang; Bagian Tiga: Muda dan Tua; Bagian Empat: Bahaya dan Tanggapan; Bagian Lima: Agama, Bahasa, dan Kesehatan; dan Penutup: Di Bandara Lain. Bagian Satu hanya berisi satu bab yang menjelaskan tentang batas wilayah pada masyarakat tradisional dan konsekuensi jika melanggar batas tersebut; konsep siapa kawan, lawan, dan orang asing bagi masyarakat tradisional; serta perdagangan di antara masyarakat tradisional.
 
Bagian Dua terdiri dari tiga bab (Bab 2, 3, dan 4). Bab 2 membahas tentang kompensasi atas kematian seorang anak di salah satu suku di Papua. Kompensasi tersebut dibandingkan dengan proses hukum di Amerika Serikat dalam kasus yang sama (menabrak seorang anak secara tidak sengaja yang mengakibatkan anak tersebut meninggal dunia). Bab 3 dan 4 menjelaskan tentang perang yang ada di suku Dani Papua dan Perang Dunia II. Hal-hal yang dibahas dalam dua bab tersebut meliputi penyebab, senjata, jumlah orang yang terlibat, pihak mana yang diperangi, dan rasio kematian per jumlah penduduk di perang tradisional dan perang dunia modern.
 
Bagian Tiga memuat dua bab, yaitu Bab 5 dan 6. Bab 5 berisi tentang cara masyarakat tradisional membesarkan anak-anak mereka (termasuk di dalamnya cara penyapihan, jarak kelahiran dan infantisida, kontak anak-anak dengan orangtuanya serta orang-orang dewasa di sekelilingnya, hukuman fisik, cara menanggapi tangisan anak, mainan anak-anak masyarakat tradisional, kelompok bermain berbagai usia, dan proses kelahiran anak itu seperti apa di masyarakat tradisional). Sedangkan Bab 6 menjelaskan tentang perlakuan masyarakat tradisional terhadap orang lanjut usia (lansia), apakah para orang lansia ini dihormati, diabaikan, atau dihabisi beserta dengan alasan-alasannya. Cara memperlakukan anak-anak dan orang lansia di kalangan masyarakat tradisional ini dibandingkan dengan cara-cara yang ditempuh masyarakat modern (khususnya masyarakat WEIRD--Western, Educated, Industrialized, Religious and Democratic).
 
Bagian Empat juga memuat dua bab: Bab 7 dan 8. Bab 7 membahas tentang paranoia konstruktif dalam masyarakat tradisional. Apa itu paranoia kontruktif? Paranoia konstruktif adalah istilah Jared Diamond untuk menggambarkan rasa takut positif yang berguna untuk bertahan hidup mengingat banyaknya ancaman yang harus dihadapi oleh masyarakat tradisional di kehidupan sehari-hari mereka. Bahaya-bahaya tersebut secara lebih rinci dijabarkan di Bab 8. Masyarakat tradisional menghadapi bahaya-bahaya yang sangat berbeda dengan masyarakat modern kini, seperti kecelakaan ketika mengumpulkan makanan dari hutan, kekerasan oleh manusia (perang atau dibunuh jika melintasi perbatasan wilayah suku lain), penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme (seperti malaria dan disentri), dan kelaparan.
 
Bagian Lima berisi tiga bab yang membahas tentang agama, bahasa, dan kesehatan. Di bagian ini Jared Diamond menjabarkan tentang definisi dan fungsi agama; multilingualisme dan geografinya di masyarakat tradisional, manfaat bilingualisme, apakah bahasa minoritas berbahaya, apakah dengan menggunakan hanya satu bahasa akan meredam pertikaian dunia, dan kegunaan melestarikan bahasa; serta penyakit-penyakit tidak menular yang ada di masyarakat modern namun tidak ditemukan di masyarakat tradisional (seperti hipertensi dan diabetes).
 
Lalu apa yang dapat kita pelajari dari masyarakat tradisional?
 
Menurut Jared Diamond, sebagian yang diajarkan dunia kemarin kepada kita adalah untuk bersyukur dan tidak menjelek-jelekkan (secara barbar) dunia dan masyarakat modern kita sekarang ini. Dengan adanya pemerintahan negara (bukan lagi masyarakat pemburu-pengumpul), kita semua pastinya lega karena tidak ada lagi peperangan kronis, infantisida, dan pengabaian terhadap orang lansia. Masyarakat tradisional sering kali harus melakukan, atau bahkan terpaksa melakukan, ketiga hal kejam tersebut guna bertahan hidup di lingkungan pemburu-pengumpul yang keras.
 
Ciri-ciri dunia kemarin yang tidak membuat ngeri tapi malah menarik minat kita adalah nyaris ketiadaannya kematian gara-gara stroke, diabetes, atau serangan jantung pada masyarakat tradisional. Jared Diamond menulis bahwa kita tetap bisa menikmati makanan lezat, hidup damai, dan menghindari penyakit-penyakit itu dengan cara menggabungkan tiga kebiasaan menyenangkan ini dalam hidup: (1) berolahraga; (2) makan dengan perlahan dan berbincang-bincang dengan teman seraya makan, bukan melahap makanan Anda sendirian; (3) memilih makanan sehat seperti buah segar, sayuran, daging rendah lemak, ikan, kacang-kacangan, dan padia-padian; menghindari makanan dengan label yang menunjukkan bahwa makanan tersebut kaya garam, lemak trans, dan gula sederhana.
 
Membesarkan anak-anak sebagai bilingual atau multilingual juga menjadi keunggulan masayarakat-masyarakat tradisional dibandingkan masyarakat modern Amerika Serikat. Menurut Jared Diamond, membesarkan anak dengan cara itu memberikan manfaat-manfaat seumur hidup terhadap pemikiran mereka, sekaligus memperkaya hidup mereka alih-alih membingungkan anak-anak.
 
Selain itu, cara membesarkan anak oleh masyarakat tradisional menawarkan banyak pilihan model lain, seperti: menyusui semau bayi selama itu praktis (bukan semau ibu), penyapihan yang lambat, mempertahankan kontak fisik antara bayi dan orang dewasa, tidur bersama (membeli kasur yang kukuh atau tempat tidur bayi untuk ditempatkan di kamar tidur, dan mendiskusikannya dengan dokter anak), menggendong anak secara vertikal dan menghadap ke depan agar pandangan anak sama dengan pandangan orang yang menggendongnya, peran besar orangtua-damping, menanggapi dengan cepat tangisan anak, menghindari hukuman fisik, memberi anak kebebasan untuk bereksplorasi (dengan diawasi sepantasnya), kelompok bermain multi-usia (berharga bagi anak yang lebih kecil mauapun yang sudah lebih besar), dan membantu anak-anak belajar membuat hiburan sendiri daripada mencekoki mereka dengan "mainan mendidik" buatan pabrik, permainan video, dan berbagai bentuk hiburan langsung jadi lainnya.
 
Hal lainnya yang dapat dipelajari dari masyarakat tradisional adalah mengkaji secara realistis bahaya-bahaya yang merupakan bagian gaya hidup kita, dan menerapkan paranoia konstruktif ala Papua secara selektif. Bagi Jared Diamond dan orang-orang Barat lainnya, bahaya-bahaya utama kehidupan bukanlah pohon mati atau tongkat di tanah, namun juga bukan teroris, reaktor nuklir, pesawat jatuh, dan bahaya-bahaya spektakular namun secara realistis tidak signifikan terjadi di hidup mereka. Sebagian besar orang seharusnya paranoid konstruktif terhadap mobil (yang dikemudikan sendiri atau oleh orang lain), alkohol (yang diminum sendiri ataupun oleh orang lain), tangga lipat dan terpeleset di kamar mandi (terutama saat kita bertambah usia).
 
Mengenai status orang lanjut usia, Jared Diamond berpendapat demikian: (1) Semakin banyak orang lanjut usia yang menjadikan diri mereka berguna dalam cara-cara yang baru, mempermudah hidup anak-anak mereka yang sudah dewasa dan bekerja, serta memperkaya kehidupan cucu-cucu dan diri mereka sendiri, dengan menyediakan perawatan anak berkualitas tinggi kepada cucu-cucu mereka. Kita harus ingat bahwa anak-anak kita sekarang mengamati bagaimana kita merawat orangtua kita sendiri yang sudah lanjut usia: sewaktu tiba masanya bagi kita untuk menerima perawatan, anak-anak kita akan ingat dan dipengaruhi oleh contoh kita; (2) Masyarakat dapat memperkaya kehidupan orang lanjut usia dengan tidak mewajibkan pensiun pada suatu usia manasuka bagi orang-orang yang mampu dan ingin terus bekerja.

Di bidang hukum, pengombinasian keunggulan-keunggulan peradilan tradisional dengan keunggulan-keunggulan peradilan negara sangat membutuhkan keputusan masyarakat. Jared Diamond membahas dua mekanisme, yatu peradilan restoratif dan mediasi. Keduanya tampak bermanfaat dalam kondisi-kondisi tertentu namun tidak bermanfaat dalam kondisi-kondisi lain, dan keduanya membutuhkan keputusan kebijakan oleh sistem pengadilan Amerika Serikat. Penerapan secara individu mengenai mediasi informal dapat dilakukan dengan cara usaha melegakan emosi dan pemantapan kembali hubungan (atau ketiadaan-hubungan) dalam persengketaan pribadi yang diwarnai emosi.
 
👦👧👨👩

Ketika membaca pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari masyarakat tradisional di buku ini, saya merasa beberapa bagian sudah diterapkan oleh orang-orang Indonesia yang ada di sekitar saya terutama yang terkait dengan cara membesarkan anak. Banyak dari masyarakat kita yang mengajarkan bahasa daerah sekaligus bahasa Indonesia kepada anak-anaknya. Menurut saya hal tersebut sudah termasuk langkah melestarikan bahasa daerah. Anak-anak tidur dengan orangtuanya ketika masih bayi juga sangat umum terjadi di masyarakat Indonesia. Begitu pula dengan cara menggendong anak secara vertikal (tidak melulu ditempatkan di dalam stroller), menenangkan anak ketika menangis, dan keberadaan kakek nenek yang menjadi orangtua-damping cucu-cucu mereka. 
 
Dengan membaca buku ini, saya merasa mendapatkan pengetahuan dari masyarakat tradisional dan masyarakat WEIRD sekaligus yang belum saya ketahui sebelumnya. Saya juga ikut merenungi tentang kebebasan masyarakat modern yang bisa saling memasuki negara lain selama memiliki paspor dan/atau visa. Kita sudah tidak perlu merasa takut akan ditombak atau dipanah karena memasuki teritori orang lain. Selama ini, saya terkadang membayangkan bisa kembali ke masa pemburu-pengumpul di kala stres menghadapi tekanan dunia modern. Hal ini karena saya belum mengetahui bagaimana kerasnya kehidupan para pemburu-pengumpul yang sebenarnya, hanya terbayang yang indah-indah saja. 😅
 
Di buku ini terdapat potret berwarna beberapa masyarakat tradisional, seperti suku Dani Papua, Aborigin Australia, Agta Filipina, Hadza Tanzania, !Kung Afrika, Nuer Sudan, Aka Afrika, Inuit Alaska, Indian Ache Paraguay, Indian Piraha Amazon Brazil, Indian Yanomamo Venezuela, dan penduduk Kepulauan Andaman, Teluk Benggala. Ada pula foto-foto berwarna perbatasan, penyelesaian perselisihan, mainan, dan makanan masyarakat tradisional vs modern. Sebenarnya, hampir semua bab disertai dengan gambar pendukung untuk mendukung penjelasan yang disampaikan tapi peletakan gambarnya tidak berdekatan dengan teks yang menyebutkan gambar tersebut. Sehingga ketika membaca, saya harus membolak-balik halaman baca dengan halaman gambar yang letaknya di sela-sela bab tertentu. Menurut saya, ini merupakan kelebihan sekaligus kekurangan buku ini.
 
 
*

4 comments :

  1. bisa dibilang buku ini komplit ya
    kayaknya baru ini aku tau ada buku yang membahas soal masyarakat tradisional secara detail. Membaca buku seperti ini membuka insight baru juga buat aku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba Ainun, aspek-aspek yang dibahas cukup lengkap tentang kehidupan masyarakat tradisional. Bener, habis baca buku ini juga aku dapat insight baru tentang mereka.

      Delete
  2. Mba endaaaah, aku tuh Yaa sebenernya penasaraaaan banget Ama cara hidup orang2 zaman dulu atau yg skr ini masih hidup di daerah pedalaman. Salut juga, Krn mereka ga terganggu Ama kemodernan skr.

    Kemarin aku liat videonya Jerome Polin yg mengunjungi suku Dani kalo ga salah yaaa, di Papua . Duuuh jadi pengeeen loh. Walopun masih ragu jujurnya, takutnya ada yg seramah itu kalo DTG kesana 😅. Serem juga bayangin kalo ditombak atau panah 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, kepenasaranan mba Fanny itu terjawab di buku ini wkwkwk. Oh iya kah? Jauh juga Jerome kalau main. Harus ada pemandu juga kayaknya ya kalau masuk ke komunitas suku-suku tersebut.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top