August 15, 2020

'Our Planet' Series on Netflix: Amazing Documentaries about Nature


Ada yang suka film dokumenter tentang flora dan fauna nggak? Tos dulu sini kalau ada. Saya dari kecil suka banget nonton film dokumenternya NatGeo di televisi. Tapi ya gitu deh nontonnya nggak lengkap karena nggak bisa milih sendiri mau nonton yang mana. Sekarang begitu tau Netflix menayangkan secara gratis film-film dokumenter tentang alam beserta flora dan fauna di dalamnya di channel Youtubenya, kesempatan ini nggak saya sia-siakan.

Total ada 8 film dokumenter seri 'Our Planet'. Pertama tentang Our Planet itu sendiri, isinya potongan-potongan tayangan berbagai makhluk hidup yang menghuni permukaan bumi. Mulai dari kutub bumi, hutan subtropis, hutan hujan tropis, padang rumput, perairan tawar, samudera, sampai laut dalam. Episode ini jadi semacam gambaran secara garis besar tentang 7 film berikutnya. Tapi ada juga potongan video yang nggak ada di versi lengkapnya. Contohnya ketika suatu spesies burung membantu temannya untuk menarik perhatian betina dan ketika anak flamingo tertinggal rombongan karena kakinya penuh dengan gumpalan lumpur. Dua adegan dengan nuansa yang bertolak belakang, satunya lucu sedangkan satunya sedih. :(

Kedua, judulnya Frozen Worlds, membahas tentang kutub selatan dan kutub utara bumi beserta makhluk hidup-makhluk hidup penghuninya. Di episode ini dijelaskan betapa pentingnya es yang berada di dua kutub bumi bagi berbagai spesies yang tinggal di sana. Nggak hanya itu, es-es di Antartika dan Arktik ini juga berperan dalam kehidupan manusia. Es-es ini menjaga suhu Bumi agar tidak terlalu panas. Tapi karena pemanasan global, es-es yang ada sudah banyak berkurang. Hal ini jika terus berlanjut maka bukan hanya beruang kutub dan penguin saja yang terdampak, manusia juga akan ikut merasakan akibatnya.

Ketiga, judulnya Jungles, khusus membahas hutan hujan tropis di beberapa negara di benua Asia, Afrika, dan Amerika. Dari seluruh permukaan Bumi, hutan hujan tropis bisa dikatakan paling kaya keragaman makhluk hidupnya mulai dari yang mikroskopis dengan jumlah yang sangat banyak sampai yang terancam punah seperti orangutan. Di episode ketiga ini ditayangkan juga seberapa banyak luasan hutan hujan tropis yang berkurang untuk dijadikan perkebunan monokultur kelapa sawit guna memenuhi kebutuhan manusia. Alih lahan dari hutan belantara menjadi pertanian monokultur tentu saja berpengaruh bagi keanekaragaman flora dan fauna di dalamnya.

Keempat, judulnya Coastal Seas, menurut saya paling menarik karena isinya banyak mengulas terumbu karang dan ikan-ikan yang cantik-cantik. Dari dulu memang saya seneng banget sama laut hehehehe. Oh iya untuk melengkapi nonton episode empat ini, bisa juga nonton film dokumenter Netflix lain yang judulnya Chasing Coral (gratis!). Filmnya khusus membahas terumbu karang, fungsi, kerusakan yang sudah terjadi sejauh ini, dan cara para ilmuwan meneliti sekaligus membuat film dokumenternya. Nonton ini saya nangis waktu diperlihatkan terumbu karang yang berubah jadi putih atau bahasa ilmiahnya bleaching. Lagi-lagi ini terjadi karena pemanasan global, terumbu karang nggak bisa hidup di perairan yang menghangat 1-2 °C saja. :(

Kelima, judulnya From Desserts to Grasslands, isinya membahas makhluk hidup di gurun dan padang rumput. Gurun-gurun yang ada di Bumi ini sudah terbentuk dari jutaan tahun yang lalu, sama dengan es-es yang ada di kutub. Umurnya lebih tua dari manusia jadi diharapkan manusia bisa menjaga kelestarian alam ini.

Keenam, judulnya High Seas, khusus membahas lautan dan laut dalam. Beberapa spesies paus dibahas di episode ini seperti paus biru, paus bungkuk, dan paus pembunuh. Paus-paus ini masuk dalam kategori langka karena perkembangbiakannya lambat dan juga makanannya tidak semelimpah sebelumnya. Lagi-lagi karena pemanasan global. Ambil contoh paus bungkuk, paus ini walaupun ukurannya sangat luar biasa besar tetapi makanannya adalah ikan-ikan dan udang-udang kecil. Makhluk-makhluk kecil ini jika lingkungan hidupnya tidak lagi mendukung (misalnya suhu air laut naik) ya nggak bisa optimal hidupnya. Kompleks lah alur rantai dan jaring-jaring makanan ini. Next, menyelam lebih dalam ke lautan yang lebih gelap...dan lebih sunyi. Di laut dalam, makluk hidup-makhluk hidupnya berbentuk ajaib cenderung menyeramkan. Mereka biasanya memiliki organ yang berpendar untuk menarik perhatian mangsa. Di laut dalam hidup sangat keras sehingga hanya beberapa spesies saja yang mampu menghuninya.

Ketujuh, judulnya Fresh Water, nggak hanya membahas air tawar saja tapi juga kehidupan flora dan fauna yang bergantung padanya. Adegan yang melekat kuat di ingatan saya tentu tentang migrasi salmon dari laut ke air tawar untuk bertelur. Mereka berenang melawan arus untuk mencapai sarang, di tengah perjalanan itu sebagian akan mati menjadi santapan beruang. Kemudian dibahas juga air tawar yang tenang tanpa aliran apa pun. Ikan-ikan yang hidup di dalamnya beradaptasi dengan lingkungan yang miskin oksigen. Ada satu spesies ikan air tawar yang membuat gelembung-gelembung udara untuk memikat betina. Kedua ikan beda jenis kelamin ini akan meletakkan satu-satu telur yang sudah difertilisasi ke gelembung-gelembung udara tersebut. Lucu banget. >.<

Kedelapan, judulnya Forests, membahas hutan-hutan yang ada di negara-negara subtropis. Kalau kalian geli dengan ulat...nah ditayangin itu ulat-ulat bergeliat-geliut di episode ini. Saya sampai nutup mata nontonnya hahahaha geli. Di episode ini ditayangkan juga tentang sebuah kota mati yang ditinggalkan manusia karena kebocoran reaktor unsur radiasi. Kota ini tidak bisa ditinggali untuk beberapa puluh ribu tahun ke depan. Can you imagine what did WE do to this planet? Kota mati ini akhirnya ditumbuhi oleh vegetasi-vegetasi sehingga membentuk sebuah hutan dengan beberapa fauna di dalamnya. Mungkin satwa-satwa ini lebih kuat terhadap efek radiasi daripada manusia.

Kedelapan seri 'Our Planet' ini disajikan dalam bentuk visual yang sangat HD, kayak setiap detiknya tuh kalau di-capture bisa dijadikan wallpaper (oh iya nontonnya nggak perlu berurutan kok). Suara naratornya jernih dan tidak tumpang tindih dengan backsound, artikulasinya jelas sehingga bisa dimengerti oleh penonton yang bahkan bukan native speaker bahasa Inggris (ada subtitel bahasa Indonesianya juga), respect to Sir David Attenborough as the narator for 'Our Planet' series. Backsound yang dipakai juga sangat menunjang emosi yang ditampilkan di dalam video, entah itu untuk tingkah satwa yang lucu, untuk adegan makan dan dimakan yang menegangkan, maupun untuk tayangan pilu perubahan alam menjadi lebih buruk akibat ulah manusia.

Hal-hal yang saya jabarkan di tulisan ini tentu saja hanya secuiiiiiiiiiil dari keseluruhan setiap episode. Silakan meluangkan waktu untuk nonton seri 'Our Planet' dan mari melakukan tindakan sekecil apa pun yang dapat menyelamatkan kelestarian planet tercinta ini.


*

8 comments :

  1. yes sometimes i prefer story like this compare to the love story that has been hit all of the time because we can already guessing the end right ? watchin flora and fauna movie really educate us and giving us that could be good for enhancing our knowledge right .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Right, these kind of movies give more knowledge to us and show us how amazing the nature is. Tbh when I'm not in the mood to think hard, I'll watch romantic comedy movies😂

      Delete
  2. Aku aku! Aku suka nonton dokumenter tentang binatang yang suka ada di NatGeo atau Animal Planet channel. Lihatnya seru aja, walaupun orang lain bilangnya membosankan 😂
    Tapi aku tetap suka nontonnya, suka kepikiran juga kalau lagi dishoot di rumah semut, itu ngambil gambarnya gimana 🤣

    Btw, aku pernah nonton salah satu eps dari Our Planet ini tapi lupa eps yang mana! #plakk
    Seinget aku, naratornya suka ngejayus gitu. Benar nggak ya series yang ini 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. TOS DULU! Seru banget apalagi kalo nonton yang predator ular gurun gitu wow berasa ikutan tegang😂 Iyaaa benar sekali aku pun penasaran sama behind the scene film-film dokumenter kayak gini Lia haha.
      Wkwk hayo yang episode mana, jayus krik krik bukan maksudnya? Hmmm ada nggak ya, kayaknya ada sih sekali dua kali gitu kalo pas scene burung-burung menarik perhatian betinanya wkwk aku suka ciye-ciyein juga pas nonton burung ngerayu betinanya😆

      Delete
    2. Lah, iya, bener banget kak! Wkwk. Aku kira cuma aku aja yang ngerasa kayak gitu, tegang pas adegan ingin mangsa memangasa 🤣 terus sedikit merasa kasihan sama binatang yang berhasil dimangsa hiks.
      Ah iya! Aku ingat sekarang! Aku nonton episode burung-burung itu 🤣 kocak emang pas bagian rayu-merayu, naratornya juga kocak 🤣
      Aku suka takjub, kok burung sewaktu ngerayu tuh caranya ada aja gitu. Bahkan, sampai ada yang bikin semacam terowongan cinta buat memikat sang betina ya. Lucu dan kreatif 🤭

      Delete
    3. Iya bener kasian sama yang dimangsa huhu, pas di episode frozen worlds itu lho ada penguin dimangsa sama paus pembunuh caranya dilempar-lempar aku kasian banget sama penguinnya😭 sampe naratornya bilang caranya memang terlihat kejam tapi ya emang gitu😭
      Wkwkwkwk capernya ajaib ada yang bersihin lantai hutan juga, ada yang ngedance di tanah sambil ngembangin bulu-bulunya, dan ada yang bawa temen astagaaaa lucu😂👏👏👏

      Delete
  3. Sama Endaah aku kalo nonton dokumenter gini juga paling suka kalo pas di laut, kayak cakep-cakep banget hewannyaaa huhu.. Terus kalo ga laut aku juga suka liat penguin, anjing laut dan singa laut.. Kalo yang hutan kurang suka biasanya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. BANGEEETTT HUHUHU kayak ajaib-ajaib juga gitu kak hewan-hewan lautnya.
      Sama HAHAHAHAH aku juga kalo hutan atau padang rumput gitu kurang begitu suka, Kak Eya harus nonton Frozen Worlds, High Seas, sama Coastal Seas kalo gitu di series ini, banyak banget nanti muncul penguin, anjing laut, sama singa laut

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top