March 3, 2020

Little Women (2019): “The world is hard on ambitious girls.”


Gimana judulnya?

Itu quote dari salah satu tokoh di film 'Little Women' yang bernama Amy March. Amy March ini merupakan satu dari empat bersaudari March. Mereka adalah (urutan sesuai umur dari yang tertua hingga paling bontot) Meg March, Jo March, Beth March, dan Amy March.

Ibu mereka biasa dipanggil Marmee March. Empat bersaudari March mempunyai seorang bibi kaya raya, mereka memanggilnya Aunt March.

Meg March diperankan oleh Emma Watson. Dia karakternya halus dan keibuan. Anak pertama keluarga March btw. Meg menikah dengan seorang pria yang lebih kaya dari dirinya karena dia bosan miskin, katanya.

Padahal kalau dibandingkan dengan keluarga yang ditolong oleh ibunya, keluarga Meg ini nggak miskin-miskin banget menurut saya. Rumahnya terdiri dari dua lantai, masih bisa dibuat lari-larian oleh empat saudari March ini.

Impian Meg untuk menikah ini lah yang nggak terlalu disukai oleh adiknya, Jo. Jo meyakinkan kalau dirinya akan bekerja keras menghidupi keluarganya agar berkecukupan (sebetulnya sudah berkecukupan sih cuman ya bukan yang mewah gitu lho keluarganya ini). Sampai akhirnya Meg mengeluarkan senjata pamungkas berupa kata-kata:

“Just because my dreams are different than yours, it doesn’t mean they’re unimportant.”

Jo langsung paham.

Jo March diperankan oleh Saoirse Ronan. GILA CANTIK BANGET!!! T_____T

Jo ini anaknya tomboy, jago nulis cerita, tangguh, pekerja keras, dan nggak terlalu tertarik dengan pernikahan. Dia merantau ke New York untuk bekerja sebagai seorang penulis. Jo ini dari kecil memang anaknya sudah tahan banting. In a simple word, Jo is an alpha female imo.

Seorang cucu orang kaya bernama Laurie tertarik dengan Jo. Sampai ngejar-ngejar tapi Jo nggak mau. Dia menganggap Laurie hanya sebatas teman. Adegan paling bagus baik dari akting, dialog, maupun pemandangan adalah ketika Jo menolak Laurie di sebuah bukit.

Walaupun punya karakter yang kuat seperti itu, Jo tetaplah manusia. Dia ingin dicintai, tapi dia lelah dengan pandangan bahwa perempuan dicintai karena hanya hal itu yang diinginkan perempuan, padahal enggak. Paham nggak maksudnya?

Jo pernah berkata seperti ini:

“Women have minds and souls as well as just hearts, and they’ve got ambition and talent as well as just beauty. And I’m sick of people saying love is all a woman is fit for.”

#StanJo

Dunia berkata lain, Jo harus patah hati. Ketika dia berubah pikiran terhadap Laurie, laki-laki itu sudah menjalin hubungan dengan adiknya: Amy March.

Amy March diperankan oleh Florence Pugh. Waktu nonton Pugh di film ini tuh saya ngerasa aura dia sebagai Dani Ardor di 'Midsommar' masih terasa hahaha. Apalagi sewaktu dia mengeluarkan ekspresi muka mewek tapi ga sampai nangis waktu dia sebel sama Jo.

Suaranya Pugh saya sukaaaaaa banget, dalem dan gede gitu lho walaupun karakter yang diperankannya ini sangat bubbly dan centil. Dia kayak Aunt March lama-lama, suka savage. Waktu Laurie nggak bisa dapetin Jo dan dia "melipir" ke Amy, Amy bilang:

“I will not be the person you settle for just because you can’t have her.”

WKWKWKWKWKWKWKWK.

Untungnya Laurie bisa meyakinkan hati Amy. Amy emang udah dari awal menaruh perhatian ke Laurie sih cuman dia masih kecil waktu pertama kali ketemu.

Beth March diperankan oleh Eliza Scanlen. Jujur saya nggak familiar dengan aktris ini. Peran Beth juga nggak terlalu dominan, cuman dia ini jadi perekat keluarga. Hidupnya dihujani cinta. Lucu banget dia ketika disuruh untuk lebih show off kemampuan bermain pianonya agar terkenal dia bilang:

“I only do that for us. I don’t need anyone else to hear it.”

Polos banget Beth HUHUHUHUHU gemes sayang semoga tenang di alam sana. T_____T


Latar waktu film ini ada di tahun 1800-an, baju-baju para perempuannya masih yang tumpuk-tumpuk berlapis-lapis. Sampai ribet sendiri bayangin make dan lepasnya gimana, atau kalau mau pipis ini gimana astagaaa. Ya gitu emang saya suka salah fokus kalau nonton film.

Kendaraan-kendaraan yang dipakai masih sangat antik seperti kereta kuda yang rodanya masih kayu dan belum ban karet. Listrik juga belum banyak, kebanyakan pakai penerangan lilin kalau malam.

Tulisan tangan Jo juga sangat khas tahun segitu yang kalau ditarik skill-nya ke zaman sekarang, Jo sudah jadi seniman kaligrafi di Youtube dan Instagram karena bagus bersambung gitu dan rapi. Dijamin banyak order undangan nikah ke dia. Mana nulisnya pakai pena bertinta celup.

Di akhir cerita, diperlihatkan scene percetakan buku pada masa itu. Which is very pleasing for my eyes. Kagum sekali dengan cara menyusun huruf-huruf yang diperlukan untuk kemudian disablon(?) dengan tinta, dilanjutkan dengan menjilid dan mendesain sampul bukunya. Semua dikerjakan secara manual!

Tema ceritanya sederhana sebenarnya, dekat dengan kehidupan sehari-hari makanya nggak lebay gimana-gimana. Film ini didasarkan pada buku karya Louisa May Alcott dengan judul yang sama. Errr...tapi saya belum pernah baca. :(


*

4 comments :

  1. AAAAAAKH AKU BELOM NONTON TT______TT

    Aku histeris begitu tau Little Women difilmkan dan menggaet Emma Watson sebagai salah satu March Sisters ini. Ambyar hatikuuu 😭😭

    Dari empat bersaudara favoritku si Jo, soalnya karakter dia kuat banget. Tipe cewek-cewek strong tapi sebenernya gampang rapuh juga kan hahaha duh ini pasti cinematic-nya bagus juga ya.

    Btw, HARUS BACA BUKUNYA!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku kira Emma jadi tokoh utama di sini ternyata Saoirse hehehe
      BAGUS BANGET!! Aku suka semua view yang ada di film ini😭
      Iya ci, ini ngantri little women di list nomor tiga belas hahahahah

      Delete
  2. sepertinya film ini cute ya, mengangkat tentang kehidupan jaman dlu untuk setting kehidupan nya. boleh ditonton nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup, alur ceritanya maju mundur jadi pas aku nonton dulu agak bingung juga, but it's not a big deal, go for it

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top