March 4, 2020

1917 (2019): Bukan Film Perang Biasa

[99.9% no spoiler, jarang-jarang ini]


Hari itu, Minggu 26 Januari 2020, saya dan kak @givemesusshi seperti biasa ngobrol lewat DM Twitter tentang apa pun. Kak Eya (admin akun @givemesusshi) menyinggung soal film 1917, mau nonton katanya sebelum turun layar. Dari percakapan di DM itu saya tau kalau film 1917 adalah film tentang perang.

Udah. Masih belum heboh karena sok sekali menganggap film itu angin lalu karena nggak tertarik soal peperangan.


Kemudian di minggu kedua Februari ketika semua orang setimeline ngomongin Oscar, mulailah sedikit terusik ikutan memantau. Lhoh ada George MacKay, begitu pikir saya waktu itu. Ternyata pemirsaaa...mas George jadi aktor utama di film 1917 HUHUHUHU. Langsung lah meluncur ke DM panik ngomel ke kak Eya kenapa nggak bilang kalau George MacKay yang main hahaha.

Untung kakak admin @givemesusshi tabah sekali menghadapi hamba yang seperti ini, jadi kak Eya dengan sabar malah balik nanya "Endah suka George MacKay?" T_____T

Sejak nonton 'Captain Fantastic' saya jatuh cinta dengan aktor Inggris bernama George MacKay. Sebenarnya sukanya ke peran yang diperankannya waktu itu, Bodevan Cash. Kemudian makin lama ngelihat kok...orang ini charming ya hehehe. Banyak yang lebih ganteng dari dia tapi karena dia charming akhirnya ya tetep aja terlihat ganteng terus. T_____T

Anyway tentang film 1917, inti ceritanya sangatlah sederhana yaitu tentang dua orang prajurit Inggris yang ditugasi atasannya untuk menyampaikan pesan kepada batalion (atau apalah namanya itu) sebelah supaya menangguhkan penyerangan karena itu hanyalah jebakan musuh belaka. Tapi pengemasan filmnya luuuuur sungguh sangat apik!

Cara menyuguhkan adegannya itu pakai teknik one shoot mungkin ya istilahnya, pokoknya yang scenenya itu panjaaaaang banget tanpa ada cut atau putus di tengah-tengah. Kelihatan nyambung terus hanya dari satu kamera.

Penataan medan perangnya rapi dan minimalis, nggak terlalu ramai orang ataupun senjata-senjata. Sepanjang film fokusnya ke aktor utama.

Oh iya dalam perang kan biasanya banyak korban jiwa dan darah-darah ya, film ini tuh enggak. Mayat-mayatnya ya banyak sih tapi nggak ditampilkan secara menjijikkan, hanya sekali-sekali aja dimunculkan. Darah-darah bertebaran malah hampir nggak ada sama sekali.

Waktu nonton film ini, rasanya saya bisa merasakan berbagai emosi. Mulai dari tegang, ngeri, senang, tertawa terhibur, sedih, trenyuh, terharu, lega, marah, sampai tersipu karena William Schofield (tokoh yang diperankan George MacKay) memberikan susu sapi yang dia punya kepada seorang perempuan Perancis yang sedang mengasuh seorang bayi. Receh emang anaknya gini doang mukanya merah.

Seandainya film ini bergenre romantic comedy, niscaya Scho dan perempuan itu akan menikah di akhir film. Sayangnya ini film serius jadi yhaaa... :)

Film berdurasi hampir dua jam ini mengambil latar waktu hanya sehari semalam. Hebat bukan ceritanya bisa panjang banget tapi nggak ganti hari banyak-banyak. Saya nontonnya nggak kerasa lho, tau-tau selesai aja. Ini artinya apa? Artinya filmnya bagus dan saya menikmati itu.

I recommend you to watch this movie because '1917' is not an ordinary war movie. It's more than that. It's beautiful and make us more realize that war is a loss for all. I give '1917' a 5/5 rating!


*

4 comments :

  1. Bisa dibuat panjang gitu ya filmnya dari ide proses penyampaian berita ke batalion sebelah doang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya! Keren banget cara nampilinnya, tonton deh coba

      Delete
  2. Halo Endah, ini admin akun @givemesusshi wkwkwk aku udah lama ga buka blog jadi baru baca ahaha jadi inget ngomongin possibly romance antara Sco dan mbak-mbak Perancis :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHAHAHAH AKU TERCIDUK🙈 emang dasar ya kita ini film perang juga ujung-ujungnya yang diomongin romancenya🙃

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top