July 17, 2017

Hari Pertama Sekolah

Adik-adik yang hari ini sudah masuk sekolah, semangat ya! Belajar yang rajin dan jangan lupa untuk bermain jika memang waktu bermain telah tiba. #penting

Biar nggak stres.

Seperti postingan tentang cogan beberapa waktu lalu, postingan tentang hari pertama sekolah ini juga terinspirasi dari #SassyThursday annisast dan haloterong. Pengalaman hari pertama masuk sekolah dimulai dari jenjang pendidikan paling dini sampai paling tinggi.



1. TK Muslimat
TK ini ada di dekat rumah. Saya nggak yakin cerita ini terjadi di hari pertama TK apa bukan, maklum ya sudah lebih dari dua dekade yang lalu kejadiannya haha, pokoknya waktu itu beberapa anak di kelas A dipanggil satu-satu untuk pindah ke kelas B. Saya salah satunya. Lompat kelas gitu deh, bukan karena kami pintar tapi karena kami sudah ketuaan masuknya.  ðŸ˜‚😂😂 Nggak paham juga sama polemik ini kenapa kok yang ketuaan banyak amat seangkatan usianya 5 tahun semua. Jadi ya TK cuma setahun aja. Padahal saya pingin ngerasain kelas A karena gurunya cantik. ._.


2. SDN II
Ingatan saya kabur-kabur gitu pas didaftarkan ke SD. Yang saya ingat cuma saya dan sodara saya ada di dalam kantor guru ditemani ibu. Udah. 😅 Sama kayak TK, SD ini ada di dekat rumah juga.

Hari pertama sekolah, isi kelas penuh sesak. Satu meja diisi tiga orang. Banyak teman baru dari TK lain. Yang paling melekat adalah ingatan tentang seorang teman yang pakai sepatu balita. :') Dia badannya lebih kecil dari saya dan sodara saya. :')


3. SMPN 1
Termasuk SMP favorit sekecamatan dan alumni SDN II seangkatan yang masuk kesini hanya tiga orang termasuk saya. Saya yang terbiasa di sekolah kecil, kaget kalau ternyata SMP ini besar dan luas. Teman-teman makin banyak dan mereka semua sudah saling kenal dan akrab karena banyak yang asalnya dari SD yang sama. Kami bertiga yang masuk kategori siswi populer semasa SD mendadak jadi bukan siapa-siapa di SMP lol.

Di SMP inilah pertama kalinya saya mengenal MOS alias masa orientasi siswa. MOS yang kalau sekarang dipikir-pikir malah bikin pingin ketawa. Acaranya 30% berguna sih karena mengenalkan siswa-siswi baru kepada ekstrakurikuler yang ada di sekolah, 70% sisanya ini yang...errr saya nggak tau gunanya apa. Mau tau apa? Minta tanda tangan anggota OSIS. :)

Astagaaa kayak ngejar artis banget lah kegiatan minta tanda tangan ini. Saya juga heran dulu kok eksaytid banget ngejarnya, tiga hari lagi main kejar-kejaran. Takut kena hukuman soalnya, ehem. Mungkin minta tanda tangan ini bertujuan supaya akrab dengan kakak kelas, tapi ya nggak juga tuh. Saya nggak pernah akrab sama mereka. Akrabnya malah sama teman-teman seangkatan. Ya ada sih teman-teman seangkatan yang akrab sama mereka, bahkan ada yang sampai pacaran juga. Tapi jumlahnya nggak banyak.


4. SMAN 1
Teman-teman alumni SMPN 1 banyak yang masuk kesini, kayak pindah sekolah malah. Jadi nggak merasa terasing lagi. MOS masih sama kayak di SMP: minta tanda tangan anggota OSIS. Bedanya karena banyak yang sudah berpengalaman, jadi kalau ada anggota OSIS yang sok nggak mau kasih tanda tangan langsung ditinggal lol.

Oh iya lupa di SMP dulu ada anggota OSIS yang tupoksinya marah-marah tanpa sebab, di MOS SMA juga ada. Namanya dewan sanksi. 😂 Di hari terakhir MOS kakak-kakak dewan sanksi minta maaf, katanya marah-marahnya cuma becanda biar seru.


5. Universitas
Keadaan terasing nggak kenal siapa-siapa di SMP terulang lagi di Universitas. Bedanya kalau di universitas, sebagian besar teman seangkatan juga terasing hehe jadi gampang untuk kenalan dan jadi akrab karena senasib.

Kejadian konyol waktu ospek universitas adalah suara saya hilang di hari ketiga. Nggak tau kenapa. Terus pernah juga terlambat datang dan kena hukum. Untungnya ada teman satu regu yang terlambat juga, karena kejadian itu kami jadi teman akrab sampai sekarang.

Ospek universitas ini masuknya subuh, pulangnya menjelang maghrib, nggak boleh bawa kendaraan, nggak boleh bawa handphone, tugasnya lebih banyak, harus mecahin kode tentang barang apa yang harus dibawa, dandanan apa yang harus dipakai, dll dll.

Sekarang masih subuh nggak sih masuk ospeknya? Kalau masih, mending tahun depan diubah deh biar yang muslim bisa sholat subuh dulu dengan tenang.

Bolehin bawa kendaraan juga, nggak semua maba ngekos soalnya. Ada yang rumahnya di dalam kota jadinya nanggung kalau ngekos. Kasian bapaknya lho subuh-subuh ngebut nganterin anaknya biar nggak telat ospek, padahal paginya beliau harus kerja. Pulang kerja juga masih harus jemput anaknya pulang ospek. (Iya ini saya curhat).

Tugas banyak dan harus tulis tangan itu nantinya dikoreksi (atau minimal dibaca) gitu nggak sih sama panitia ospek? Kalau nggak ya mending nggak usah dikasih tugas. Mecahin kode barang bawaan buat esok hari aja udah menyita waktu lho, apalagi ditambah nulis tugas yang pada akhirnya ditumpuk tanpa dibaca kemudian dibuang. *sigh*


Yaaa ini cuma opini dan kritikan saya sebagai orang yang nggak pernah jadi panitia MOS dan ospek. Kenapa nggak pernah jadi panitia MOS dan ospek? Karena nggak pernah ketrima jadi anggota OSIS. Dulu anggota OSIS dipilih yang good looking aja masaaa. 😂 Dude are you okay? 😂 Nggak ikut jadi panitia ospek karena yaaa nggak pernah daftar aja lol sibuk mikirin kuliah. Padahal ternyata organisasi juga penting. 😂

Btw kalau ada pendapat lain dari yang pernah jadi panitia MOS dan ospek boleh lho share pengalaman di kolom komentar.

Atau mau cerita juga tentang hari pertama sekolah? Boleh!


*

No comments :

Post a Comment

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top