Ketika negara-negara empat musim di belahan bumi utara memasuki musim gugur di bulan Oktober ini, warna-warni semarak khas musim panas cenderung ditinggalkan. Mereka menggantinya dengan warna-warna yang lebih kalem, hangat, dan sendu seperti coklat, orange, hitam, khaki, dan abu-abu. Untungnya saya tinggal di negara gemah ripah loh jinawi yang hanya punya dua musim dan nggak terlalu mencolok antara keduanya untuk urusan warna. Jadi ya saya pikir sah-sah saja hari ini membuat sebuah postingan yang berwarna-warni. Hehehe.
Tepat tanggal 1 Oktober kemarin saya mengobati rasa penasaran terhadap primadona baru kota Malang, Kampung Warna Jodipan. Atas gagasan mahasiswa-mahasiswi kreatif Universitas Muhammadiyah Malang, kampung ini disulap menjadi kampung warna-warni. Sukses besar menjadikannya magnet penarik perhatian orang-orang penggila foto dan instagram. Idenya keren, orangtua mereka pasti bangga punya anak-anak yang bermanfaat untuk orang banyak.
Ternyata disana ada dua kampung, Kampung Tridi dan Kampung Warna. Sama-sama berwarna-warni, bedanya hanya dimensi gambar pada tembok-temboknya. Kampung Tridi menyajikan gambar-gambar bernuansa tiga dimensi, sedangkan Kampung Warna lebih bermain di gambar dua dimensi.
Kampung Tridi (kiri) dan Kampung Warna (kanan) |
Tipikal rumah-rumah yang terletak di bawah jembatan jalan raya, rumah-rumahnya saling berdempetan dan menghasilkan gang-gang kecil yang banyak. Nah, telusuri aja deh gang-gang kecil di Kampung Tridi dan Kampung Warna Jodipan sambil berfoto lucu. Aselik menggoda banget temboknya buat dijadiin background foto. Tiap satu meter jalan rasanya pingin selfie terus. *kalo ini sih lebhay shay*
See you on my next post!
XO
*
Mak! Bagus nih, aku kalau ke Malang maulah ke sini. Temenin ya mbak hehehe
ReplyDeletekontak-kontak ya kalo udah di malang :D
Deletekampungnya jadi colourful dan instagramable. Semoga terus terawat. Sayang kalau jadi kusam warnanya
ReplyDelete