January 27, 2022

#JanexLiaRC: What I Got from 'NIKSEN: The Dutch Art of doing Nothing'


Buku dengan sampul warna orange yang saya pilih guna dijadikan bahan bacaan untuk JanexLiaRC bulan Januari ini berjudul 'NIKSEN: Rahasia Hidup Bahagia Tanpa Melakukan Apa-Apa'. Buku ini merupakan buku terjemahan yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Jumlah halamannya nggak tebal-tebal amat, sekitar 240 halaman. Buku karya Olga Mecking yang saya punya adalah cetakan yang pertama, yaitu cetakan di bulan Juli 2021.

Walaupun judul aslinya adalah 'NIKSEN: The Dutch Art of doing Nothing', nyatanya penulis buku ini bukanlah orang Belanda. Olga Mecking adalah orang Polandia yang menikah dengan orang Jerman dan mereka berdua tinggal di Belanda. Olga Mecking mengamati gaya hidup niksen orang Belanda dan memviralkannya ke seluruh dunia. Jadi, isi buku ini adalah sudut pandang dari orang non-Belanda yang dapat melihat hal yang dilakukan orang Belanda tetapi tidak disadari oleh orang Belanda itu sendiri.


Apa itu niksen?
Niksen adalah waktu untuk beristirahat, waktu hening. Pelakunya menyediakan momen untuk memulihkan diri dan menjadi rileks, dan mungkin melakukan introspeksi barang sedikit. Niksen merupakan suatu bentuk perawatan diri karena kita rehat dari pekerjaan atau tugas harian dan memberi diri sendiri momen untuk bersantai. Ketika kita dalam keadaan benar-benar santai, biasanya kita tidak berkonsentrasi pada sesuatu dan pikiran kita menjadi sempat mengembara.


Manfaat niksen...
Niksen bagus untuk kesehatan mental karena memberi kesempatan kepada tubuh dan pikiran untuk beristirahat. Niksen berefek positif terhadap kreativitas karena memungkinkan ide-ide dan solusi-solusi untuk mengalir dan bersinggungan menciptakan keterkaitan baru. Niksen juga membuat lebih produktif dan lebih cakap dalam membuat keputusan karena rehat dari pekerjaan bisa membuat kinerja kita lebih baik dan lebih efektif. 

Namun, yang paling penting menurut Olga Mecking adalah kita harus mengizinkan diri kita untuk beristirahat karena harus saja, bukan semata-mata agar kita lebih efisien, kreatif dan produktif. Olga Mecking yakin bahwa semua orang berhak rehat dari pekerjaan, keluarga, atau olahraga, tanpa dicap kurang berusaha atau dihakimi karena beristirahat (atau karena tidak berbuat apa-apa). Dia ingin mendefinisikan ulang makna produktivitas agar nilai kita sebagai manusia tidak disangkutpautkan dengan berapa lama jam kerja kita atau berapa banyak yang kita produksi. Kita tetap merupakan manusia yang bernilai sekalipun tidak produktif.


Bagaimana memulai niksen?
Jika ingin tidak melakukan apa-apa, yang pertama-tama harus dilakukan adalah berhenti bekerja dulu (atau biasanya disebut dengan istilah "rehat"). Jangan sungkan menikmati rehat atau berlibur. Jika kita mulai merasa bersalah atau tidak enak karena dikira malas, camkan bahwa niksen bukan merupakan tanda kemalasan, melainkan keterampilan hidup penting yang bisa membantu kita memperoleh kejernihan pikiran, ketenangan batin, dan mencegah kelelahan mental. Momen niksen tidak perlu lama-lama, yang sedang-sedang saja, asalkan kita menggunakannya baik-baik.


Ketika duduk rehat kemudian berselancar di internet, apakah itu termasuk niksen?
Tidak. Tiap kali kita mendapat sedikit waktu luang, kita kemudian berselancar di internet dan menggunakan segala macam gawai, menggulirkan dan menggeser layar tak putus-putus, itu artinya kita tidak memperkenankan diri bersantai, tidak membiarkan pikiran kita untuk bebas lepas dan diam saja. Daripada main ponsel untuk mengusir kejemuan, lebih baik cobalah melihat awan atau menghirup aroma kopi. Istirahatkan pikiran kita dari berkonsentrasi terhadap sesuatu, biarkan pikiran itu berkelana. 


Niksen susah ya :(
Betul. Kita kesusahan untuk tidak melakukan apa-apa karena cara kerja kita saat ini yang kerap kali mengaburkan batas-batas antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Kita takut tidak menggunakan waktu secara bermanfaat dan produktif apabila kita tidak mengisi seluruh waktu tersebut dengan kegiatan.

Olga Mecking memberikan panduan pertanyaan ketika kita bimbang harus mengerjakan sesuatu atau tidak, berikut ketiga pertanyaan tersebut: 1) Kalau Anda tidak mengerjakan hal itu, akankah kesehatan, kewarasan, atau kesejahteraan Anda menjadi terganggu? Tidak? Kalau begitu, tidak dikerjakan juga tidak apa-apa. 2) Apakah hal itu perlu? Kalau ya, silakan dikerjakan. 3) Terakhir, tanyakan pada diri Anda, "Apakah ini tugasku?".

Untuk memutuskan bahwa kita akan duduk diam dan tidak melakukan apa-apa, kita membutuhkan kognisi. Kognisi membutuhkan pikiran sadar. Ketika kita mengerjakan jutaan hal secara sekaligus, entah itu Twitter, surel, pekerjaan, kita harus bisa beralih dan mengatakan, "Aku tidak lagi bekerja secara efisien. Aku harus meluangkan sejam untuk istirahat. Aku akan kembali bekerja sesudah itu." Kehidupan yang sibuk bisa menjadi kehidupan yang bahagia dan penuh kepuasan batin. Namun, kita sesekali perlu juga melambat secara sadar.

Bagi yang benar-benar tidak bisa duduk diam, niksen bisa dipadukan dengan rutinitas harian seperti jalan atau lari pagi tanpa mengkhawatirkan berapa jarak yang ditempuh dan berapa kalori yang dibakar. Ketika berlari, tatapan biasanya terfokus ke kejauhan dan pikiran bisa berkelana. Kadang mata kita juga terpukau dengan keindahan alam sekitar yang dilewati. Cara mempraktikkan niksen tidak ada yang salah--yang penting, sisihkan dulu sebentar gawai kita.

Ketika berada di tempat umum, misalnya mengantre di supermarket, jangan ambil ponsel tetapi cobalah menikmati keadaan sekitar. Manfaatkan waktu untuk niksen tiap ada kesempatan di mana pun.

Ketika kita kebanjiran kerja, kita harus mengerahkan lebih banyak upaya untuk menyediakan waktu niksen. Menyediakan lebih banyak waktu untuk niksen berarti menetapkan batasan untuk kegiatan kita, bukan mangkir dari tanggung jawab yang harus ditunaikan. 


Bagaimana kalau benar-benar tidak bisa melakukan niksen?
Beberapa keadaan memang mengharuskan kita untuk bergerak aktif alih-alih duduk berlama-lama dan diam saja. Misalnya ketika mental sedang terganggu atau mengalami depresi, bisa jadi duduk diam hanya akan memperparah keadaan tersebut. Jika keadaan itu yang terjadi, jangan lakukan niksen. Niksen adalah cara untuk mencegah keletihan mental, bukan sebagai obat untuk kondisi itu. Niksen diperuntukkan kepada orang-orang yang sehat tetapi sibuk.

Ada lagi orang yang terlalu banyak duduk di dalam pekerjaannya. Duduk seharian malah bisa membahayakan kesehatan, jadi jangan terus-terusan. Panduan World Health Organization merekomendasikan untuk bergerak aktif 30 menit per hari, lima kali dalam seminggu.

Jika ingin rehat bagaimana? Carilah hobi yang lain dengan pekerjaan kita yang biasa, supaya melenakan pikiran dari aktivitas sehari-hari. Hobi adalah cara yang bagus sekali untuk memberi keteraturan pada hari kita sekaligus membantu mengendurkan saraf selepas berkesibukan dalam pekerjaan. Jika kita mula-mula mengerjakan aktivitas otak, ganti dengan aktivitas menggunakan tangan. Jika kita mula-mula beraktivitas secara cepat, perlambat. Yang penting adalah mengambil jarak dari kesibukan sehari-hari barang sebentar, dengan cara yang tidak terlalu memakan energi otak, supaya Anda sekaligus bisa memetik manfaat niksen dari kegiatan itu. Ketika kita lama-kelamaan cenderung mengatur hobi secara berlebihan, mundurlah selangkah, take a deep breath.

Ada kalanya sebagian orang tidak bisa meninggalkan pekerjaan untuk melakukan niksen karena berbahaya untuk keselamatan kariernya. Jika memang seperti itu keadaanya, maka dahulukan pekerjaan. Ketahuilah bahwa sesudah kita selesai, kita bisa mempraktikkan niksen. Bersabar saja dan bereskan pekerjaan yang harus dilakukan. Tidak apa-apa. Niksennya kapan-kapan saja, sewaktu bisa.

Kemudian ada kalanya kita tidak cocok dengan niksen no matter how hard we tried, bisa jadi itu karena memang...hidup kita sedang baik-baik saja. Semuanya berjalan dengan seimbang. Jika seperti itu, selamat! Ingat, jangan minum obat kalau tidak sakit.

Intinya, jalan menuju kebahagiaan atau kehidupan yang baik bukan cuma satu. Niksen merupakan alat bantu yang bisa digunakan secara rutin, dimanfaatkan bila perlu saja, atau dikesampingkan karena tidak dibutuhkan sama sekali atau tidak cocok untuk kita. Terserah kita sendiri. Silakan putuskan sendiri jenis hiburan apa yang hendak kita coba dan nikmatilah keseluruhannya.


My point of view...
Kalau diingat-ingat lagi, setelah membaca keseluruhan buku ini, saya pernah mempraktikkan niksen tetapi tidak tahu kalau itu namanya niksen. Setelah sadar kalau itu niksen, I'm so happy because this method fits me well. Tinggal diatur lagi saja supaya bisa lebih optimal dan tidak sering stres (lagi). Udah cocok jadi warga Belanda belum? 😝

That's it for today. Thank you so much for reading and see you on my next post!


*

12 comments :

  1. Endah...reviewmu kok bagus banget sih. Aku suka bacanya. Aku bagikan ke beberapa temanku juga. Yaa aku merasa buku ini relate dengan kondisi sekarang. Banyak orang yang sibuk dengan rutinitas hingga dia lupa untuk rehat (niksen) sejenak. Apalagi gawai juga mempengaruhi kehidupan masyarakat modern. Jadi yaa gada salahnya temanku untuk tahu tentang hal ini.

    Oyaa, hari ini aku baca buku "jalan panjang untuk pulang"-nya agustinus wibowo. Sampai bagian ttg cerita dia menemukan semangat utk kembali menjalani hidupnya. Salah satunya dengan melakukan meditasi. Jadi ketika baca ttg niksen dan meditasi berasa saling berhubungan erat. Dan itu berasa banget ketika aku baca.


    Makasih yaa endah untuk reviewnya. Aku sukak..!!!! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huwooow makasih mas Vay udah bantuin nyebar tulisan ini🀩 Bener banget kita sebagai manusia modern sekarang sangat susah buat lepas dari gadget, padahal bisa lepas sejenak aja udah enak banget rasanya. Jadinya lebih fokus sama pekerjaan dan menghindari stres yang nggak perlu.

      Oohh meditasi, aku belum pernah nyoba meditasi sama sekali. Coba kali ya sekali-sekali siapa tau niksennya bisa lebih optimal. 😁

      Yuhuuu makasih juga udah baca dan suka sama tulisan ini🌸🌸

      Delete
  2. Kak Endaaaah buku ini ada versi ebooknya gak ya di platform buku digital. Kayaknya buku seperti ini yg sedang aku butuhkan deh 😒😁. Semenjak kemajuan teknologi yg apa2 serba online jadi ngerasa kalo kehidupan sekarang ini manusia kudu gesit, serba cepet-cepet kalo gak gitu gak bakalan dapet yg kita mau. Informasi bertebaran dimana-mana, gak di tuntut untuk harus tau sih tapi berasa jadi kayak orang asing bgt kayaknya kalo gak up to date πŸ˜‚, kasian sekali otak kita kadang bekerja terlau kerasssss kak. Jadi setidaknya aku setuju dengan ulasan Kak Endah disini.

    Anyway kayaknya cara penyampaian penulisnya juga berasa “Niksen” ya Kak? Wkwkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau versi digitalnya aku nggak tau, semoga ada segera kalau memang belum ada sekarang. Betul mba Reka, aku sendiri capek banget rasanya sama dunia yang serba cepet-cepet sekarang ini, butuh slow down once in a while biar nggak overwhelming huhu.

      Hahaha kurang lebih begitu kayaknya Olga Mecking, aku pas baca rada-rada ngerasa tenang juga.

      Delete
  3. Duh, asik banget baca review kamu ini, tulisannya ngalir dan ademmm.

    Orang Denmark punya hygge, orang Belanda punya niksen, ya. Pas kamu bilang niksen itu susah, IYA YA aku juga membatin hal yang sama. Berarti bener deh aku harus cari kegiatan yang nggak melibatkan gagdet saat beristirahat. Belakangan lagi suka baca ebook sambil boboin bayi, lebih ringkes aja daripada pegang buku yang ada malah ditarik si dedek πŸ˜‚

    Suka nih dengan konsep niksen yang benar-benar mengutamakan beristirahat karena kita butuh bukan karena supaya produktif. Beneeer. Jadi inget kemarin ngantuk banget tapi lebih kepingin ngopi ketimbang tidur. Suami nyaranin untuk power nap 30 menit aja. Aku manut eh bener lho bangun-bangun segeran, hihi.

    Thank you, Ndaaah for this review and also for joining our challenge!! πŸ€—πŸ˜˜

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah bisa bikin orang lain adem hoho. Iya hygge juga dibahas di buku ini dikit, di bab tentang tren-tren gaya hidup yang pernah ada.

      Nah itu dia Ciii, sesungguhnya kita menganggap pegang gadget pas nggak ngapa-ngapain tuh rehat kan, padahal bukan, ya bener juga soalnya jadinya malah mainan gadget wkwk. Sama ini lho, walaupun kita nggak ngapa-ngapain tapi pikiran kita mikirin hal-hal lain, itu juga masih bukan niksen. Jadi niksen tuh bener-bener nggak berkonsentrasi ke sesuatu sama sekali. Bebas lepas aja pokoknya pikirannya.

      Ciii aku tadi siang nerapin tips itu lho, power nap, ngaruh emang ya jadi segeran. 😁

      Yup sama-sama~~~❤ makasih Ci Jane udah mampir ke sini. Makasih juga udah ngadain challenge kayak gini, jadi nggak bingung mau baca buku yang mana dulu dari tumpukan buku di rumah. πŸ˜†

      Delete
  4. Waaah, aku juga suka melakukan Niksen tapi nggak sadar kalau itu bermanfaat(?)🀣
    Kayak kalau di mobil, aku lebih suka perhatiin jalanan atau kadang awan. Kalau lagi ngantri, lebih suka lihatin sekitar, dsb. Jadi aku udah cocok jadi warga Belanda juga kah? πŸ€ͺ
    Anyway, terima kasih banyak Kak Endah udah ikutan reading challenge JanexLia 😍😍😍😍. Tulisannya ngalir bangett! Enak euy dibacanya dan detil pula! Bagus banget Kak 😍, sering-sering ya tebar racun non-fiksi wkwk. Jangan lupa ikutan lagi ya bulan-bulan berikutnya 🀭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahahaha cocok lah kita, cus ke BelandaπŸ˜†πŸ˜†πŸ˜ thank you for your compliment Liii❤ sip, akan aku sebar racun nonfiksi kayak kamu nyebar racun fiksi wqwqwq. Yup yup aku usahain buat ikutan per bulan biar tumpukan buku di rumah berkurang🀩

      Delete
  5. Di antara segala macam metime, berarti yg lebih pas disebut niksen, itu waktu aku berendam , Krn 1-1 nya kegiatan di mana otak ga dipake mikir πŸ˜…. Sementara hobi lain kayak membaca, blogging, walaopun bikin happy, tapi sebenernya otak masih dipaksa utk berfikir. Berfikir cara menulisnya, diksi gimana, alur cerita bukunya apa dll.

    Jadi ngerti soal niksen ini. Sepertinya tanpa membaca bukunya pun, aku seperti udah tahu isinya, saking detil mba tulis poin2 terpenting πŸ‘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba Fanny, baca sama ngeblog ini masih tergolong mikir. Berendam ala mba Fanny itu tuh yang masuk ke niksen😁

      Hihihi isinya spoiler nih tulisanku kalo gituπŸ˜†

      Delete
  6. Waah ternyata ada budaaa begitu ya di Belanda.. Baru tahu. apakah niksen di tempat itu ketika sedang di kamar mandi yaa, ketika sedang BAB. Duduk hening tidak memikirkan apa-apa 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu, aku juga nggak tau kalau masalah yang duduk di toilet hehehe soalnya nggak dijabarkan penulisnya.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top