July 14, 2022

#JanexLiaRC: Membaca Dua Buku Habib Hyung


Siapa itu Habib Hyung? Habib Hyung adalah nama panggilan lain untuk Habib Husein Ja'far Al-Hadar. Bagi yang belum familiar, Habib Ja'far adalah seorang penulis dan pendakwah Islam di channel YouTube Jeda Nulis.

Habib Ja'far mendakwahkan nilai Islam yang moderat dan toleran. Nggak jarang Habib mengajak serta tokoh-tokoh agama lain dalam dialog dakwahnya. Segmen dakwah Habib Ja'far adalah anak-anak muda yang merasa masih tersesat, mereka diajaknya "tersesat" ke jalan yang benar sambil tidak pernah dibuat merasa pede bahwa dirinya sudah suci agar terus memperbaiki diri dan tidak menjadi sombong.

Penampilan Habib Ja'far tidak seperti para habib pada umumnya. Habib Ja'far tidak berjubah dan tidak bersorban agar penampilannya nggak membuat anak muda merasa berjarak dengannya. Habib Ja'far berpakaian seperti anak muda masa kini agar mereka yang didakwahi tidak merasa digurui. Hal tersebut dilakukan Habib karena mencontoh Nabi Muhammad yang menyebut muridnya sebagai "sahabat".

Setelah saya cek ke YouTube Jeda Nulis, channel ini dibuat di bulan Mei 2018. Namun, saya baru menemukannya di bulan Mei 2019 yang mana bertepatan dengan bulan Ramadan di tahun tersebut. Sejak saat itu, saya jadi ketagihan nonton semua video Jeda Nulis dan merembet nontonin video dari channel lain yang sedang mengundang Habib Ja'far sebagai bintang tamunya.

Apa yang membuat saya begitu senang dengan cara Habib Ja'far berdakwah? Ada beberapa jawaban untuk pertanyaan ini. Pertama, Habib menyampaikan dakwahnya dengan membawa kabar gembira, bukan ketakutan maupun kesedihan. Hal ini karena sejatinya Islam sendiri adalah kabar gembira yang membawa umat manusia keluar dari zaman kegelapan/jahiliyah.

Kedua, dakwahnya mempermudah bukan mempersulit urusan. Islam tidak pernah menyulitkan umatnya dalam beribadah. Contohnya haji dan zakat yang dilakukan jika mampu. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh para pemuda tersesat selalu dijawab dengan solusi. Tidak hanya menghukumi halal dan haram saja. Di Islam sendiri memang seperti itu, setiap persoalan ada solusinya.

Ketiga, Habib menyampaikan dakwahnya dengan nada lembut, tidak dengan marah-marah meggebu-gebu, bahkan seringnya malah disertai dengan candaan. Bahasa yang digunakan juga disesuaikan dengan bahasa anak-anak muda zaman sekarang sehingga mudah dipahami. Apalagi kalau sudah berkolaborasi dengan Tretan Muslim dan Coki Pardede, wah itu videonya jadi seru banget sekaligus penuh ilmu.

Keempat, Habib Ja'far sering mengajak umat Islam untuk melakukan autokritik sebelum mengkritik orang lain. Introspeksi diri ini sangat penting sebelum menunjuk dengan jari telunjuk kepada orang lain karena pada dasarnya ketika seseorang melakukan itu maka tiga jari lainnya menunjuk pada dirinya sendiri.

Kelima, dakwah Habib Ja'far bersifat damai, penuh cinta, dan tidak mengkafir-kafirkan orang. Ajaran yang dibawa Habib selaras dengan ajaran yang saya dapatkan ketika mengaji dulu, yaitu tidak boleh dengan mudah mengkafir-kafirkan orang. Karena kalau sampai salah mengkafirkan orang, maka kekafiran itu akan kembali pada dirinya sendiri. Makanya saya suka heran ketika ada sesama muslim yang mudah sekali bilang kafir ke sesamanya.

Dulu saya bertanya-tanya, kok bisa ya Habib Ja'far berdakwah seperti itu. Kemudian seperti mendapat jawaban, di satu video Habib Ja'far menyampaikan bahwa dirinya mencontoh Nabi Muhammad saw. yang selalu mengedepankan cinta, akhlak yang baik, dan perdamaian di mana pun beliau berada. Kemudian saya mikir, mencontoh saja sudah membawa hawa adem di tengah-tengah panasnya dunia, bagaimana damainya ketika Rasulullah dulu masih hidup.

Oh iya, ada satu pengetahuan yang saya dapatkan tentang Rasulullah dan perang dari channel Jeda Nulis. Satu pengetahuan ini tidak pernah saya dapatkan di sekolah maupun bangku kuliah. Di buku-buku pelajaran agama dulu, banyak sekali diceritakan masalah peperangan. Mungkin ini juga yang tampak di mata mayoritas orang-orang Barat yang memandang agama Islam sebagai agama pedang. Nyatanya dari seluruh hidup Rasulullah, hanya satu persen saja yang dilakukan untuk berperang. Perangnya pun banyak aturannya, di Alquran sendiri ada banyak aturan untuk melakukan perang. Saking ketatnya peraturan berperang itu, perang di masa Rasulullah terkesan seperti teatrikal. Inilah yang jarang diangkat sehingga orang-orang di luar Islam tidak mengetahuinya. Jangankan non-muslim, saya yang muslim dari lahir saja baru tahu.

Habib Ja'far pernah menyampaikan bahwa orang non-muslim itu tidak membaca Alquran. Mereka "membaca" perilaku umat Islam. Maka dari itu, akhlak yang baik seperti dicontohkan oleh Rasulullah perlu umat Islam terapkan di kehidupan sehari-hari. Islam itu baik, orang yang memeluknya saja yang belum baik. Hal ini berkaitan dengan satu penelitian yang hasilnya cukup mengejutkan, yaitu nilai-nilai Islam ditemukan di negara yang penduduknya mayoritas non-muslim. Sementara negara dengan penduduk mayoritas muslim justru peringkatnya ada di bawah. Contohnya Jepang yang berbudaya bersih, antre dengan tertib, dan rajin membaca. Padahal wahyu pertama yang turun berbunyi "Iqra!" yang artinya "Bacalah!", mengapa kita yang beragama Islam kadang membaca caption pendek saja malas? Ini adalah contoh autokritik, jangan marah dengan hasil penelitiannya. Kita, umat Islam, harus sering-sering introspeksi diri.

Dari tadi ngomongin dakwah Habib Ja'far dari YouTube terus, dua buku Habib yang kamu baca mana?

Oke, dua buku Habib yang saya baca judulnya 'Tuhan Ada di Hatimu' dan 'Seni Merayu Tuhan'. Buku pertama yang saya punya diterbitkan oleh Noura Books dan merupakan cetakan kelima bulan Februari 2021. Sedangkan buku kedua diterbitkan oleh Mizan dan yang ada di tangan saya adalah cetakan kedua bulan Maret 2022. Buku 'Tuhan Ada di Hatimu' dan 'Seni Merayu Tuhan' sama-sama memiliki ketebalan dua ratusan halaman.


Kesamaan lain dari dua buku Habib Ja'far ini adalah isinya merupakan dakwah yang disampaikan Habib di YouTube. Intinya ya video-video di YouTube itu dikemas dalam bentuk buku. Hal-hal yang saya sampaikan di atas hanya secuil saja dari keseluruhan isi buku 'Tuhan Ada di Hatimu' dan 'Seni Merayu Tuhan'. 
 
Bedanya dengan dakwah versi video, Habib Ja'far melengkapi tulisannya dengan ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis di versi buku. Inilah alasan yang membuat saya membeli bukunya: lebih lengkap daripada video. Selain itu, kalau misalnya sewaktu-waktu ingin mengingat lagi apa yang sudah Habib sampaikan, saya bisa dengan mudah mencarinya melalui tulisan. Kalau di video kan susah ya nggak ada teksnya.

Jujur selama ini saya dalam beragama sering merasa ketakutan. Alhamdulillah setelah menemukan channel Jeda Nulis dan membaca buku 'Tuhan Ada di Hatimu' dan 'Seni Merayu Tuhan', saya bisa merasakan bahwa agama saya ini sesungguhnya penuh cinta dan cinta damai alias rahmatan lil 'alamin (kasih sayang untuk seluruh alam). Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam salah satu suratnya kepada gubernur di Mesir, Malik Al-Asytar, menegaskan bahwa "Dia yang bukan saudaramu dalam agama, adalah saudaramu dalam kemanusiaan."


*

2 comments :

  1. Endah, aku itu termasuk dalam pemuda tersesat...wkwkwk
    Bisa dibilang sering nonton kontennya habib di chanel² lainnya. Pemuda tersesat muncul untuk menjawab keresahan pemuda yang sedang mencari jawaban atas pertanyaannya. Pertanyaan tersebut tidak bisa ditanyakan forum resmi sperti pengajian. Takut kena penghakiman dari orang-orang. Akhirnya ditanyakn secara online. Tapi pertanyaan tersebut sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dan jawabannya selalu memuaskan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha, hai pemuda tesesat, yang tidak tersesat tidak hai. xD

      Asik ya kalau nyimak Habib ngomong, nggak menghakimi tapi justru merangkul para pemuda tersesat. Betul yang mas Vay bilang, aku sendiri kalau mau nanya pertanyaan tersesat di majelis pengajian di masjid yang penceramahnya kyai sepuh gitu ya sungkan, wkwkwkwk.

      Beneeer, pertanyaannya itu practical, terus pada kreatif...kayak kepikiran aja pertanyaan macam itu, hahaha.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top