June 4, 2025

Jogja (memang) Istimewa


This is my first time naik kereta ekonomi ke Jogja. Biasanya naik eksekutif karena udah takut duluan dengan pikiran "Nanti pegel ah naik ekonomi delapan jam." Nyatanya sekarang jarak ML-YK hanya kurang lebih enam jam naik KA Kertanegara

Kursi ekonomi KA Kertanegara seperti kursi empuk bus dua-dua. Senderannya bisa diatur, bukan senderan tegak yang nggak bisa diapa-apain. Jarak kakinya memang lebih sempit daripada kelas eksekutif dan nggak disediakan meja lipat. But overall ternyata nyaman juga.

Naik ekonomi Kertanegara ternyata ada triknya. Kalau berangkat dari ML sebaiknya pilih kursi dengan nomor besar supaya duduknya searah dengan laju kereta. Kalau pilih kursi nomor kecil risikonya menghadap belakang alias seperti jalan mundur. Agak pusing di awal tapi lama-lama biasa aja. Kalau pulang dari YK milihnya kursi nomor kecil👌

Tangan kecil🤏

Jumat sore hingga petang, hujan rintik-rintik yang cukup rapat mengguyur daerah sekitar Stasiun Yogyakarta. But it didn't stop us to come to Hamzah Batik to watch Raminten Cabaret Show. Sumpah ya, udah beberapa kali Ke Jogja tapi baru tau kalau ada cabaret show di sana😭 Nggak usah jauh-jauh ke Thailand😭

Raminten Cabaret Show diselenggarakan di lantai tiga gedung Hamzah Batik. Tiket masuk on the spot harganya seratus ribu rupiah. Kalau mau reservasi harganya seratus delapan puluh ribu rupiah. Sudah dapat makan dan minum.

Kami membeli tiket on the spot. Duduknya nggak bisa milih alias duduknya ya di tempat-tempat yang tersisa aja. Waktu itu kebagian di depan banget, di bawah, dan harus dongak untuk melihat show-nya. Ada sih layar kecil yang disediakan supaya bisa nonton tampilan keseluruhan panggung, tapi layarnya nggak HD. Jadi mending dongak aja udah paling bener.

Waktu itu kami terlambat dua belas menit, sepertinya tertinggal tari tradisional. Show lipsync masih terkejar semua alhamdulillah. Durasi Raminten Cabaret Show kurang lebih satu jam non-stop. Seru dan terhibur banget nontonnya.

It's an art. Dari mulai tata cahaya, kostum, makeup, sampai penataan lagu-lagu back sound performer-nya bagus semua. Selain menikmati pertunjukannya, saya juga mengamati look performer-nya. Bersih dan mulus semua dari wajah, ketiak, sampai kaki. Kayak...oke aku harus menjaga tubuh supaya indah juga😂 #gotinspired

Mungkin bagi sebagian orang, tempat kami saat itu adalah tempat yang nggak ideal untuk nonton karena berada paling depan di bawah panggung. Persis seperti kursi bioskop paling bawah di dekat layar. Namun, bisa saya katakan bahwa semua kursi di Raminten Cabaret Show itu worth it. Saya sangat menikmati pertunjukannya. 

Favorit saya waktu itu adalah show Kak Aciptasasmi yang membawakan lagu Taylor Swift. As a Swiftie, I sang along quietly with them. Dan penampilan tersebut adalah satu-satunya yang saya rekam sebagai kenang-kenangan (ngerekamnya tetep dengan cara mata lihat ke panggung, hahahaha.). Perform lainnya beneran saya nikmati dengan mata kepala sendiri biar nggak riweh sama handphone. Pulang-pulang hati senang🥳

Keluar dari gedung Hamzah Batik, kami makan lumpia Sami Jaya sambil duduk-duduk di depan gedungnya. Hujan sudah reda👌 Ketika berjalan kembali ke penginapan, kami mampir ke salah satu kafe yang menyediakan gelato. Beli satu yang model cone dua rasa.

Lumpianya sangat endulita😋👌 Isiannya penuh dari ujung ke ujung, kulitnya nggak alot dan nggak terlalu kering kerontang👍

Ruby-chaaaaaaan! Haaaaaaai! Nani ga suki? Choko minto yori mo a-na-ta🍫🌱🍦 

Hari Sabtu keesokan harinya, saya jalan-jalan ke Tempo Gelato Prawirotaman dan mall Ambarukmo. Pulang jam setengah sepuluh malam sambil menunggu hujan reda. Kalau habis hujan tuh kadang ada aja ya abang ojol yang nggak menanggapi chat kita sampai akhirnya kita sendiri yang cancel. Akhirnya pesen lagi dan harganya naik sedikit. Yaudahsih let it go aja daripada drama.

Minggu pagi, saya sarapan santai sambil menikmati tiap suapan😆 Check out menjelang pukul setengah sebelas dan berjalan ke Stasiun Yogyakarta. Pulangnya milih naik eksekutif karena naik ekonomi masih coba-coba. Kayaknya besok-besok saya akan mencoba naik ekonomi PP sih, hehehe.

KA Malioboro Ekspres hari itu mengalami keterlambatan. Jadi harus nunggu lebih lama di stasiun. Lumayan sambil mengamati beragam manusia yang lalu lalang. Ada satu pasangan senior dari negara yang sepertinya berbahasa Spanyol (atau Portugis?) yang wanitanya duduk di sebelah saya. Ibu-ibu ini cukup nyentrik dengan warna rambut merah wine dan potongan pixy cut. Mau deh kalau udah seumuran beliau tetep bisa traveling😁

Setelah ibu-ibu tersebut pergi, giliran ada satu bapak-bapak yang duduk di kursi sebelah saya itu. Bapak-bapak penumpang prioritas ini bertanya ke saya di mana jalur kereta Malabar. Lalu kami ngobrol-ngobrol.

Dari obrolan tersebut, bapaknya bilang masih kuat jalan kaki hingga dua jam. Beliau sudah empat puluh empat tahun nggak ke dokter. Katanya jalan kaki bagus untuk persendiannya. Saran dari Bapak kelahiran tahun 1958 tersebut adalah rajin-rajin jalan kaki setengah jam di pagi hari. Oke, Pak! Kami berpisah karena KA Malabar beliau sudah tiba.

Setiap melihat para senior kehidupan yang masih sehat dan kuat, saya jadi ingin sehat dan kuat juga seiring bertambahnya usia. I like asking them about their experience in life. 

Salah satunya Bu Bos sendiri. Beliau bilang kalau sedang jalan-jalan di kota yang sudah beberapa kali dikunjungi, tetaplah mencari hal-hal baru untuk dicoba. Pede aja. Cuek aja. Nggak usah peduli kata orang. Nggak usah mikirin umur (THIS IS THE BEST ADVICE LOL). Beliau masih terlihat muda dan lincah walau sudah setengah abad lebih sedikit. Suka banget jalan-jalan dan mengabadikan perjalanan solonya. 

It was an honor for me having a chat with her. Beliau nggak pelit nasihat, nggak pelit tips and tricks, dan nggak sombong walau old money. Every time we meet, there are always new topics to talk about. She never runs out of things to say, and I like that because I'm not someone who can easily keep a conversation going.

Oh iya, dari perjalan ke Jogja ini saya beli beberapa varian bakpia, yaitu Bakpia Pathok 145 rasa kacang hijau, Bakpia Kukus Tugu Jojga rasa original kacang hijau dan rasa matcha. Sebelum beli bakpia pathok, saya bingung mau beli yang nomor berapa. Akhirnya cari di Google dulu dan menemukan saran bahwa nomor 145 termasuk yang enak. Dan ya, enak beneran😋

Baru sadar ada ilustrasi bapak-bapak pake blangkon naik kacang ijo😭 Cubanget gambarnya.

Beli Bakpia Kukus Tugu Jogja karena keponakan paling kecil pesan untuk dibeliin bakpia rasa matcha. Setelah browsing di aplikasi belanja online, ternyata kotaknya bergambar Doraemon. Sebenarnya dari sejak turun dari kereta waktu berangkat, saya sudah memantau kardus-kardus Bakpia Kukus Tugu Jogja tapi nggak menemukan yang kardusnya bergambar Doraemon. Akhirnya di hari Sabtu sebelum ke Tempo Gelato Prawirotaman, saya masuk ke toko khusus Bakpia Tugu Jogja dan menemukan varian rasa matcha dengan kemasan kardus bergambar Doraemon tersebut.

Setelah beli bakpia di toko Bakpia Kukus Tugu Jogja, saya berjalan ke arah Titik Nol Yogyakarta. Karena apa? Karena nggak tau lagi harus ke mana dan beli apa lagi😂 Akhirnya video call uri omma dan minta saran. Lalu saya kembali ke arah Malioboro dengan berjalan di ruas jalan yang berseberangan dengan ruas yang digunakan ketika berangkat.

Ternyata memang ruas jalan di sebelah kanan (jika berjalan ke arah Titik Nol) lebih ramai karena tata bangunannya nggak tersela dengan bangunan-bangunan gedung pemerintahan. Now, I know. Padahal udah beberapa kali ke Jogja tapi baru ngeh hari itu😅 Indeed, Jogja memang istimewa.


*

No comments :

Post a Comment

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top