August 17, 2022

#JanexLiaRC: The Psychology of Money


Akhirnya warna yang saya nanti-nantikan sekaligus paling saya khawatirkan datang juga: PUTIH! 😆 Tantangan membaca buku dengan sampul berwarna putih saya nanti-nantikan karena seperti halnya buku bersampul biru, tumpukannya sama-sama tinggi. Lalu kenapa pakai khawatir segala? Karena datangnya setelah warna biru. 😂

Gagal santai. 😂 *ditabok*

Buku bersampul biru kemarin ada dua yang belum sempat terbaca karena saking tebelnya salah satu buku yang berhasil saya ikutkan di JanexLiaRC bulan itu. Beruntungnya salah satu buku yang belum sempat terbaca tersebut menurut saya masih masuk untuk tantangan warna putih. Jadi, gagal di bulan kemarin semoga bisa dihabiskan di bulan ini. Semoga buku-buku berwarna putih lainnya juga bisa selesai tepat waktu, nggak ada yang nggak terselesaikan. 😇

Anyway, saya nggak akan bahas buku yang belum selesai tersebut sih hari ini, hehehe. Saya mau bahas buku lain yang berjudul 'The Psychology of Money' karya mantan seorang kolumnis The Wall Street Journal, Morgan Housel. Di sampul bukunya tertulis bahwa buku ini adalah international best seller dan telah diterjemahkan ke dalam dua puluh enam bahasa.

Buku 'The Psychology of Money' edisi bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Zia Anshor dan diterbitkan oleh Penerbit BACA. Dilihat dari jumlah cetakannya, buku ini lumayan fantastis dengan cetakan pertama Mei 2021 dan buku yang saya punya ini sudah merupakan cetakan yang keenam belas Desember 2021. Buku ini tebalnya ada xxii + 238 halaman.


BUKUNYA TENTANG APA?
Buku 'The Psychology of Money' adalah buku yang berisi pembahasan yang lebih mendalam tentang laporan Morgan Housel yang ia tulis di tahun 2018. Laporan tersebut menunjukkan dua puluh cacat, bias, dan sumber perilaku buruk terpenting yang pernah ia lihat memengaruhi manusia ketika menangani uang. Menurut Morgan Housel, kesuksesan seseorang dalam mengelola uang tidak selalu tentang apa yang ia ketahui tapi tentang bagaimana seseorang tersebut berperilaku. Perilaku sulit untuk diajarkan, bahkan kepada orang yang sangat pintar sekalipun.

Buku ini tidak berisi rumus-rumus berbasis matematika untuk mengelola uang. Tulisan Morgan Housel lebih kepada cerita pendek yang mengeksplorasi cara-cara aneh orang berpikir tentang uang. Di dunia nyata, orang tidak membuat keputusan finansial di spreadsheet tapi di meja makan atau ruang rapat di mana sejarah pribadi, pandangan uniknya tentang dunia, ego, kebanggaan, pemasaran, dan berbagai insentif bercampur.


KESAN
Sebagai orang yang cukup sering mengonsumsi konten-konten keuangan di YouTube maupun newsletter di email, saya tidak terlalu terkejut atau takjub dengan beberapa saran dari Morgan Housel karena sudah pernah dengar dan baca. Beberapa di antaranya juga sudah saya lakukan, contohnya dalam hal menanggapi momen mengerikan dalam berinvestasi. Hal ini bukan karena saya sudah ahli berperilaku, tapi karena pernah bodoh dan panik melakukan penjualan ketika pasar sedang turun karena terhantam pandemi. 😂

Meskipun begitu, buku ini tetap saya sukai karena sudah pasti mengandung pengetahuan-pengetahuan baru yang belum saya ketahui, serta bisa menjadi pengingat tentang ilmu-ilmu mengatur keuangan yang sudah saya dapatkan sebelumnya. Kalau nonton video di YouTube saya bisanya hanya mengangguk-angguk saja tanpa mencatat. Bisa ingat karena sering nonton dan diulang-ulang oleh para content creator keuangannya. Kalau baca newsletter, juga tetap angguk-angguk tanpa mencatat karena ukurannya yang bite size sehingga mudah dicerna sambil mengerjakan pekerjaan lain. Dengan adanya buku 'The Psychology of Money' di tangan, jika ingin baca-baca lagi isinya maka bisa dilakukan dengan sat set tanpa harus mencari di email atau histori YouTube dengan kata kunci yang juga sudah lupa. 😂😭 Beberapa kalimat penting pun sudah saya tandai.

Buku 'The Psychology of Money' terdiri dari dua puluh bab dan satu bab tambahan. Bab tambahan ini menceritakan sejarah singkat konsumen Amerika Serikat berpikir sebagaimana mereka berpikir. Ketika membaca buku ini, di beberapa bab saya harus berkonsentrasi penuh dan bahkan harus membaca sebuah paragraf lebih dari satu kali untuk bisa mengerti maksudnya. Dua bab terakhir menurut saya paling menarik karena satu bab berisi saran yang Morgan Housel berikan untuk pembacanya (pembaca diberi pilihan untuk mengikutinya atau tidak) dan satu bab lagi bercerita tentang perilaku dan keputusan apa yang diambil Morgan Housel dalam mengelola keuangannya.


KUTIPAN FAVORIT
Dari sekian banyak kutipan yang saya favoritkan, satu yang paling favorit, yaitu:

"Bertujuan mendapat tingkat tabungan sedang-sedang saja, waktu luang sedang-sedang saja, perjalanan pulang pergi sedang-sedang saja, dan waktu untuk keluarga sedang-sedang saja di tiap titik dalam kehidupan kerja Anda akan meningkatkan peluang bertahan di suatu rencana dan menghindari penyesalan dibanding kalau ada salah satu hal di atas jatuh ke sisi ekstrem spektrum." (hlm. 142)


*

8 comments :

  1. Mba Endah WOW, WOW, WOW 🤩
    tapi sudah lumayan nggak kaget sih kalau Mba Endah bisa ngelibas ini.. wkwk 😁
    Aku tahu buku ini dari Mba Eno, dan kata beliau bukunya memang bagus karena banyak ilmunya.. Pengen deh beli terus baca. tapi Ntar dehh..

    btw, Mba Endah buku ini tentang investasi isinya apa mba...? karena tadi aku baca, Buku ini ada menyinggung soal 'menanggapi momen mengerikan soal investasi'. Apa isinya kaya ada pesan-pesan apa yang harus dilakukan ketika menerima kepahitan dalam investasi gitu???

    Aku sebagai orang yang pernah kena tipu Investasi Bodong di Koperasi sebut saja Primkokas sudah banyak garam yang aku terima. Bahkan dari sisi mental juga karena nilainya besar walaupun sekarang sudah mulai bangkit lagi. karena setelah dipikir menghabiskan energi.. *Lahh malah curcol...* 😁 mencoba ikhlas meskipun yaahhh 🥹

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ooohhh Kak Eno baca buku ini juga. Bagus mas Bay isinya aku suka karena nggak bertele-tele nyampeinnya.

      Isinya itu tentang mengelola keuangan tapi dari segi ilmu perilaku. Ada pesan-pesannya juga di bab 19, lebih ke saran sih, boleh diikutin dan boleh enggak karena apa pun keputusan tentang keuangan yang diambil oleh seseorang itu tidak ada yang gila. Cerita-cerita tentang Warren Buffet juga banyak di sini, kalau nggak salah inget beliau sudah mengghadapi belasan kali resesi dalam hidupnya tapi tetap sukses berinvestasi.

      I'm so sorry to hear your bad experience mas Bay, semoga habis ini nggak kena-kena lagi masalah investasi bodong...karena sudah punya pengalaman. Experience is the best teacher kalau kata buku SIDU.

      Delete
  2. aku baru mau baca buku ini. Kemarin baru tiba. Hadiah GA dari mbak eno. Makasih banget mbak eno :D

    sudah lama tahu buku ini, bahkan sampai ngincer untuk punya buku ini. saudaraku ada yang punya. Tapi ga ditinggal di semarang. akhirnya punya juga, walaupun melalui jalur GA..wkwkwk

    Jadi ingat dulu pasar saham ambrol ketika awal2 pandemi. Banyak yang tarik rugi, tapi banyak yang memanfaatkannya untuk menambah lot saham. Bisa dibilang aku merasa rugi ga borong banyak lot pas pandemi kemarin. Sekarang emiten yang merugi sudah pada kembali ke harga semula sebelum pandemi. Seandainya bisa borong, saat ini pasti bisa cuan banyak..wkwkwk

    Kutipannya berasa ngajak untuk menjalani hidup dengan biasa-biasa saja. Kalau ada masalah yaa biasa-biasa aja, kalau dapat bahagia yaa biasa-biasa saja. kemudian ada yang bilang kalau gada yang salah dengan hidup yang biasa-biasa saja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wiiihhh alhamdulillah bisa dapat bukunya akhirnya, jalur giveaway lagi. Congratulations, mas Vay. :D

      Samaaa aku juga dulu kenapa ga borong pas harga lagi murah-murahnya, wkwkwkwk. Yaudah sih ya kalau kata Morgan Housel mah tidak ada yang gila dalam memilih cara mengatur keuangan. xD Iiih aku dulu termasuk yang jual rugi. :))) Padahal kalau dibiarin aja merah gitu kan kerugiannya nggak akan terealisasi yak, hahahaha. Lesson learned.

      Betul, yang sedang-sedang saja tapi pas butuh sesuatu semuanya pas ada. xD

      Delete
  3. Agak oot dikit, Aku jadi kepikiran mau numpukin buku2 yg belum dibaca based on warna 😂. Supaya ga bingung milihnya tiap challange hahahha. Kalo yg skr hrs ngubek2 jadi nya

    Buku ini aku tau, tapi blm baca. Jujur aja aku jrg baca buku ttg financial mba. Mungkin Krn ngerasa aku LBH suka pengalaman langsung drpd baca teori 😂😂

    13 tahun di bank asing, udh cukup KSH pelajaran dan menempa mental saat berinvestasi. Aku JD ga gampang panik di saat market turun. Malah JD kesempatan buat serok banyak. Pernah rugi? Pastiiii. Tapi jadi pembelajaran gimana aku hrs bersikap ke depannya dan jadi tau juga pattern investasi di saham seperti apa, di P2P seperti apa dll.

    Buku2 keuangan begini, aku cuma dari review2 seperti yg Mbah Endah tulis ini 😁. Udh kebayang lah poin2nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha gaskan mba Fanny. xD Kayaknya buanyak nih buku-buku yang mau dibaca mba Fanny buat JanexLiaRC selanjutnya.

      Bisa jadi begitu, apalagi mba Fanny pernah kerja di perbankan. Iyaaa, pokoknya sikap ga mudah panik itu penting banget dalam berinvestasi (testimoni dari yang pernah panik dan rugi, wkwkwk). Nah untuk serok banyak pas market lagi turun itu juga perlu keberanian sih, dan modal pastinya ya hahaha paling penting malah.

      Hihihi mba Fanny udah jago ini ilmu finansialnya.

      Delete
  4. Waah aku punya ebooknya tapi english version dan belum dibacaa.

    Pas baca part 'sedang-sedang saja' kok berasa keingat lagu dangdut jadul astagaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHAHAHA kita sama-sama anak dangdut nih kayaknya, soalnya aku juga tau lagu itu mba Vina. xD

      Cus baca, isinya bagus tentang persepsi uang.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top