July 23, 2018

[Review Buku + Pengalaman] 69 Cara Traveling Gratis!


Identitas Buku:
Judul Buku: 69 Cara Traveling Gratis!
Penulis: Trinity dan Yasmin
Penerbit: B First (PT Bentang Pustaka)
Cetakan: Pertama, Mei 2018
Jumlah Halaman: x + 146 hlm.
Harga: Rp 79.000 (P. Jawa)

Blurb:
Siapa yang suka traveling? Banyak! Siapa yang mau traveling GRATIS? Mau! Emang bisa?

Bisa! Kamu baca, nih, caranya di buku ini!

Trinity (penulis buku travel terlaris "The Naked Traveler") dan sahabatnya Yasmin, yang udah sering traveling keliling dunia tanpa pusing kantong bakal bolong, membagi 69 cara untuk traveling gratis. Dari profesi apa aja yang bisa kamu jalani, hingga siapa yang wajib kamu dekati!

Jangan khawatir, buku ini nggak akan menjerumuskanmu untuk ikut hal yang aneh-aneh. Satu yang pasti, buku ini akan menjerumuskanmu untuk semakin cinta traveling, sesering mungkin secara gratis!

Berangkaaat!


Review:
Dibandingkan dengan buku-bukunya yang lain, buku Trinity yang ini adalah yang paling tipis. Penjelasan di dalam isi buku diberikan secara umum namun jelas, singkat, padat, dan menyerahkan eksekusinya kepada yang baca. Bukunya full colors dan full illustrations (sayangnya beberapa halaman nomornya nggak tertulis, jadi kalau mau cari cara/profesi yang dituju langsung aja lihat nomor yang menyertai cara/profesi tersebut). Jenis dan ukuran huruf yang digunakan nggak seperti buku-buku yang biasanya, tapi cenderung gaya dan besar-besar. Nggak usah khawatir buat yang nggak terbiasa baca buku.

Buku ini lebih ditujukan untuk generasi milenial. Generasi ini kan mulai memasuki dunia kerja ya, ada juga yang masih kuliah atau yang sudah bekerja sekian tahun. Untuk yang belum dan masih mencari pekerjaan, profesi-profesi yang disarankan di buku ini bisa dicoba. Untuk yang sudah lama bekerja bisa pindah kerja jika memungkinkan, atau mencari celah-celah yang ada supaya bisa traveling gratis.

Errr...nggak semua gratis 100% sih, seperti yang ditulis di bab 'Kenapa 69?' di buku ini, ada kutipan "there is no such thing as a free lunch" #spoiler. Ya paling nggak bisa menekan biaya jalan-jalan biar nggak terlalu membengkak.


Experience:
Beberapa cara yang disebutkan dalam buku ini, kalau diingat-ingat lagi pernah saya praktekkan (sebelum buku ini terbit). Dan memang beneran yang gratisan itu belum tentu gratis beneran. Harus ngeluarin usaha, entah itu tenaga atau sebagian uang pribadi. Tapi sudah pasti menekan biaya. Cara apa saja itu?

1. Darmawisata
Darmawisata yang pernah saya ikuti diadakan oleh pihak sekolah dan ekskul yang pernah saya ikuti.

Waktu masih SD pernah darmawisata ke pemandian Senaputra di kota Malang hahaha. Maklum ya SD-nya di kampung jadi waktu ke kota dulu itu rasanya sudah jauh sekali. Termasuk penyegaran juga karena biasanya liburannya ke pemandian Sengkaling melulu. Oohhh iyaaa pernah juga ke pemandian Kendedes hahaha, lebih deket ke Kendedes malah daripada ke Senaputra.


Kemudian dari Senaputra lanjut ke Museum Brawijaya Malang. Momen yang paling saya ingat dari kunjungan ke museum ini adalah melihat meriam (yang digunakan saat perang melawan Belanda) dan gerbong kereta yang dulu diisi melebihi kapasitasnya sehingga banyak orang Indonesia yang meninggal karena kehabisan nafas.

Masih waktu SD, pernah ikut ekskul Pramuka. Selama ikut Pramuka pernah kemah dan lomba di luar sekolah. Kemahnya dulu di SMP tempat kakak laki-laki saya sekolah. Seru banget banyak anak-anak dari sekolah lain yang ikut. Ada penjelajahannya juga, terus mandinya di sumber air yang ada pipa besarnya. Untuk ukuran anak SD kayak saya dulu itu sudah luar biasa.

Lanjut waktu SMP, saya masih ikut ekskul Pramuka di kelas tujuh. Jalan-jalan penjelajahannya ke Candi Sumberawan.


Naik kelas delapan saya pindah ikut ekskul jurnalistik. Acara diklatnya berkunjung ke kota Batu. Tempat yang dikunjungi adalah Jatim Park 1 dan kantor siaran televisi lokal Batu. Jatim Park 1 waktu itu masih baru banget. Yang saya ingat adalah melihat-lihat miniatur candi dan perang-perang jaman dulu. Sedangkan waktu di kantor siaran televisi, kami menyaksikan bagaimana sebuah siaran berita disiarkan secara langsung. Kami boleh masuk ke ruang syuting tapi nggak boleh bersuara sama sekali. Terus juga diperbolehkan melihat skrip berjalan yang dibaca penyiar beritanya. Tentu melihatnya setelah proses syuting selesai.



2. Kunjungan ke Rumah Saudara
Cara ini saya lakukan waktu lebaran. Entah tahun berapa pernah ke kebun teh Wonosari gratis karena punya saudara orang Wonosari asli.


Pernah juga ke Banyuwangi dan main-main di pantai yang bukan pantai khusus wisata tapi pantainya nelayan. Banyak perahu-perahu nelayan yang lagi parkir. Nggak ada pasir, adanya langsung laut gitu, baunya nggak enak. Beda jauh lah kondisinya sama pantai yang khusus wisata jajajaja yaiyaaaaa.

Pernah ke Kediri juga tapi nggak jalan-jalan ke tempat wisata pas di sana, malah mampir ke pemandian Dewi Sri di.....mana ya itu? Masuk Malang nggak sih?


3. Liburan Bersama Keluarga
Wah kalau ini sih sering banget dari kecil juga. Mulai dari taman rekreasi Sengkaling, pantai Balekambang, taman safari Prigen, Wisata Bahari Lamongan (WBL), sampai ziarah Wali Limo hehehe.



4. Lomba
Pernah ikut lomba Pramuka waktu SD di sebuah SMP swasta. Penjelajahannya disertai mengerjakan soal. Nggak nyangka banget regu kami bisa juara tiga! Alhamdulillah. 😂 Kalau misalnya saya sekarang ingat jalur penjelajahannya dulu, barangkali akan terkesan "hoalaaah cuma muter gini aja di sini situ to". Tapi, sekali lagi, untuk ukuran saya yang masih SD, pengalaman jalan-jalan tersebut jadi nggak biasa.

Lomba-lomba lain seperti lomba menggambar waktu TK, lomba IPA dan cerdas cermat waktu SD, lomba mapel Biologi waktu SMP sampai SMA, semuanya nggak sempet jalan-jalan di luar acara. Karena seingat saya waktu itu pulang-perginya langsung njujug tempat lomba. Yang lomba Biologi SMP dan SMA itu malah waktunya habis buat belajar di asrama haji Sukolilo Surabaya (nginepnya di situ waktu itu).



5. Outing Kantor
Selama bekerja, rekreasi dari pihak kantor yang pernah saya ikuti adalah ke Yogyakarta dan pantai Papuma di Jember.


Kalau masih kecil dulu pernah ikut outing kantor bapak ke kebun binatang Surabaya, pantai Balekambang, makam Ibu Tien Soeharto di Solo, telaga Sarangan, dan pantai Tanjung Kodok (sekarang jadi WBL).



6. Perjalanan Dinas
Saya beruntung pernah diikutkan dalam perjalanan dinas yang jadwalnya nggak terlalu padat. Jadi bisa ke beberapa tempat wisata usai menyelesaikan pekerjaan. Cerita tentang jalan-jalan saya setelah mencari nafkah ini bisa dibaca di tautan berikut:
1. Istana Air Tamansari Yogyakarta
2. Malaysia Part 1-7
3. Di Singapura


7. Studi Banding
Waktu kelas tujuh SMP, satu angkatan pernah study tour ke Kebun Raya Purwodadi. Setiap kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dapat jatah kebun dan pemandu yang berbeda. Saya dulu dapat kebun tanaman apa ya kok lupa, hmmm.....kayaknya tanaman getah deh atau suku melinjo-melinjoan gitu. Yang saya ingat malah kebun kelompok lain: kebun nanas, anggrek, dan pisang hahaha.


Naik ke kelas delapan SMP, sekolah mengadakan study tour ke Yogyakarta naik bus. Saya ingat dulu berkunjung ke Candi Borobudur pagi hari. Diwanti-wanti sama gurunya nggak boleh menerima tawaran yang diberikan sama penjual suvenir di sana. 😆 Inget juga ada seorang teman yang jago bahasa Inggris kemudian berusaha nyegat turis yang lagi jalan buat ngobrol tapi turisnya nggak mau berhenti wkwk. Perjalanan lanjut ke Keraton Yogyakarta dan Malioboro. Habis ikut study tour ini saya jadi hafal banyak sekali lagu Peter Pan hahaha karena sepanjang perjalanan ya lagu-lagu band itu saja yang diputer di bus.

Sedih pas SMA nggak study tour kemana-mana. 😭

Kalau pas kuliah, seringnya praktikum ke Batu, Tumpang, dan Ngantang. Mengamati kebun sayur, apel, jeruk, bunga, dan tanaman kayu-kayuan (lihat yang hijau-hijau bikin mata adem, ngerjain laporannya yang bikin otak panas wqwq). Study tour yang bener-bener berkesan dan dilakukan dalam beberapa hari itu waktu semester lima: keliling separuh Jawa Timur. Mengamati berbagai macam lansekap dan bahan pembentuk tanahnya. Dari acara ini nih akhirnya saya ke Bromo hohoho, ke pantai yang pasirnya hitam, dan ke tambak-tambak udang dan garam di Sidoarjo dan sekitarnya. Seruuu! Waktu itu saya belum punya kamera jadi foto-fotonya minta ke teman-teman yang punya kamera ehehe.


Di Bromo

Pantai berpasir hitam di Watu Pecak


Ada yang sudah baca buku '69 Cara Traveling Gratis!'? Bagi ceritanya dong di kolom komentar. Kasih link blog juga boleh, saya nanti langsung cus ke blognya hehe. Buat yang belum baca dan penasaran apa saja cara-cara traveling ala Trinity dan Yasmin, bisa pinjam atau beli bukunya, terus cerita-cerita di sini sama saya. *maksa*

Oh iya untuk yang ingin membaca review saya tentang buku-buku Trinity terbitan Bentang Pustaka (www.bentangpustaka.com) yang lain, silakan klik tautan-tautan di bawah ini:
1. The Naked Traveler 1-4
2. The Naked Traveler 1 YEAR Round-the-World-Trip Part 1-2
3. The Naked Traveler Anthology: Horror
4. The Naked Traveler 7

See you on my next post!


*

No comments :

Post a Comment

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top